"Iya,udah frustasi mau ngempesin. Pasrah aja,chuby kan imut". Kata Kaia masih merangkul Prilly.
"Yang adek lu dia apa gue sih kak,ngapa jadi dia yang di peluk". Sahut Ali memasang wajah ngambek.
"Bodo,gue sebel sama lo. Dia juga adik gue,kan calon lo haha". Kata Kaia tertawa di ikuti Pak Syarief juga tersenyum.
Prilly tersipu malu.
"Ya udah masuk dulu yuk". Ajak Kaia.
Hampir satu jam mereka berbincang-bincang.
Setelah makan siang Ali dan Prilly di persilahkan untuk beristrahat.Karena pada malam harinya,mereka akan mulai menjalankan misi.
****
"Ali kamu yakin hanya berdua dengan Prilly". Tanya Pak syarief saat Prilly sedang tidur.
Ali mengangguk,"kenapa Pa?".
"Setelah Papa selidiki,tempat itu berbahaya. Orang disana sadis,mereka tidak segan membunuh orang. Apalagi jika mereka sudah di perintah oleh bosnya". Jelas Pak Syarief sedikit khawatir.
"Papa,Ali bisa. Apalagi Prilly sekarang bukan seperti yang dulu,dia bisa menjaga dirinya selama lima tahun sendiri. Dia wanita hebat".
Ucap Ali bersungguh-sungguh."Baiklah kalau kamu yakin,Papa tidak ingin kamu lengah saat melakukan suatu pekerjaan".
"Siap kapten !". Ucap Ali memberikan hormat.
Waktu menunjukkan pukul 21.00
Ali mengetuk pelan pintu kamar Prilly.
"Sayang,kamu udah bangun?". Tanya Ali.
"Emm bentar honey". Jawabku dari balik pintu.
*KREK*
Pintu terbuka,Prilly muncul dari balik pintu.
"Cantik". Gumam Ali yang melihat Prilly sangat cantik malam itu.
Rambutnya terurai panjang membuat dirinya tampak semakin manis.
"Apa apa,bilang apa tadi". Tanyaku pura-pura tidak dengar.
"Kamu bidadari". Kata Ali lagi tersenyum membuat Prilly tersipu,pipinya berubah merah seperti tomat.
"Ssstt udah,kenapa jadi pacaran pak buk..". Celetuk Kaia dari balik dinding.
"Sirik?". Goda Ali.
Sontak saja Kaia melototi Ali."Ready?". Tanyaku menengahi kakak dan adik yang akan adu mulut ini.
"Siap komandan!". Kata Ali tak lupa memberi hormat kepada Prilly.
"Semua udah lo bawa?". Tanya Kaia.
Ali mengangguk dan bersiap dalam mobil.
Prilly yang duduk di sampingnya pun berpamitan.Mereka hanya berdua.
Mereka tidak tahu apa yang akan di hadapinya nanti. Mereka yakin akan menemukan Raja.Hampir dua jam perjalanan mereka tempuh,tapi tempat itu tak kunjung di temukan.
GPS Ali menunjukan arah kota tersebut,tapi tak kunjung sampai.
"Ini yakin kamu bener jalannya?". Tanyaku memastikan.
Ali mengangguk,"kayaknya emang bener,nah tuh tuh nama kotanya". Kata Ali menunjuk papan nama kota yang akan mereka kunjungi.
Aku kembali diam,menatap jalanan yang masih ramai meskipun waktu menunjukkan pukul 23.45.
Kupandangi setiap sudut kota,mrmang berbeda dengan kota pada umumnya. "Tragis". Gumamku .