Ali pun melanjutkan langkah kakinya yang tertunda.
"Orang-orang pada liatin kita ya". Gumam Prilly yang masih bisa di dengar oleh Ali.
"Iya lah,mereka kayak nonton sinetron. Tadi romantis scene,sekarang tegang scene". Sahut Ali membuat Prilly terkekeh.
"Stop deh honey,perut aku udah nggak sakit lagi deh".
"Kamu ngerjain aku?". Tanya ali dengan mata garang.
Prilly menahan tawa dan menggeleng.
"Tadi itu sakit tapi udah ilang". Jawab prilly polos apa adanya.
Ali bergidik pasrah.
"Ya udah pulang,kamu istirahat ya".
*****
Sementara Kaia dan Cemal kini memiliki kehidupan yang baru,tinggal satu atap,susah senang mereka hadapi bersama.
Mereka tinggal pada sebuah apartemen yang telah di siapkan Cemal khusus untuk dirinya dan Kaia setelah menikah.
"Eh bule turki udah bangun". Sapa Kaia yang melihat suaminya dengan muka yang masih bengkak bekas tidur semalam.
"Eh bule arab udah tau masih aja nanya". Celetuk Cemal lalu duduk di ruang makan.
"Hahaha enak aja,mau sarapan apa sayang?". Tanya Kaia mendekati Cemal.
"Apa aja yang di masakin kamu pasti enak". Jawab Cemal sembari mengecup kening istrinya.
"Gombal,aku masakin dulu bentar nasi goreng spesial ala Kaia Faruk". Ucap Kaia sambil mengangkat kedua alisnya berkali-kali dan itu membuat Cemal tertawa.
"Ehmmm oke, (*)sana mutfaģi blekemek". Jawab Cemal dengan bahasa Turkinya.
*aku tunggu masakanmu*
"*Oke kim korku". Balas Kaia tak mau kalah.
*Oke siapa takut.*
"Kamu mandi dulu gih,ngantor kan? ". Cemal mengangguk dan berlalu menuruti perkataan istrinya.
***
Dua bulan sudah berlalu,hingga saat ini rumah tangga Cemal dan Kaia tak pernah ada masalah yang sangat besar.
Berbeda dengan Kaia,kini kandungan Prilly hampir genap sembilan bulan.
Tubuhnya yang imut semakin memperlihatkan bahwa kandungannya membesar.
Prilly kini hanya menunggu detik-detik kelahiran calon anaknya.
Ia menghabiskan setiap waktu dirumah,bersama Ali.
Ali pun selalu mengutamakan Prilly,jika ia mendapat pekerjaan ke luar kota ia selalu menolaknya.
Di tengah senja yang hangat, Prilly duduk bersantai di halaman belakang rumahnya.
Tepat di tepi kolam,Prilly membaringkan tubuhnya dengan perut yang sudah besar.
Ia menemani suaminya yang sedang berenang.
"Kamu belum mau ngelahirin sayang?". Kata-kata yang sudah berulang kali Ali tanyakan.
Setiap satu putaran kolam ia selesaikan,setiap itu pula ia bertanya kepada istrinya dengan pertanyaan yang sama.
"Belum honey,perutku nggak ngerasain apa-apa kok" Jawaban prilly yang selalu ia berikan karena memang itu faktanya.
Setelah melakukan beberapa kali berenang memutari kolam dengan macam-macam gaya yang ia punya,ia keluar dari kolam dan meraih handuk yang ada di samping Prilly.
"Kamu keluar kapan sih sayang,umi kamu udah keberatan bawa kamu kesana kemari".