Chapter 132

82.2K 1.8K 45
                                    

"Bapak tenang ya Pak,Ibu masih belum siap melahirkan sekarang. Kita tunggu beberapa jam lagi". Jelas Dr.Frida yang hendak memasuki ruangan bersalin.

"Awww...arghh sakit!". Teriak Prilly yang sampai terdengar ke telinga Ali.

"Belum siap gimana Dok,dia udah jerit-jerit dari tadi masa belum keluar juga". Dr.Frida tersenyum,"ada prosesnya Pak. Itu sudah biasa kontraksi pada rahimnya".

"Sebentar ya Pak,saya mau periksa Ibu dulu". Ali mengangguk pasrah,ia mulai merasakam dingin pada tubuhnya.

"Ampun deh,gue masih basah. Pantes orang-orang terpanah ngeliat gue". Gerutu Ali,ia bergegas menuju resepsionis dan meminjam telphone disana.
Karena jelas-jelas ia tidak membawa handphone karena terburu-buru tadi.

"Halo Kak,lu dimana?". Tanya Ali saat telphonenya di terima kakaknya.

"Dirumah,ada apa?". "Buruan ke rumah sakit,Prilly mau lahiran. Bawain gue baju juga ya".

"Loh,yang mau lahiran lo apa Prilly? Kok lo yang minta baju?".

"Prilly lah,udah bawain aja. Perlengkapan bayi juga ya di rumah hehe".

"Bawel lu,oke deh".

"Jemput Nenek Sri juga". *tutututtt. Ucap Ali sebelum mengakhiri pembicaraannya.

Telphone tertutup tepat saat Ali mengatakan jemput Nenek Sri.

Setelah itu,Ali kembali menuju ruangan bersalin istrinya.

Ia duduk menunggu di drpan ruangan dengan cemas,kaki-kakinya tak bisa diam. Gigi-giginya beradu debagai tanda ia khawatir.

Sepuluh menit berlalu,tampak Kaia dan Cemal berjalan cepat menuju ruangan bersalin menghampiri Ali.
Kedua tangan Cemal membawa dua tas jinjing besar yang di ikuti Raja dan Nenek Sri di belakang mereka.

"Li,gimana Prilly?". Tanya Kaia dengan wajah paniknya.

"Kata dokter belum waktunya,udeh siniin tasnya". Sahut Ali dan meminta tas yang ada pada tangan Cemal.

"Ya ampun Nak,kamu mau kemana? Tasnya besar banget". Ucap Nenek Sri melihat kedua tas jinjing yang di bawa Cemal begitu besar.

"Hehehehe..buat ganti baju Ali nek". Jawab Ali menebarkan senyuman dengan gigi-giginya yang rapi.

"Maaf mengganggu,Ibu Prilly akan segera melahirkan. Ia meminta suaminya mene..."

"Baik suster,baik saya akan masuk". Ucap Ali memotong ucapan suster tersebut.

Dengan cepat Ali melepas kaosnya yang basah dan menggantinya dengan yang kering di depan orang-orang.

"Ali,nggak sopan banget sih!". Bentak Kaia dengan nada rendah sembari melototi adiknya tersebut. Namun ia hanya membalas dengan senyum mengejeknya.

"Aawww..aduh sakit dok. Ali mana dok?". Teriak Prilly yang merintih kesakitan memanggil-manggil suaminya.

"Tuh denger kan Kak Prilly udah manggil,ini mepet dimanapun jadi. Oke bye gua masuk". Jawab Ali dengan terburu-buru ia masuk ke dalam ruangan.

Prilly sudah siap melahirkan saat Ali masuk,tubuhnya di selimuti kain khusus untuk melahirkan.

"Sayang,sayang ayo semangat ya. Kamu pasti bisa". Ucap Ali menyemangati istrinya yang sedang berjuang hidup dan mati.

"Baik ibu tarik nafas yang panjang,buang secara berkala ya ibu".

Dr.Frida kali ini di percaya untuk membantu kelahiran anak Ali dan Prilly.
Ali menggenggam erat tangan Prilly dan mengelus lembut keningnya agar Prilly tau disana ia tidak sendiri.

Ali menjadi penyemangat tersendiri bagi Prilly,ia merasakan sakit yang luar biasa tapi ia bahagia. Seorang yang di cintainya ada di sampingnya di saat seperti ini.

"Ayo sayang,dengerin kata dokter ya. Kamu pasti bisa,tarik nafas pelan-pelan...buang...". Tuntun Ali mengikuti petunjuk dari Dr.Frida.

"Awww sakit huhuhuhuhh...huuuhhfffhhuuuuu....". Teriakan dan tarikan nafas panjang Prilly keluat bersamaan.

Peluh membasahi sekujur tubuhnya,ia hampir menyerah. Sakit yang luar biasa menyerang sekujur tubuhnya.

"Sayang kamu bisa sayang...". Bisik Ali tepat di telinga Prilly,air matanya sudah menggenangi pelupuk matanya.

Ali tahu,Prilly berjuang keras untuk buah hati mereka. Ali tahu,istrinya merasakan sakit yang luar biasa. Ia tidak sanggup melihat Prilly merintih,menangis,dan menjerit kesakitan.
Tapi memang ini caranya,tidak ada yang bisa ia lakukan lagi .

"Baik bu..terus.." *owekowekowek*

Tangisan seorang malaikat kecil menggema hingga ke luar ruangan.

Prilly tersenyum lega,Ali tak kuasa lagi menahan air matanya.
Ia menunduk tepat di samping Prilly,lalu ia menatap wajah istrinya lekat-lekat.

"Alhamdulillah,ada pangeran kecil yang datang ke dunia baru". Ucap Dr.Frida tersenyum lega.

"Cowok". Gumam Ali tersenyum lebar.

Baru bisa next,bgaimana?

Aku dan Kamu.Kita.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang