chapter 114

84.8K 1.6K 15
                                    

Meskipun sebenarnya ia juga masih cemas akan datangnya mimpi itu.

Mimpi mungkin sebagian orang mengatakan bahwa itu adalah bunga tidur,tapi mimpi juga terkadang pertanda baik atau buruk dalam kehidupan kita.

"Prilly...". Ucap Nenek Sri lirih menatap Prilly penuh arti.

Prilly mendongak dan menatap Nenek Sri,berusaha tersenyum.

"Selesai makan,kamu ikut Nenek yuk ke villa sebelah. Kebetulan dia adalah rekan kerja papa kamu dulu".

Prilly menatap Ali seolah ia sedang meminta izin pada suaminya,dan Ali tersenyum menandakan ia mengizinkan istrinya keluar rumah.

"Iya Nek". Jawab Prilly ramah dan mereka mulai makan malam dengan tenang.

Sesekali Ali menyuapi istrinya dan begitu juga sebaliknya.
Mereka selalu melakukan hal kecil bersama,agar hubungan mereka teyap harmonis nan romantis.

Selang beberapa menit,Prilly dan Nenek Sri sudah berada di luar villa.

Malam itu terasa sangat dingin,Nenek Sri memakai jaket dan syal untuk menghangatkan tubuhnya.

Sementara Prilly membalut tubuhnya dengan sweeter tebal berwarna biru di padu dengan celana panjang putih dan sebuah beanie berwarna pink menghiasi kepalanya yang membuat dirinya sangat cantik.

"Coba kamu cerita sama Nenek ada apa". Ucap nenek sri memecahkan keheningan malam itu.

Mereka duduk santai di sebuah bangku dekat villa yang di kelilingi bunga-bunga indah yang bermekaran.

Prilly pun menatap nenek Sri heran mendengar pertanyaan tersebut.

"Maksud Nenek? ,bukannya tadi Nenek ngajak Prilly ketemu temen papa?"

Nenek Sri menggeleng,"itu hanya alasan Nenek ".

Prilly pun menatap Nenek Sri penuh tanya.

"Kamu kenapa tadi nak?". Tanya nenek Sri untuk kesekian kalinya.

Prilly diam,ia takut mimpinya mempunyai arti buruk untuk kandungannya.

Nenek Sri membelai rambut Prilly lembut.

"Aku mimpi Nek,suasananya sama persis sama sekarang Nek. Bedanya di dalam mimpi itu tempat ini sepi banget. Akhirnya aku mutusin buat jalan-jalan sendiri,dan tiba-tiba aku nyampe di tepi jurang. Disana ada ibu-ibu gendong bayi Nek". Jelas Prilly yang di sambut anggukan Nenek Sri.

"Lalu,tiba-tiba datang seorang laki-laki marahin perempuan itu. Dia maksa merebut bayinya dan saat berhasil bayi itu di buang ke jurang. Aku nggak mungkin diem aja kan Nek,jadi aku kejar berusaha nolongin bayinya tapi tanah yang aku injek runtuh sampe aku jatuh. Ketika aku minta tolong mereka kayak nggak denger teriakan aku". Lanjut Prilly sembari menatap nenek sri getir.

Wajah Nenek Sri pun berubah,mengisyaratkan itu tidak baik.

Kudengar nenek Sri menarik nafas panjang dan menggenggam tanganku lembut.

"Nenek tidak memaksa kamu buat percaya ya Nak,arti mimpi kamu itu tidak baik.
Orang dulu bilang kalau ada yang bermimpi bayi di buang itu pertanda buruk. Akan terjadi sesuatu yang tidak di inginkan dalam keluarga kecil kamu,ada baiknya kamu dan Ali lebih waspada. Lebih berhati-hati dalam melakukan hal apapun". Ucap Nenek Sri yang sepertinya ikut khawatir.

Prilly memandang nenek Sri penuh tanya.

Aku dan Kamu.Kita.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang