Tendangan keras Prilly tepat mengenai kepala polisi itu hingga jatuh tersungkur.
Ia mulai memberi pukulan jitunya kepada para polisi yang mencoba menghadangnya. "Gue nggak akan nyerah gitu aja,denger lo semua !!". Bentak Prilly.Prilly segera berlari,bukan tanpa rintangan.
Ia harus memberi pelajaran kepada polisi-polisi yang akan menghadangnya.
****
Sementara Ali yang sudah terjebak berjam-jam di jalan akhirnya bisa lepas dari itu semua.
Dengan santai ia memasuki gerbang kantor polisi.Ia turun mengenakan kaca mata hitam yang membuat dirinya terlihat semakin gagah dan tampan.
Ketika itu juga,ia terdiam. Diam seribu bahasa.
Tubuhnya terasa kaku,peluh mulai membasahi dahinya,matanya terpaku pada seseorang di hadapannya.Gadis itu berlari keluar dari kantor polisi.
Ia masih tidak percaya dengan apa yang di lihatnya saat ini."Prilly". Gumamnya melepas kaca mata hitam yang baru saja ia pakai.
Saat Prilly melintas di hadapannya,dengan cepat ia menarik tangan Prilly.
Terlihat juga wajah Prilly yang sangat amat sangat terkejut.
Tampak wajahnya yang kacau,garis hitam di mata Prilly terlihat sangat jelas.Keringat membasahi tubuhnya,raut wajah ketakutan juga nampak di wajahnya yang tetap anggun dan menawan.
"Lepasin gue!". Bentak Prilly berusaha melepaskan tangannya.
Tapi Ali semakin menggenggamnya erat,sangat erat sekali.
"Syukurlah Pak Ali menangkapnya". Ujar salah seorang polisi yang rupanya mengejar Prilly.
Raut wajah Ali langsung berubah, ia mulai bingung.
Tapi ia tak perduli dengan itu semua,tanpa melihat atau bahkan malu kepada siapapun.
Ali menarik tubuh Prilly,di dekapnya gadis yang amat ia rindukan itu.Prilly menangis tepat di dada Ali,ia tidak membalas pelukan Ali.
Dalam dekapan Ali,rasa nyaman,rasa tenang muncul dalam hatinya. Ia menangis,ini pelukan laki-laki yang ia rindukan.
Pelukan yang dapat menenangkan hatinya.Semua mata tertuju pada Ali dan Prilly.
Semua orang bertanya-tanya ada apa ini. Kenapa tersangka ini malah mendapat pelukan seorang FBI?.
Prilly tersadar,emosinya kembali. Ia melepaskan pelukan Ali.
"Lepasin gue !". Kali ini Prilly berhasil melepaskan pelukan Ali,sontak saja ia berlari meninggalkan Ali.
"Jangan kejar dia!". Perintah Ali yang melihat seluruh Polisi akan mengejar Prilly.
"Tapi pak...".
"Ini urusan saya,saya yang menjamin dia". Ucap Ali lantang lalu pergi menyusul Prilly.
Sedangkan Prilly tak tahu harus melangkahkan kakinya kemana.
Tenaganya terkuras habis membuat badannya sangat lemah.
Pandangannya kembali buram saat ia ingin ke gedung tua,kepalanya seperti di hantam ribuan pedang.
Prilly masih tetap berjalan dengan keadaan setengah sadar.
"Duuhh kepala gue kenapa sih". Rintih Prilly memukuli kepalanya sendiri.