Hentakan kaki para penjaga negara tersebut terdengar gaduh.
"Sebaiknya,Bapak tunggu di sini dulu. Biar saya yang memberi tahu mereka bahwa Bapak baik-baik saja." Kata Ali dan berlalu menemui semua Polisi dan TNI.
"Perhatian semua". Kata Ali melalui pengeras suara di halaman depan istana.
Semua prajurit pun baik dari kepolisian dan TNI berkumpul di hadapan Ali.
Teriknya matahari tak menyurutkan semangat para pengawal Negara ini.
"Bapak Presiden kita sudah di temukan,beliau dalam keadaan baik tanpa kekurangan apapun. Jadi saya putuskan untuk menghentikan pencarian ini. Dan besok Bapak Presiden sendiri yang akan melakukan konferensi pers tentang pengakuannya yang dalam keadaan baik. Terimakasih atas kerja sama dan tenaganya." Kata Ali menutup kalimat-kalimat tersebut dab kembali ke hapaman belakang untuk menjemput Prilly.
"Terimakasih". Ucap sang Presiden menjabat tangan Ali dan Prilly.
****
Kejadian hilangnya presiden Indonesia membuat tenaga Ali dan Prilly terkuras habis.
Setelah kejadian tersebut,Ali mengantar Prilly kembali ke rumahnya begitu juga ia langsung kembali ke rumahnya.
Tanpa bertele-tele Ali dan Prilly terlelap dalam ruang kamar tidur mereka masing-masing.
Satu hari terlewati,tidak ada komunikasi di antara keduanya.
Mereka tetap lengket pada ranjang tidurnya.
Mungkin perekatnya terlalu kuat haha !.
****
*toktoktoktok*
"Kak,Kakak bangun udah satu hari satu malam kakak molor mulu". Oceh Raja menggedor-gedor pintu kamar Prilly.
Hening.
Masih tidak ada jawaban.
*toktoktok*
"Kak Prillllyyyyyy....!!!!!". Teriak Raja sekali lagi.
"Apa sihhh Raja ih nggak usah teriak-teriak". Omelku masih dalam dekapan bantal dan guling.
"Bangun,kakak tidur mulu udah kaya kebo. Nggak mau makan apa,di panggil Nenek Sri bangun". Ocehan,rengekan,dan teriakan Raja sukses membangunkan Prilly dari tidurnya.
Masih mengenakan piama,mata bengkak,dan rambut acak-acakan dengan malasnya Prilly membuka pintu kamarnya.
"Ha? Apa?". Sahutku mengucek-ngucek mata bersandar pada pinggiran pintu sambil menguap.
"Jorok,Kak Prilly jorok". Umpat Raja menutupi hidungnya.
"Bodo!! Gangguin orang tidur aja".
"Tidur apa'an nggak bangun-bangun. Di panggil nenek Sri sarapan. Eitss....tapi mandi dulu biar makanannya nggak takut mau di makan". Ejek Raja dengan cengiran khasnya meledek sang kakak.
"Bawell ah udah sana!". Sahutku menutup kembali pintu kamar.
"Cepetan...!". Teriak Raja seraya menuruni anak tangga.
Akhirnya dengan malas Prilly meraih handuknya dan mandi.
Tiga puluh menit yang ia butuhkan,badannya sudah kembali segar .Dengan wangi khas Prilly menuruni anak tangga.
Lilitan handuk di kepalanya seperti mahkota masih bertengger disana.
"Ehmm wanginya Putri cantik Nenek yang satu ini". Puji Nenek Sri menyambut Prilly yang menuruni tangga.
"Alahh,udah Nek jangan di puji ntar ke GR-an lagi". Celetuk Raja yang asyik memakan apel di meja makan.
"Syirik aje lo". Sahutku memberi tatapan menerkam pada Raja.
"Sudah..sudah jangan ribut. Ayo makan,kamu dari kemaren nggak makan sama sekali". Ujar Nenek Sri yang selalu bisa menenangkan Prilly dan Raja.
Sarapan pagi pun kami lewati dengan canda tawa,sesekali aku menggoda Raja.
Hidup yang ku impikan.****
Berbeda dengan Prilly, Ali yang memang tinggal sendiri di rumah besarnya ia bebas tidur tanpa ada gangguan satu pun di rumahnya.
Deringan handphone,kucing tetangga,bahkan seekor cicak yang menjatuhi tubuhnya tak ia gubris.
Matanya terpejam sejak kemarin dan belum terbuka hingga ke esokan harinya.
*Krinnnngggggggg*
Bunyi deringan jam berbentuk doraemon pemberian kekasihnya itu terus menerus berbunyi hingga dengan terpaksa ia harus membuka mata.
"Ha?udah malem aja!". Pekik Ali yang melihat waktu menunjukan pukul 20.00.
"Gila bener,gue tidur hampir dua hari. Tanpa makan dan mandi lagi". Gumam Ali seraya mengendus ketiaknya.
"Asem bener dah ah". Celetuk Ali dengan wajah tidak kecutnya.
Ia pun beranjak dari tidurnya dan meraih handuk untuk mandi.
Tak lupa ia memesan makanan agar setelah mandi ia bisa menyantap makanan tersebut.