Chapter 74

102K 2.2K 10
                                    

Mereka lupa,bahwa seorang Vhii masih belum terkena pukulannya.

Diam-diam Vhii meraih pistol yang ada di depannya,ia membuka kunci pistol.

Matanya mulai membidik.

"Kakak ! Awas kak !". Teriak beberapa anak kecil disana membuka pintu.

"Lemparrrrrr !". Teriak Sisi sebagai komandan.

Berpuluh-puluh batu mereka lempar ke arah Vhii berada. Pistol yang ia pegang pun jatuh,seluruh tubuhnya terkena lemparan batu.

"Aww..aw..awas kalian". Umpat Vhii.

"Anak-anak udah berhenti,biar kakak yang beresin oke?". Sahut Prilly lalu ia menangkap Vhii tanpa perlawanan.

Sepertinya dia mulai lelah.

Beberapa menit kemudian,dua kompi polisi berseragam lengkap berdatangan.

Ali yang memanggil mereka untuk menangkap Vhii dan anak buahnya.

"Sekarang udah selesai huuuhhhffff". Ucap Ali menarik nafas panjang.

"Belum,kita bawa anak-anak ini dulu ke panti asuhan mungkin". Usulku yang di sambut baik oleh Ali.

"Raja mana". Tanya nya.

"Aku disini kak".

Tiba-tiba muncul Raja dari balik pintu.

Aku tersenyum dan memeluk adik yang memang sangat aku rindukan.

"Kakak..". Gumamnya menatap Prilly penuh tanya.

"Kamu pasti masih bingung,sini duduk biar kakak jelasin". Ajakku agar Raja duduk di antara aku dan Ali.

Raja terlihat gugup,tapi Ali menenangkannya.

"Mungkin ini terlihat seperti khayalan,atau bahkan di buat-buat. Tapi nyatanya ini fakta.
Coba kakak lihat kalung yang kamu pake".

Raja melepas kalung di lehernya,begitu juga Prilly yang ikut melepasnya.

"Ini kalung keluarga Latuconsina. Nama kamu Raja Latuconsina kan? Coba kamu lihat di balik liontinnya". Ucapku bersemangat.

Raja membalik liontinnya,dan benar saja ada nama Raja Latuconsina disana.

Persis seperti yang di miliki Prilly.

"Kita dulu terpisah,saat keluarga Latuconsina di serang oleh rekan kerja orang tua kita. Waktu itu kakak dan kamu masih kecil.
Nenek Sri,dia pekerja orang tua kita dulu. Dia yang menyelamatkan kita,tapi ternyata kita berpisah. Dann
..berjalannya waktu membuat takdir berubah,takdir mempertemukan kita lagi". Jelasku menatap kosong atap-atap rumah itu.

Air mata sudah menggenangi kedua pelupuk mata.

"Sayang,kamu jangan nangis. Nggak malu di lihat adek kamu". Kata Ali merangkul Prilly.

Prilly tersenyum,dia memeluk Raja.

"Kakak yakin Raja yang kakak maksud adalah aku?". Tanya Raja sedikit ragu.

"Aku amat sangat yakin". Jawabku masih memeluk Raja,ia membalas pelukan Prilly.

"Terimakasih Tuhan,kini orang yang aku sayangi telah bersamaku". Batin Prilly berusaha tersenyum pada Ali.

"Maaf Pak Ali,lapor ! Tersangka sudah kami bawa ke kantor polisi". Lapor salah seorang polisi kepada Ali.

*****

"Kak,pesawatnya jam berapa?". Tanya Raja yang tidak ingin tahu urusan Ali dan papanya.

Prilly melirik jam,"astaga Ali. Udah jam 09.00,tiga puluh menit lagi".

"Ha?beneran? Buruan masuk taxi cepetttt". Sontak saja Ali,Prilly dan Raja terburu-buru masuk ke dalam taxi.

Perjalanan dari rumah Ali menuju bandara membutuhkan waktu 25 menit,sementara waktu yang tersisa 30 menit.

"Pak buruan gih,nanti kita di tinggal pesawat". Ucapku mulai panik.

"Ini sudah cepet mbak,nanti kalo ngelewati batas saya kena tilang". Sahut Pak sopir yang sedang bekerja mengendarai mobilnya. Kayak lagu deh hihi !.

"Sudah Pak biar saya aja yang nyetir". Ucap Ali.

"Tapi mas..." .

"Udah,saya bukan jambret kok Pak tenang aja". Akhirnya Pak sopir bersedia memberikan setir mobil taxi-nya pada Ali.

"Siap ya". Kata Ali tersenyum.

Ia mulai menginjak gasnya. Kecepatan menjadi 100 km/jam dan lebih dari itu.

"Mas,hati-hati mas. Udah kayak di film-film kalo nyetir. Saya masih pingin hidup mas". Kata pak sopir yang sepertinya mulai ketakutan dengan cara Ali menyetir.

Melaju secepat-cepatnya dan berhenti mendadak membuat Pak sopir itu jantungan.

Lain lagi dengan Prilly,ia sudah terbiasa. Ia tak berhenti tertawa ketika melihat Pak sopir yang ketakutan berpegangan pada kursi yang ia duduki.

Lain juga dengan Raja,ia malah senang.

"Kak Ali nanti ajarin Raja biar bisa nyetir gitu ya". Celetuk Raja.

"Beress". Sahut Ali.

Tanpa Ali sadari ada mobil polisi yang rupanya mengejar taxi yang di kendarai Ali.

Aku dan Kamu.Kita.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang