"Apa semua pejabat negara bisa masuk sana?". Tanyaku.
Ali menggeleng," hanya seorang presiden yang bisa masuk sana,ada kode akses yang hanya seorang presiden yang tau. Apa lagi untuk mencapai emas itu memiliki jalan liku yang berberlok-belok layaknya labirin". Jelas Ali.
"Aku mulai ngerti deh,jangan-jangan ada seseorang yang ingin menembus ruang bawah tanah itu. Otomatis dia pasti akan memaksa presiden untuk mengatakan kode aksesnya". Kataku mulai menduga-duga.
"Ah jangan ngacok deh kamu".
"Ya udah sih,itu kan pendapat aku doang. Mendingan kamu cari info dimana pak presiden sekarang".
Ali kembali menyalakan mesin mobilnya,dan melaju ke kantor untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi.
****
"Presiden tidak ada di tempat!". Kalimat-kalimat itu menggema pada seluruh kantor polisi saat Ali dan Prilly tiba di sana.
Wajah Ali semakin terlihat pucat,bagaimana mungkin Presiden Indonesia yang menjadi salah satu tanggung jawabnya kini menghilang.
Ali terduduk meremas kesal kepalanya.
"Sial !!". Umpat Ali menggebrak kursi yang di dudukinya.
Prilly tersentak,ia menghampiri Ali.
"Kamu jangan gini,cepet bertindak kalau kamu ngerasa punya tanggung jawab. Aku siap bantuin kamu". Ucapku menenangkan Ali.
Hanya Prilly yang bisa menenangkan hati Ali.
Ali menatap wajah kekasihnya itu dalan-dalam.
"Aku akan mempersuntingmu bidadariku". Batin Ali dan memeluk Prilly.
"Makasih kamu selalu nguatin aku". Kata Ali yang di balas dengan senyuman manis Prilly.
Mereka akhirnya bergegas menuju istana presiden.
Berpuluh kompi polisi dan TNI sudah berjaga dan mencari keberadaan presiden.
Saat Ali dan Prilly tiba di istana Presiden,tujuan mereka adalah satu. Ruang bawah tanah.
Mereka tidak ingin di kawal polisi atau TNI satu pun karena mereka butuh waktu dan privacy untuk memecahkan kode akses disana.
"Saya mohon,cukup penjagaan di ruang depan. Jangan sampai ada yang mengikuti kami. Mengerti?".
Pesan Ali sebelum memasuki ruangan .Semua prajurit mematuhi perintah Ali demi keamanan presiden dan harta negara.
"Oke,kita mulai. Sebutin angka ganjil yang ada di sana". Kataku mengomando Ali.
"1,5,7,11,15". Kata Ali meneliti setiap angka disana.
"Dapet ! kuncinya ini kamu coba". Kataku menyodorkan angka-angka pada Ali.
*KREK*
Pintu terbuka..
*TOS*
Ali dan Prilly masuk perlahan agar tidak menimbulkan suara.
"Kosong". Bisikku.
Ali yang siap siaga memegang pistol memandu Prilly menapaki setiap koridor.
"Abis lurus nanti belok kiri ikutin aja jalannya". Bisik Prilly pada Ali,ia yang memegang kendali GPS dalam ruang bawah tanah tersebut.