chapter 95

95.3K 2K 9
                                    

"Duh,telat setengah jam lagi". Umpat Ali masih menyetir dalam mobilnya.

Kemacetan kota Jakarta sedikit memperlambat laju mobil Ali.
Hingga waktu menunjukkan pukul 09.00 ia baru bisa mencapai kantor dengan susah payah.

"Maaf saya telat". Ucap Ali dengan nafas tersengal-sengal membuka pintu ruang meeting.

Sontak saja semua mata tertuju pada dirinya.

"Silahkan Pak Ali". Kata salah seorang peserta meeting mempersilahkan Ali duduk.

Meeting pun kembali di lanjutkan,tidak ada yang marah. Karena memang Ali mempunyai jabatan yang tinggi di sana.

Dan tujuan meeting ini memang di tujukan pada Ali.

"Jadi saya harus ke luar kota untuk menyelesaikan tugas ini" . Kata Ali di tengah-tengah meeting.

"Sepertinya memang harus seperti itu pak,kejadiannya cukup menyulitkan polisi yang bertugas sehingga Pak Ali yang di tunjuk turun tangan untuk membereskan kasus ini".

Ali terdiam,ia berfikir.
Jika ia pergi,bagaimana dengan Prilly.

Tapi ini memang pekerjaannya.

"Baik,saya akan pergi. Persiapkan semua perlengkapan yang akan di bawa.
Saya anggap meeting siang ini selesai . Terimakasih". Kata Ali mengakhiri meeting di siang itu.

Sedikit berat ketika ia memutuskan untuk pergi.

Karena ia sekarang bukan hidup seorang diri melainkan ada seorang wanita yang menunggunya di rumah.

"Bapak baik-baik saja?". Tanya salah satu staff kantor Ali.

Ali mengangguk,"kosongkan jadwal saya hari ini. Saya mau pulang". Kata Ali dengan wajah datar.

Ia beranjak dari ruangannya menuju tempat parkir dan menginjak gas ia melaju dalam keramaian kota.

****

"Sayang,kamu dimana? Aku pulang nih". Ucap Ali setibanya di rumah mencari-cari dimana keberadaan istrinya.

Tidak ada jawaban.

"Prill,kamu dimana?". Panggil Ali sekali lagi,ia menuju dapur tapi tetap tidak ada.

Ali pun mencari Prilly ke kamar,benar saja.
Prilly tertidur di sana,tubuhnya tertutup selimut doraemon.

Ali berjalan perlahan mendekati istrinya,ia duduk di sampingnya.
"Surprice....". Teriak Prilly dengan tiba-tiba yang tentu saja membuat Ali terkejut.

Prilly tersenyum lebar memberikan sesuatu kepada suaminya itu.

"Positif". Kata Ali singkat.

Ia memandang Prilly dengan senyum yang tak kalah lebarnya.

"Positif?". Kata Ali lagi dengan senyum lebar di bibirnya.

"Akhirnyaaa....". Ali memeluk Prilly erat,kebahagiaan sekali lagi menghampiri keluarga kecil Ali Syarief.

"Yeeee..yeye..gue punya dedek bayi". Teriak Ali kegirangan seraya menggendong Prilly.

"Honey,stopp !!. Aku pusing jangan di puter-puter gendongnya". Rengek Prilly manja memegangi kepalaku yang sedikit pusing.

"Aduhh maaf sayang,maaf aku lupa hehe,kesenengan sih". Ucap Ali menurunkan tubuh Prilly perlahan di atas tempat tidur.

Tiba-tiba prilly merasakan mual yang hebat,perutnya serasa di remat-remat.

"Duh!".

Aku dan Kamu.Kita.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang