chapter 120

87.6K 2.1K 45
                                    

"Bagaimana keadaan istri saya Dok,kenapa dia kesakitan seperti itu". Tanya Ali di depan ruangan Prilly di rawat.

Matanya memerah,tubuhnya basah oleh keringat. Keadaan Ali sudah sangat berantakan,ia khawatir. Dia sangat sangat khawatir.

"Kami belum bisa memastikan apa yang terjadi dengan istri Bapak,kami masih akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui apa yang di alami ibu Prilly". Jawab Dokter Aldo.

"Secepatnya Dok,lakukan yang terbaik untuk istri saya dan janinnya. Tolong saya mohon...". Sayup-sayup Prilly mendengar obrolan Ali drngan seorang dokter dari dalam ruangannya.

"Apa yang terjadi..kepalaku sakit sekali". Rintih Prilly memegangi bagian kepala yang luar biasa sakitnya.

*Krek*

Pintu kamar Prilly di buka,Ali dengan pakaian yang sangat kacau menghampiri ranjang Prilly. Ia menunduk meremas kepalanya sebagai luapan emosinya.

Ia tidak tahu jika Prilly sudah sadarkan diri.

"Honey...aku kenapa?".

Ali mendongakkan kepalanya,dengan segera ia mengusap air matanya yang tersisa di wajahnya. Dan berusaha tersenyum.

"Hey...kamu sudah sadar. Kamu baik-baik aja kan sayang". Sapa Ali dengan suara berat sisa menangis.

Prilly tertegun,ia heran. Apa yang terjadi hingga suaminya menangis seperti itu.
Dan...apa pembicaraannya dengan Dokter barusan.

"Cuma sedikit pusing,kamu kenapa? Kamu nangis?". Tanya Prilly mulai penasaran.

Ali menggeleng,ia duduk di samping Prilly dan mengamit jari jemari Prilly.

Di kecupnya punggung tangan Prilly dalam beberapa detik.

"Nggak apa-apa". Jawab Ali singkat sembari mengelus pipi Prilly yang terasa hangat.

Tanpa di inginkan,air mata Ali menetes.

*Krek*

Tiba-tiba pintu kamar Prilly di rawat terbuka,muncul wajah Nenek Sri dan Raja dengan wajah yang begitu cemas.

Dengan segera ia mengahmpiri Prilly.

"Nak,kamu kenapa?apanya yang sakit? Kata Dokter gimana?". Tanya Nenek Sri yang hampir meneteskan air mata tak tega melihat Prilly lemah seperti ini.

Prilly tersenyum dan mengusap lengan nenek Sri dengan lembut.

"Aku nggak apa-apa nek,sempet sakit perutnya tapi sekarang udah nggak. Prilly belum tau apa kata dokter dan memang belum keluar hasilnya". Jelas Prilly dengan senyuman yang sedikit ku paksakan.

"Huuuffttt kamu jangan capek-capek lagi ngerti?".

Prilly mengangguk,Ali hanya diam melihat ke khawatiran Nenek Sri.

Raja pun hanya diam semenjak ia datang,ia hanya memegangi tangan kakaknya.
Mungkin ia juga merasa bersalah.

"Maafin aku kak". Ucap Raja dalam hatinya.

Prilly kini sedang tertidur setelah makan dan meminum obat pemberian dokter.

Mereka secara bergantian menjaga Prilly,tidak ada yang salah dan menyalahkan.

Hanya ada rasa penyesalan dalam diri Ali,suaminya.

****

Sudah hampir 24 jam Prilly tidak membuka matanya setelah meminum obat pemberian dokter.

"Sayang,kamu kok nggak bangun-bangun". Gumam Ali lalu mengecup kening istrinya. Ia menatapnya dalam,air matanya mengalir.

Nenek Sri dan Raja kembali ke villa setelah melihat Prilly terlelap.
Mereka juga butuh istirahat.

1,2,3 hari sudah Prilly tidak sadarkan diri.
Perasaan ali mulai di selimuti rasa takut. Setiap jam ia selalu bertanya kepada dokter apa yang terjadi pada istrinya.

Hingga pada suatu sore,seorang suster menghampiri ruangan Prilly.

"Bapak Ali,ada yang akan di sampaikan oleh Dokter Frida". Kata seorang suster.

Ali yang sepanjang hari di samping ranjang Prilly pun beranjak dan segera memasuki ruangan Dokter Frida.

"Selamat siang Bapak". Sapa Dokter Frida menjabat tangan ali.

"Selamat siang dok,bagaimana keadaan istri saya Dok. Apa yang terjadi padanya?". Tanya Ali yang sudah tidak sabar ingin mengetahui keadaan atau penyakit yang di derita Prilly.

"Bapak jangan panik itu akan memicu otak bapak bekerja lebih keras dan akan menimbulkan stress,kalau bapak stres tentunya tidak bisa menjaga istri bapak". Ucap Dr.Frida berusaha menenangkan Ali.

"Baik dok,tolong jelaskan apa yang terjadi". Tanya Ali lagi dan kali ini lebih santai.

"Begini Pak Ali,setelah kami melakukan tes beberapa kali melalui sample darah dan data yang terkumpul Ibu.."

Dr.Frida sedikit menggantungkan ucapannya,raut wajahnya berubah,kedua alisnya merapat.

"Kenapa dok,kenapa istri saya".

"Ibu Prilly mengidap 'Preeklamsia' pak".

*DEG*

Seketika jantung Ali berhenti berdetak,butiran air mata jatuh begitu saja.

"Preeklamsia Dok? Preeklamsia?". Tanya Ali masih tidak percaya".

Preeklamsia adalah suatu penyakit seperti keracunan yang menghampiri ibu hamil. Beberapa kondisi yang dapat memungkinkan mengalami preeklamsia di antaranya adalah kehamilan pertama.

Dan salah satu gejala yang sering muncul adalah sakit kepala yang teramat sering menyerang sang ibu.

Jika seorang ibu hamil penderita preeklamsia sampai mengalami kejang dan kekurangan oksigen, semua itu adalah tanda-tanda yang buruk bagi sang ibu. Karena hal itu akan mempengaruhi fungsi jantung,hati dan paru-paru yang dapat menyebabkan kematian.

"Permisi Dokter,pasien yang bernama Ibu Prilly mengalami kejang-kejang Dok". Lapor salah satu suster yang tiba-tiba masuk dengan wajah panik.

Seketika tubuh Ali lemas,ia tak mampu menumpu kedua kakinya.
Air matanya semakin deras,ia tak tahu harus berbuat apa.

"Permisi Pak,saya akan memeriksa Ibu Prilly dulu sekarang". Kata Dr.Frida dengan langkah seribu meraih jas dan stetoscop yang ada di meja kerjanya.

"Cobaan apa yang kau berikan pada keluarga kecilki Tuhan..." Ucap Ali pasrah.


*maaf baru bisa next karena sibuk full selalu ada kegiatan setiap harinya dan wp agag eror nggak bisa si buka beberapa minggu
Semoga masib ada yang mau baca hehehe
Coment dan saran silahkan coment yaa :-*

Aku dan Kamu.Kita.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang