*****
Hari mulai larut,aku masih saja tak bisa menerima keadaan ini.
"Apa yang harus gue lakuin". Gumamku di tengah senja sore hari yang menembus jendela kamarku.
"Biasanya,kamu ngajak aku main di taman. Kita ketawa bersama,kamu cubit-cubit pipi aku. Membelai rambutku".
Bayang kebahagiaan aku dan kamu terngiang di otakku.
"Awalnya biasa..
Semakin hari semakin berbeda
Getarannya tak lagi sama..." Handphoneku yang sedari tadi tergeletak kini bergetar tanda panggilan masuk.Dengan semangat aku meraihnya tanpa ku baca terlebih dahulu siapa nama yang tertera pada layar handphoneku.
"Halo honey. Kamu dimana?baik-baik aha kan?kemana aja daei tadi?aku..."
"Halo,halo Prill ini gue Mila".
*Deg*
Tubuhku kembali lemas. Orang yang tadinya kupikir Ali ternyata salah.
"Apa sih yang gue pikirin? Ini Mila,bukan Ali Prill ayo dong mana otak cerdas lo. Kenapa lo kayak orang bego!". Batinku menyalakan diriku sendiri.
Suara Mila kembali berdenging di telingaku membuyarkan lamunanku.
"Halo Prill lo nggak apa-apa kan? Halo?". Ucap Mila lagi,mungkin ia lelah berbicara sendiri karena aku memang tak menjawabnya.
"Iya Mil ada apa?". Tanyaku malas.
"Lo nggak mau bunuh diri kan? Kenape suara lo jadi beda gini,plis Prill jangan bunuh diri.
Rengeknya membuatku sedikit risih."Stop ! Gue lagi nggak mood. Jangan asal deh kalo ngomong. Gue masih waras". Ucapku sebel.
"Bercanda kali,yaudah besok lo mau gue jemput nggak?".
"Ehmm nggak deh Mil. Thanks. Gue tidur dulu dah ye,bye."
*tututututt*
Kataku memutuskan telphone.
Aku menarik selimut,berusaha tidur agak tidak stres memikirkan Ali.
Ku tatap fotoku bersamanya yang tertata rapi di atas meja samping ranjangku.
Air mata membasahi bantalku,aku tersenyum berusaha tegar.
Selang beberapa menit,mataku mulai berat. Aku pun tertidur mendekap boneka doraemon pemberian Ali.****
Sesampainya di depan gerbang rumah Cemal,Ali mematikan mesin mobilnya.
Mencari kontak Cemal dan menelphonnya.
"Gua di depan rumah lo". Kata Ali singkat.
Tak lama kemudian,Cemal muncul sari balik pintu gerbang rumahnya.
"Gue nitip ya,kasih ke Prilly". Kata Ali tanpa membuang waktu karena memang keluarganya telah menunggu Ali. "Jagain dia selama gue nggak di sampingnya". Lanjutnya seraya memberikan buku yang sudah terbungkus rapi di dalam sebuah tas kecil bergambar doraemon.
"Kenapa lo nggak kasih sendiri ke Prilly?".
"Gue nggak mau dia nangis lagi karena kepergian gue ini,itu udah buat gue sakit ngeliat dia sedih. Udah deh,gua cabut. Kaia dan papa nungguin. Lo sahabat terbaik gue". Kata Ali tersenyum menepuk pundak sahabatnya itu.
Cemal membalas senyuman Ali," gue jagain dia buat Lo dengan satu syarat".