Chapter 77

101K 2.1K 6
                                    

"Halo sayang". Ali menyambut kekasihnya itu dengan pelukan hangat.

"Apa kabar lo". Sapa Prilly dengan ekspresi marah namun tawa.di bibirnya semakin meruncing ingin ia luapkan.

"Lo Prilly?tapi....".

"Prily sekarang udah nggak kaya dulu seperti apa yang Mila omongin ke lo". Sahut Ali.

"Dia emang pernah ngelewatin masa dimana ia jatuh". Lanjut Ali.

Prilly mengangguk membenarkan apa yang di ucapkan Ali.

"Tapi dia yang berusaha sekuat tenaga ngeyakinin aku biar jadi yahh seperti sekarang ini". Sahutku duduk di samping Ali.

"Ali bener-bener perjuangin cintanya". Batin Cemal.

"Oh iya ini tadi aku masakin kue,di jamin rasanya top!". Ujar Prilly mengeluarkan sekotak kue yang masih hangat.

"Boleh di makan?". Celetuk Ali.

"Harus yang banyak".

Ali,Prilly dan Cemal pun terlibat obrolan yang panjang hingga malam tiba.

Mereka bercerita banyak hal,mulai dari kesuksessan Ali,jatuh hingga bangkitnya kehidupan Prilly,terungkapnya keluarga Latuconsina,hingga pengalaman Cemal yang kuliah lulus di luar negeri.

"Honey aku pulang dulu ya". Pamitku ketika waktu sudah menunjukkan pukul 20.00.

"Mau aku anter?".

"Nggak usah kan ada Cemal. Temenin aja dia". Tolakku halus dan pergi meninggalkan rumah Ali menuju rumahnya.

Ali kembali duduk di ruang tamu-nya bersama Cemal.

Senyum terlukis dari bibir Ali ketika menatap foto Ali dan Prilly yang terpampang pada dinding ruangan tersebut.

"Gue pingin ngelamar dia". Gumam Ali yang ternyata di dengar Cemal.

Cemal terkekeh geli menatap Ali.

"Kok lo ketawa sih,perasaan gue diem. Muka gue kaya badut?". Kata Ali tak terima di tertawakan Cemal.

"Lagian mau ngelamar aja kayak mau perang. Tegang amat mukenye pak hahaha".

"Ini lebih menegangkan dari pada nangkep musuh kalii".

"Gue punya ide...". Kata Cemal dan berbisik kepada Ali .

"Keren". Sahut Ali mantap.

*****

Di tempat lain,Prilly akhirnya bisa menikmati hidupnya.

Ia bisa sedikit bersantai bersama adik dan Nenek Sri di rumahnya.

"Kak,yang kemaren kakak ganteng itu pacar Kakak ya". Tanya Raja tiba-tiba saat mereka asyik menonton televisi.

Aku tersenyum mengangguk membenarkan kata Raja.

"Kakak sama kak Ali hebat banget jago bela diri,Raja mau dong..."

"Iya,bela diri itu penting. Nanti kalau udah saatnya kamu pasti kakak ajarin. Cewek aja nggak boleh lemah apalagi cowok?".

*PRANG*

Suara kaca pecah membuyarkan obrolan Raja dan Prilly.
Sontak saja Prilly berlari menuju arah datangnya suara tersebut.

Benar saja,kaca depan rumahnya pecah.
Ia membuka pintu,matanya menyelidik pada setiap sudut halaman rumahnya.
Kosong.

Ia melangkahkan kakinya keluar pintu gerbang rumahnya.

Hanya beberapa orang yang berjalan lewat di jalan raya.

"Siapa sih kurang kerjaan banget". Gumamku masih berdiri di depan pintu.

"Baru juga nyantai udah mau ada yang ngajak ribut lagi". Lanjutku kesal.

Aku dan Kamu.Kita.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang