chapter 92

102K 2.2K 7
                                    

"Ihh kok militer sih, ijab dong honey..serius dong kamu mah gitu bercanda mulu". Jawab Prilly sedikit menekuk wajahnya.

"Haha kamu mah ngambek mulu,udah dong..udah sayangku".

"Udah hafal dong". Ucapku bersemangat.

"Belum hehe". Jawab Ali menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Sontak saja Prilly melototi Ali dan hendak menyemburkan ribuan omelan dari mulutnya tapi terhenti ketika Dhea memulai kembali sesi pemotretannya.

"Yok !! Mulai lagi". Teriak Dhea yang mempersiapkan kameranya.

Pemotretan pun di lanjutkan, satu jam berlalu.

"Selesai yey". Teriak Dhea kegirangan.

"Coba dong liat hasilnya kak". Pintaku.

Dhea pun memberikan kamera yang berisi hasil jepretan Ali dan Prilly.

"Bagus,keren kak". Kataku tersenyum.

"Iya dong,nanti kalian terima beres oke". Kata Dhea tersenyum.

"Gue gitu loh". Celetuk Ali membuat semua tertawa.

"Hahahahaha".

*****

Satu,dua hari terlewati.

Rasa deg-deg.an mulai menghampiri diri Ali maupun Prilly

Ali yang setiap waktu luang menghafalkan lafadz ketika ijab pun di dera gerogi yang tinggi.

Semenjak usai foto pra wedding Ali dan Prilly sepakat untuk tidak bertemu.

Prilly sibuk mempersiapkan dekorasi,makanan,bingkisan. Dan yang terpenting adalah mental dan hatinya.

Sementara Ali,selain sibuk dengan menghafalkan lafadz ijab agar tidak terjadi kesalahan dalam satu tarikan nafas.
Ia di sibukkan dengan celotehan Kaia yang menyuruhnya ini itu.

"Ali,lo itu mau nikah. Dan itu besok ! siap-siap gih". Bentak Kaia ketika Ali mulai mengganggunya.

"Bawell,kurang enam jam lagi kalee". Sahut Ali menunjuk jam tangannya.

"Ini udah malem,mending lo bobok cantik. Kalo besok lo ijab ngantuk kan berabe. Buruan !. Paa Ali nggak mau tidur padahal besok udah akad Pa". Teriak Kaia mengadukan Ali kepada Pak Syarief.

"Kaia bohong Pa,Ali cuma mau minum kok". Jawab Ali menjulurkan lidahnya dan berlalu ke kamarnya.

****

Berbeda dengan Prilly,waktu sudah menunjukkan pukul 00.00 tapi ia tidak bisa tidur.
Rasa deg-deg'an menyerangnya tanpa henti.

*KREK*

Tiba-tiba pintu kamar Prilly terbuka,muncul sosok Nenek Sri dari balik pintu.

"Kamu belum tidur? Besok kan acara penting kamu". Kata Nenek Sri duduk di samping Prilly yang tidur.

"Aku nggak bisa tidur Nek,aku deg-deg'an banget". Jawabku apa adanya.

"Haha kamu ini,nggak jauh beda sama bunda kamu dulu".

"Apanya Nek? Mukanya?". Jawabku seperti orang bodoh.

"Kalo itu jelas,kalian cantik. Dulu bunda kamu waktu mau nikah sama papa kamu juga seperti kamu ini. Nggak bisa tidur,sampe keringet dingin di badannya itu nggak mau berhenti. Persis seperti apa yang kamu alami sekarang". Jawab Nenek Sri mengenang masa dimana ia dan bunda papa masih bersama.

Prilly tersenyum simpul,ia menggenggam tangan Nenek Sri.

"Seandainya bunda masih ada sama kita,pasti kebahagiaan aku semakin lengkap".

Nenek Sri membalas senyuman Prilly.

"Papa dan bundamu pasti bahagia di surga melihat kamu sekarang sudah sukses,kuat,dan akan menikah dengan orang yang baik,penyayang,tampan pula". Kata nenek Sri membelai rambut Prilly.

"Makasih ya nenek sudah ada di sini bersamaku dan Raja".

"Iya nak,ini sudah jadi kewajiban nenek. Kamu tidur sekarang ya supaya besok kamu segar dan semakin cantik".

****

"Bagaimana sudah siap?".

"Siap Pak". Jawab Ali mantap.

Ali duduk bersila di hadapan penghulu dengan penuh semangat.

Tampak pada wajahnya ia sedang di selimuti rasa gugup yang luar biasa.

Dengan kemeja putih yang di padu dengan jas dan celana hitam membuat Ali tampak gagah.

Pak Syarief,Kaia duduk di samping meja akad nikah dengan senyuman yang tak henti-hentinya terpancar dari keduanya.

Sang calon mempelai wanita masih tidak ada di samping Ali,bukan menghilang.

Sang mempelai wanita masih di dalam dan akan mendampingi Ali setelah Ali menyelesaikan tugasnya mengucapkan ijab kobbul dan di nyatakan sah.

Para saksi dan wali nikah sudah menempati tempak duduk yang di sediakan.

Para undangan yang kebanyakan dari kalangan pejabat ikut tersenyum bahagia.

Akad nikah di langsungkan pada sebuah masjid yang di bangun sendiri oleh keluarga Ali. Ia semakin bahagia bisa melangsungkan pernikahan sekali seumur hidupnya di tempat yang berdiri dari hasil keringatnya.

Aku dan Kamu.Kita.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang