Prilly akhirnya terfokus pada rumah yang berisi anak-anak kecil sandraan Vhii.
"Duhh di kunci lagi". Ucapku berusaha membuka pintu.
"Kamu turun bentar ya". Lanjutku menurunkan gadis kecil ini.
*BRUAK*
"Pas,kaki gue emang ampuh". Ucapku mendobrak pintu dengan sekali tendangan.
Tanpa pikir panjang Prilly memasuki rumah itu,sama seperti ruangan sebelumnya. Gelap.
Tapi kali ini desahan nafas puluhan orang terdengar di telinga Prilly.
"Kamu yakin ini tempat anak yang lain berkumpul?". Tanyaku memastikan.
"Iya kak,nama Aku Sisi. Mereka ada disana". Akhirnya gadis kecil ini mengeluarkan suaranya.
"Oke,Sisi. Sekarang antar kakak ke teman kamu yang lain. Biar kita bisa cepat keluar dari sini. Kamu mau kan?".
"Mau,ayo kak". Sahutnya menuntunku menuju sudut ruangan.
"Ada yang mau nolongin kita ni". Kata Sisi.
Tiba-tiba bermunculan beberapa anak sebayanya menghampiri Prilly dan Sisi.
"Kalian nggak apa-apa?". Tanyaku berjongkok di hadapan mereka.
Tidak ada yang menjawab,mereka hanya menggelengkan kepala.
"Kalian tenang ya,kakak akan bawa kalian pergi dari sini". Lanjutku,mataku tidak memandang mereka.
Mataku mencari-cari seorang anak laki-laki berkacamata. Raja.
"Oh iya kakak mau nanya,di antara kalian ada yang pakai kacamata?".
"Ada kak,namanya Kak Raja". Jawaban Sisi membuat hati Prilly bergetar.
Kini ia sudah dekat dengan adiknya.
Tapi...dimana dia.
Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki mendekat.
Prilly mulai memasang kuda-kuda.Dia...
****
Di tempat yang berbeda,Ali sedikit di sibukkan oleh orang-orang yang menghadang perjalanannya.
"Mau apa kalian? Badan gede tapi mau-maunya di peralat seorang perempuan". Ejek Ali.
Tanpa sepatah kata pun,dua orang di hadapannya mulai menyerang.
Pukulan dua orang tersebut menjuru pada wajah Ali,tapi dengan cepat Ali menangkis dengan kedua tangannya dan meluncurkan pukulan balik hingga lawannya terjatuh.
Belum puas,Ali mendaratkan tendangan memutar yang tepat mengenai wajah dua orang tersebut.
"Gitu doang haha,nggak malu sama kucing. Pengecut." Umpat Ali meninggalkan dua orang yang terkapar akibat serangan Ali.
Ia mulai memasuki rumah utama dari rumah yang lainnya.
Ali mengintai setiap sudut ruangan,ia melihat ada seorang penjaga yang berdiri di dekat tangga lantai dua.
Ali mengambil kinai dari saku celananya,satu matanya tertutup. Ia mulai membidik.
Dan," tepat sasaran". Batin Ali menyunggingkan sebuah senyuman di sudut bibirnya.
Laki-laki itu tumbang tanpa suara.
Perlahan Ali membuka pintu rumah mewah itu.
Tubuhnya di rapatkan pada dinding-dinding rumah agar penyelinapannya berhasil.
"Ngapain lo di sini". Ali tersentak,tiba-tiba muncul lima orang laki-laki di hadapannya.