Chapter 61

106K 2.2K 11
                                    

Ini lah Ali dan Prilly.

Mereka bisa menjadi seorang yang kuat ketika melawan musuh, mereka juga bisa seperti tom and jerry yang selalu jahil,tapi mereka juga sepasang kekasih yang berhasil melewati segala rintangan yang datang.

Sepasang kekasih yang 'aneh' nan romantis.

"Aw..aw jangan pukul-pukul dong". Kata Ali seraya membuka tas yang di bawanya.

Prilly pun segera diam,memperhatikan Ali yang menyalakan laptopnya.

"Nihh..". Kata Ali memperlihatkan gambar seseorang,berkacamata.

Prilly mengangkat satu alisnya memandang Ali dengan tatapan bingung.

"Ini data yang aku temuin hasil lemburku semalem,nama anak ini Raja. Tapi dia tinggalnya jauh dari sini". Jelas Ali .

"Coba kasih tau nenek sri,dia yang lebih tau Raja. Jauh dimana sih honey? Luar negeri? Atau luar angkasa?hehe..".

Ali menggeleng,"di luar kota tapi aku belum memastikan dimana. Aku udah suruh tim aku ngelakuin pencarian di setiap kota yang kemungkinan besar dia ada di sana".

"Coba biar aku yang cari". Kataku mengambil alih laptotnya.

Prilly dengan serius memahami semua sandi yang ada di sana. Ia juga lihai mengoperasikan alat seperti ini.

"Coba deh liat honey,aku menyadap salah satu cctv rambu-rambu lalu lintas di kota itu,masa gambarnya kaya gini". Kataku memperlihatkannya kepada Ali.

Disana terlihat seorang anak laki-laki berkacamata persis seperti foto yang di tunjukkan Ali,tapi...pakainnya sangat tidak layak pakai.

Seperti gelandangan.

Ali memperhatikan dengan seksama cctv tersebut.

Memeperhatikan setiap sudut dan lalu lintas di sana.

Daerah yang tidak begitu asing baginya.

"Kayanya aku tau dimana ini tempat ini". Gumam Ali.

"Dimana?".

"Riau,tapi ini lebih ke pedalamannya". Ujar Ali antusias.

Prilly menatap Ali bingung,lalu ia menerawang jauh ke depan. "Aku mau kesana besok". Kataku.

Tentu saja Ali terkejut,"besok? Kita tunjukin dulu fotonya ke nenek nanti gimana tanggapan dia baru bertindak". Jelas Ali masih memperhatikan laptopnya.

"Nanti aku hubungi Kaia untuk survey bener apa enggak". Lanjutnya.

"Iya juga sih,ada benernya juga kamu". Jawabku lemas menumpu dagu dengan telapak tanganku.

"Semoga ini bener". Lanjutku.

Sekilas aku melihat ada seseorang di balik pohon besar yang berjarak sekitar lima meter dari tempat kami duduk.
Kecurigaanku mulai muncul,tapi aku diam.

Tak ingin gegabah dan tak ingin membuat konsentrasi Ali pecah.

Aku terus memperhatikan pohon besar itu. Sampai-sampai aku tak tahu jika Ali menatapku.

"Kamu liatin apa sih sayang".
Tanya Ali yang tak ku respon.

"Alii nunduk !!". Teriakku spontan ketika aku melihat sebuah anak panah yang tiba-tiba muncul tepat menuju kepala Ali.

Aku dan Kamu.Kita.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang