Chapter 72

99.9K 2.1K 14
                                    

Ia bangkit,dan berbalik.

Ada sekitar tujuh orang disana,dan dua perempuan di antaranya.

Perempuan bergaya rock yang ada paling dekat dengannya.

"Jadi lo yang nampar gue". Ucapku tersenyum mengelus pipiku yang mungkin sedikit merah akibat tamparan itu.

"Haha,kenapa?". Sahutnya tidak sopan.

Mulutnya mengunyah permen karet membuatku ingin segera menghabisinya.

"Kesalahan besar".

*BRUAK*.

Sekali saja Prilly meluncurkan pukulannya membuat wanita permen karet itu tumbang.

Darah segar tak henti-hentinya keluar dari hidungnya.

"Gaya doang gede,gitu doang udah jatoh?". Ejek Prilly.

"Lawan gue!". Ucap satu-satunya perempuan yang tersisa.

Prilly tak bergeming,ia tetap berdiri santai tanpa memasang ancang-ancang sedikit pun.

"Hiyaa".

Wanita itu melakukan tendangan yang menjurus pada perut Prilly.

Dengan cekatan Prilly menghindar ke kiri,tangan kanannya bergerak cepat memukul kaki perempuan tersebut pada satu titik tumpu hingga kakinya tidak bisa bergerak lagi.

Ia mundur kesakitan,satu gerakan Prilly mampu menghentikan lawannya.

"Kakak hebat". Puji Sisi yang sedari tadi memperhatikan Prilly.

Prilly tersenyum,matanya mencari-cari Raja.

Ternyata ia juga sedang memandang Prilly.

Dia tersenyum dan mengacungkan kedua jempol tangannya.

"Kalian jangan berpencar ngerti?".

Semua anak kecil di sana merapat,agar tidak terpisah.

Tersisa lima orang laki-laki berdiri tegap di hadapan Prilly dengan wajah penuh amarah.

Prilly masih dengan santai mendekap kedua tangannya di hadapan ke-lima laki-laki tersebut.

"Lo nggak usah kebanyakan gaya. Lawan kami". Ucap salah satu laki-laki berkaos merah itu.

Prilly tetap diam,sementara anak-anak disana semakin takut akan gertakan laki-laki itu.

Tiba-tiba dua orang laki-laki berlari memegangi kedua tangan Prilly.

Sementara yang satu sudah bersiap menghajar Prilly di hadapannya.

"Ohh banci !". Umpatku.

Prilly memulai aksinya lagi. Kakinya bergerak seperti memanjat cepat di tubuh laki-laki di hadapannya hingga menghasilkan gerakan salto di udara,kini keadaan berbalik. Prilly yang memegang kedua tangan laki-laki itu,ia memutar badannya otomatis kedua tangan laki-laki tersebut ikut terputar.

*KREK*

Dan terakhir ia melabuhkan tendangan kerasnya yang tepat mengenai ketiganya.

Mungkin keretakan di tangan lawannya cukup untuk mereka berlari ke rumah sakit.

Tak berhenti sampai di situ,dua orang laki-laki yang tersisa disana sudah siap menyerang Prilly.

Mereka membawa pistol yang sudah siap di tembakkan.

Prilly tersenyum tipis,tangannya merogoh saku celananya. Sebuah kinai telah siap di lemparkannya.

"Kak hati-hati". Teriak salah satu anak kecil yang ikut khawatir.

Aku dan Kamu.Kita.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang