Dr.Frida berjalan mendekati wajah Prilly membawa bayi mungilnya. Ia memperlihatkan malaikat kecil yang sangat menggemaskan.
"Anakku...". Ucap Prilly pelan mengelus kepala malaikat kecilnya . Air mata haru mengalir begitu saja melintas di pipinya.
"Kami akan membersihkan bayinya dulu Ibu". Ijin Dr.Frida.
Prilly mengangguk dan kali ini ia menatap suaminya. Tatapan haru,ia bahagia.
"Kamu memang wanita hebat". Ucap Ali lalu memeluk Prilly erat.
"Aku bahagiaaa banget". Jawab Prilly membalas pelukan ali.
Selang beberapa menit,seoeang suster membawa bayi mungil Ali dan Prilly,ia merebahkan malaikat kecil itu pada sebuah ranjang bayi yanh telah di sediakan di samping ranjang Prilly.
"Saya permisi ya Pak,Ibu...dan selamat atas kelahiran anak pertama kalian". Ucap suster tersebut dan berlalu meninggalkan keluarga kecil yang bahagia ini.
*totototok*
Pintu di ketuk,tanpa di suruh masuk pun Kaia nyelonong begitu saja yang di ikuti Cemal,nenek Sri dan Raja.
"Mau nyelonong aja". Ucap Ali memelototi kakaknya tersebut.
"Bodo,gue mau lihat ponakan gue". Jawab Kaia yang langsung menuju ranjang bayi di samping Prilly.
"Oww gantengnya...Ibu kamu cantik ya,jadi kamu ganteng banget". Ucap Kaia mengelus pelan tubuh mungil sang bayi.
"Kita kapan sayang?". Celetuk Cemal dengan terkekeh.
"Nanti kalau udah waktunya,oke?". Cemal hanya pasrah,dan mengangguk menuruti.
"Kamu nggak lupa kan sama...". Ucapan Prilly di potong dengan senyuman Ali yang beranjak dari duduknya.
Ia menghampiri bayi mungilnya.
"Kamu bisa gendong bayi?". Tanya Nenek Sri memastikan.
Ali tersenyum,lalu ia menggendong anaknya dengan sangat hati-hati. Ia mencium pipinya yang masih merah.
Lalu ia berjalan perlahan mencari arah qiblat.
"Allahuakbar Allah huakbar...
Asyhadu Allaa Ilaaya Illallaah...
Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullah...
Hayya'Alash Shalaah
Hayya'Alal Falaah
Allahu Akbar Allahu Akbar
Laa Ilaaha Illallaah...".Suara merdu Ali mengumandangkan adzan untuk anaknya sangat halus dan merdu.
Bagaikan suara Malaikat yang menyertai anaknya.Hening melanda ruangan tersebut,tidak ada suara sama sekali saat Ali memulai adzan.
Air mata sudah berlinang pada kedua mata Ali,ia bahagia. Hidupnya semakin sempurna.
Prilly pun diam,ia memandang punggung suaminya yang mengumandangkan adzan untuk buah hatinya.
Ia tersentuh,ia melihat sosok ayah yang luar biasa dari diri Ali.
Kaia dan Cemal merapatkan tubuh mereka,ia tertegun. Kaia sadar,di balik kelakuan konyol adiknya ia adalah sosok kepala keluarga yang luar biasa hebatnya.
Nenek Sri tersenyum,Raja yang sedari tadi diam pun ikut meneteskan air mata.
"Gue harus bisa kayak bang Ali kalau gede nanti". Batin Raja menguatkan tekadnua sendiri.
Sementara Prilly,wanita yang merasa hidupnya sempurna. Wanita hebat yang melalui banyak rintangan.
Wanita yang penuh perjuangan demi mendapatkan kebahagiaan.
Dan hari ini,tepat pukul 15.26 menjelang senja ia melahirkan seorang malaikat kecil penyempurna kebahagiaannya.
Ia tak bisa berkata apa-apa lagi selain sujud syukurr kepada Tuhan karena telah memberikan kebahagiaan yang tiada henti dalam hidupnya.
Prilly menangis,ia terharu. Ia bahagia bahkan sangat bahagia.
Seper sekian detik waktu seakan terhenti,Ali membalikkan badannya dengan mata sembab.
Ali memang menangis.
Tapi ia tersenyum memandang istrinya yang juga menangis.
"Sayang,umi seneng loh kamu hadir di tengah-tengah keluarga kecil kita". Ucap Ali yang menggendong buah hatinya tepat di samping Prilly.
Ia merebahkan buah hatinya di atas tubuh Prilly."Sini sayang sama umi". Ucap Prilly pelan yang masih belum bisa bergerak banyak,ia hanya bisa memeluk putra kecilnya.
Nenek Sri dan Raja mendekati ranjang.
"Ganteng kayak aku". Celetuk Raja dengan tawa kecil pada suaranya.
"Kayak kamu gimana,idungnya aja jauh mancung dia". Sahut Cemal meledek Raja.
"Liat nih idung kakak". Tambah Cemal unjuk hidung yang memang mancung.
"Udah,ngapa jadi kalian yang ribet. Noh liat Ali kayak bapaknya mah dia". Ucap Kaia menengahi keributan kecil itu.
"Nihhhh". Unjuk Ali memamerkan hidung prosotan anak TK.nya.
"Aku jugaa nih". Sahut Prilly tak mau kalah.
"Ssttt tuh adeknya pusing dengerin kalian". Celetuk Nenek Sri tertawa.
*toktotok*
Pintu kamar Prilly di buka,tampak Dr.Frida dari balik pintu berkaca tersebut.
"Maaf mengganggu,saya mau kasih vitamin untuk Ibu Prilly dan bayinya. Jadi kami mohon sebagian keluarga menunggu di luar".
Mereka akhirnya keluar kecuali Ali tetap berada di dalam.****
Ke esokan harinya,Ali dan Prilly masih tetap tinggal di rumah sakit.
*totototk*
Pintu terbuka.
"Papa". Ucap Ali saat melihat Pak Syarief muncul dari balik pintu.
"Halooo cucu opa". Ucap Pak Syarief seraya mencium pipi cucunya yang ada dalam gendongan Ali.
"Halooo haloo kami datang". Muncul suara lagi dari balik pintu,Kaia muncul dengan cemal membawa sebuah bingkisan pakaian serta perlengkapan bayi.
"Lo lagi,lo lagi". Ucap Ali dengan tawa kecil.
"Bodo,gue bawain ini buat dedek bayi".
"Oh iya nama,nama. Namanya siapa?". Tanya cemal.
"Nahh opa sampe lupa,namanya siapa Li?". Prilly yang sejak tadi diam memperhatikan kini angkat bicara,ia turun dari ranjang dan mendekati Ali yang masih menggendong anaknya.
"Aku udah mikirin dari kemarin namanya". Ucap Prilly memandang Ali dan buah hatinya.
Semua terdiam mendengarkan Prilly
. "Namanya....".
"Maliq". Sahut Ali dengan senyuman yang terukir pada bibirnya."Maliq Alyandradatu Syarief". Kata Ali dan Prilly bersamaan.
Kaia,Cemal dan Pak Syarief mengangguk-angguk mendengar nama tersebut.
"Bagus juga tuh". Celetuk Cemal.