"Udah siap?". Tanyaku menahan pening di kepala saat melihat Raja dengan wajah cerianya tersenyum.
"Udah dong,nih ransel aku udah gede". Jawabnya menunjukkan tas ransel yang penuh.
Aku tersenyum,bahagia melihat adikku satu-satunya ini bersemangat.
"Ayo berangkat". Tiba-tiba Ali menghampiri Prilly.
Prilly berusaha tersenyum dan melangkah menuju mobil.
Perjalanan terasa lama saat kurasakan pusing yang begitu hebat di kepala.
Aku hanya diam ketika Ali dan Raja asyik berbincang.
Tak terasa,mataku perlahan mulai mengantuk. Dalam sekejap aku tertidur.
****
Di kota berbeda,di kota yang jauh disana...
"Pa,kita ke jakarta ya. Kaia bosen disini. Papa kan mau punya cucu masa jauhan sama cucunya". Rayu Kaia saat ia sedang bersantai bersama Pak Syarief.
"Kamu ini ada-ada saja,waktu itu kamu bilang betah nggak mau pindah. Sekarang malah minta balik lagi". Jawab Pak Syarief di sertai tawa kecil.
"Dulu kan beda pa,ayo lah Pa..please...". Ucap Kaia yang kali ini di warnai dengan pancaran mata memohon.
"Oke,oke nanti Papa telphone Ali. Nggak mungkin kita balik kesana dan tinggal bersama Ali."
"Kenapa Pa?".
"Dia kan sudah berkeluarga Kaia. Kamu seharusnya sudah mendapatkan pendamping hidup juga". Ucapan Pak Syarief kali ini membuat dirinya bungkam.
Kaia sedikit bermmasalah jika berbicara tentang cinta.
Bukan dia tidak mengenal cinta,tapi ia sulit untuk membuka hatinya untuk cinta.Beberapa bulan yang lalu Kaia sempat membuka hatinya lebih dalam dengan Cemal.
Yah,sahabat Ali.Namun setelah ia pergi kuliah ke luar negeri membuat hubungan mereka semakin jauh.
Tanpa komunikasi dalam bentuk apapun. Hingga Kaia merasa ia cewek bodoh yang mau di bohongi oleh laki-laki seperti Cemal.Semenjak itu pula Kaia tertutup dan menutup hatinya bagi siapa pun,karena di sisi lain nama Cemal masih terselip dalam hatinya.
"Kaia,kamu kenapa? Kaia..!". Ucap Pak Syarief yang sadar sedari tadi anak perempuannya seperti memikirkan sesuatu.
Kaia tersadar,ia hanya tersenyum dan berlalu ke kamarnya.
****
Tak terasa,mataku perlahan mulai mengantuk. Dalam sekejap aku tertidur.
"Hoammzz aku ketiduran ya,sudah nyampe mana honey?". Ucapku dengan mata yang masih belum sepenuhnya terbuka.
Tidak ada jawaban.
Prilly mengusap wajahnya,pandangannya kini terang. Ia melihat sekeliling,lemari kaca. Ac.
Ia pun menoleh ke samping tubuhnya,ada sosok pria yang tidur disana.
"Ali,ini udah nyampe ya". Ucapku pelan takut membangunkan Ali yang sedang tertidur.
Prilly membuka selimut yang menutupi sebagian tubuhnya,lalu ia membuka pintu kamar dengan perlahan.
Decitan pintu kayu itu sedikit menimbulkan suara yang membuat Ali bergerak dalam tidurnya.
Sepi.
"Pada kemana ya kok sepi". Gumamku melihat sekitar villa yang hening.
Prilly menuju pintu depan yang sedikit terbuka,sejuk.
Udara segar dapat di hirup dengan leluasa tanpa adanya polusi."Raja dimana ya". Gumamku.