"Kok ketawa sih". Tanya Ali merenggangkan pelukannya.
"Lucu aja,kerajaan kita..".
*Senang bisa mengenal dirimu..
Kuharap ini kan selamanya..
Saling mengerti...*Deringan handphone Ali membuat Prilly terdiam sejenak.
"Siapa honey?".
"Nggak tau,aku angkat dulu ya".
Aku mengangguk menyetujui.
"Halo ".
"Li lo dimana sih,nggak ada kabar beberapa bulan".
"Kaia? Yaelah kak, ali udah gede masa lapor mulu".
"Kabarin kek biar gue ngga kepikiran,meskipun lo ngeselin gue khawatir juga".
"Papa udah tau semuanya Kaia,tanya aja sama Papa. Dah ye Ali sibuk".
*tutututuuuutt*
"Kaia?". Tanyaku heran.
Ali mengangguk.
"Kok di matiin?".
"Biarin aja,ganggu moment kita". Kata Ali tersenyum menggoda Prilly.
*Senang bisa mengenal dirimu..
Kuharap ini kan selamanya..
Saling mengerti...*Handphone Ali berdering kembali..
"Duh siapa sih,halo". Kata ali malas.
"Maaf Pak Ali saya mengganggu".
"Iya ada apa?".
"Kami menerima laporan bahwa ada jaringan narkotika di salah satu lapas di Bandung. Mohon kehadirannya sekarang untuk penyusunan strategi".
"Siap,saya akan segera kesana".
"Tugas Bapak?". Tanyaku menggoda ali.
Ali mengangguk lesu," harus pergi..jauh dari kamu dong". Ucapnya memanyunkan bibirnya.
"Yaelah honey,aku siap mendukung. Siap bantu,tapi tunggu lukanya kering dulu ya hehe".
"Udahh,kamu itu sebagai seorang calon istri itu diem aja dirumah".
"What?hahaha kamu ada-ada aja ih gombal. Buruan gih". Ali pun pergi setelah berpamitan kepada Nenek Sri.
"What?hahaha kamu ada-ada aja ih gombal. Buruan gih". Ali pun pergi setelah berpamitan kepada Nenek Sri.
****
Satu minggu terlewati,setelah ali berhasil mengungkap jaringan narkotika di salah satu lapas di Bandung ia selalu meluangkan waktu untuk Prilly.
Sekedar makan malam romantis,atau jalan-jalan di pantai.
Hubungan mereka kembali baik nan romantis seperti sedia kala.
Hari ini Ali mengajak Prilly jalan-jalan di taman kota.
Ia ingin memberika surprice kepada Prilly.
Tapi Ali menangkap sesuatu hal yang berbeda dari Prilly,ia menangkap raut wajah wanitanya itu yang tidak seperti biasanya.
"Hey,kamu kenapa?". Tanya Ali.
Prilly masih diam,tak mendengar.
"Sayang,kamu kenapa?". Tanya Ali lagi mengusap pipi Prilly.
"Emm apah,ada apa,udah nyampe ya honey". Jawabku gelagapan saking terkejutnya.
"Belum sayang belum,coba cerita sama kamu kenapa?". Tanya Ali seraya menepikan mobilnya.
Prilly masih diam,ia hanya melirik Ali sekilas dan kembali termenung menatap ke arah luar jendela.
"Kalo kamu diem gitu aku nggak tahu apa yang kamu pikirin. Aku bukan seorang vampir yang bisa baca pikiran kamu". Goda Ali sedikit ingin menghibur Prilly.
"Aliii..ih bercanda mulu". Jawabku manja.
"Kamu di tanyain diem,aku harus gimana dong".
"Huuuuuhhffff". Aku menarik nafas panjang dan menatap Ali penuh arti.
Ali mengusap pipi Prilly lembut,berusaha menenangkan wanitanya itu.
Ia tahu,sebenarnya Prilly menyimpan sesuatu yang ia tidak tahu.
Prilly tersenyum. "Aku kepikiran sama adik aku".