Chapter 46

108K 2.1K 4
                                    

Tidak,ia tidak sampai pingsan.
Tapi ia sudah tidak kuat lagi untuk bangkit.

Para polisi itu membopong tubuh Prilly,ia pasrah tidak bisa melawan lagi.

"Kurangajar lo !". Umpatnya masih dengan keadaan setengah sadar.

Suara mobil polisi membuat hati Prilly teriris. Kedua matanya mengeluarkan air mata.

****

Ali pun berlalu menuruni tangga,hatinya lebih santai saat ini.

Perlahan ia menuruni anak tangga,matanya tak luput menangkap lukisan yang ada di dinding.
"Keluarga Latuconsina". Gumamnya.

Ali melihat dengan cermat. Ia menangkap ada seorang gadis yang tidak asing baginya meskipun di lukisan itu ia masih kecil.

"Pak Ali lapor !". Tiba-tiba salah seorang polisi yang ingin melapor datang mengagetkan Ali.

"Ada apa?".

"Target sudah tertangkap !".
Ali mengangguk," Bagus. Kalau begitu kalian kembali ke kantor?nanti saya menyusul".

"Siap laksanakan !". Mereka pun pergi,kembali ke kantor polisi. Tugas mereka selesai.

Tapi tidak dengan Ali,ia masih melihat-lihat lukisan yang indah meskipun kusam ini.

"Siapa ya?". Ucap Ali masih menatap gadis kecil itu.

"Dia lah putri yang Nenek maksud". Ali terkejut,nenek Sri tiba-tiba muncul.

"Cantik Nek". Celetuk Ali.

Nenek Sri tersenyum,"dia seperti bidadari".

"Senang bisa mengenal dirimu...
Kuharan ini kan selamanya.." Deringan handphone Ali membuyarkan konsentrasinya.

"Halo".

"Selamat sore Pak Ali". "Iya ada apa?".

"Bapak di mohon kehadirannya untuk mengintrogasi pelaku".

"Baik,saya akan segera kesana".
Ucap Ali mematikan handphonnya.

"Nek,Ali pergi duli ya". Pamit Ali kepada nenek Sri.
Ia bergegas menuju mobilnya dan melaju santai menuju kantor polisi.

"Tugas selesai,besok gua akan mulai cari Prilly". Guma Ali.
Senyuman manis terukir di bibirnya.

"Apa kabar kamu bidadariku". Batin Ali melirik sebuah foto Prilly yang begitu manis di sampingnya.

Di luar dugaan Ali,Jakarta kembali macet. Perjalanannya harus berlama-lama di jalanan untuk mencapai Kantor.

****

Suara mobil polisi membuat hati Prilly teriris. Kedua matanya mengeluarkan air mata.

Setibanya di kantor polisi tubuhnya berangsur pulih.
Prilly di hadapkan pada seorang polisi,ia hanya diam menatap tajam polisi tersebut.

Pandangan yang penuh amarah,emosi memenuhi jiwanya.

"Aneh,gadis seperti dirimu menjadi bandar". Kata polisi itu,tapi justru itu membuat Prilly semakin geram.

Ia semakin menatap polisi itu tanpa berkedip,ia bangkit dari duduknya.

"Apa yang kau lakukan?". Tanya polisi di samping Prilly.

*Hiyaaaak*

Tendangan keras Prilly tepat mengenai kepala polisi hingga ia jatuh tersungkur.

Prilly mulai memberi pukulan jitunya kepada para polisi yang mencoba menghadangnya.

"Gue nggak akan nyerah gitu aja,denger lo semua !!". Bentak Prilly.

Aku dan Kamu.Kita.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang