Chapter 87

94.9K 2.2K 11
                                    

Ia sedikit membungkukkan badannya agar wajahnya tepat berhadapan dengan wajah Prilly.

Dengan keadaan Prilly yang acak-acakan,mata sembab karena habis menangis dan berusaha melepaskan diri dari orang-orang tadi,ia menatap Ali garang.

"Kamu tega ya,ngajakin nikah aku di saat aku acak-acakan kayak gini. Liat mataku bengkak kan abis nangis,liat rambut aku udah kayak orang abis keluar rumah sakit jiwa. Aliiiii ihhhhh". Omelku lalu memeluk tubuh kekar Ali.

"Hahaha ngomel mulu,ngomel mulu udah kayak burung ". Kata Ali membalas pelukan Prilly,ia mengacak-acak rambut Prilly yang memang sudah berantakan.

"Ihh jangan di gituin". Rengekku melepas pelukan Ali.

"Mau?". Tanya Ali sekali lagi.

Prilly tersenyum,dan mengangguk manja.

"Cieee..cuit cuit". Semua para laki-laki yang ternyata adalah seorang dari kepolisian itu bersorak atas di terimanya lamaran Ali.

Pancaran kebahagiaan Ali dan Prilly membuat nenek serta Raja ikut bahagia.

"Ini nih proses lamaran yang aneh penuh kejutan". Celetuk Raja tertawa lebar.

Tak butuh waktu lama,dari belakang Ali.
Pak Syarief dan Kaia berjalan menuju Prilly dengan pakaian rapi.

Serangkaian seserahan di bawa oleh para prajurit kepolisian wanita yang berbaris rapi di belakang Pak Syarief dan Kaia.

Senyum mengembang dari bibir Pak Syarief dan Kaia.

Nenek Sri,Raja dan Prilly sangat terkejut.

"Aduhh malu gue,masa lamaran keadaan kayak gini". Ucapku heboh merapikan badanku.

Tiba-tiba Ali menggenggam tangan Prilly,aktivitas heboh Prilly merapikan badannya pun terhenti.

"Udah,ini kan apa adanya kamu. Gini aja udah cantik". Ucap Ali menatap Prilly.

"Halo Mrs. Syarief". Sapa Kaia menoel lengan Prilly.

"Aduh jadi malu gue".

"Ini dadakan banget tau,aku sama papa aja baru tadi pagi nyampe udah di suruh kayak gini sama ni bocah". Celetuk Kaia melototi Ali.

"Masuk ayo masuk,ini lamaran kenapa di luar gini". Ujar Nenek Sri mempersilahkan.

Keluarga Pak Syarief dan Prilly pun memilih berbincang di ruang tamu.

"Nak Prilly,sekarang Ali sudah berani mempersunting kamu. Dan kamu benar-benar bersedia menerimanya?". Tanya Pak Syarief sekali lagi untuk memastikan jawaban Prilly.

"Saya bersedia om,saya sangat bersedia". Jawabku mantap tanpa ragu sedikitpun.

Tawa bahagia menghiasi dua keluarga yang akan bersatu.
Setelah di jamu makan malam dadakan oleh Nenek Sri, keluarga Pak Syarief kembali ke rumahnya untuk mempersiapkan segala sesuatunya.

Awalnya Ali ingin segera di laksanakan ke esokan harinya,tapi Prilly menolak.

Bukan karena ia tidak siap,tapi ia ingin mempersiapakannya matang-matang. Prilly ingin di laksanakan satu minggu lagi.

Aku dan Kamu.Kita.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang