Chapter 80

100K 2.1K 13
                                    

"Ada apa Pak?".

"Nggak apa-apa Pak Ali,saya kira tadi siapa tidak ada yang keluar dari mobil ini hehe.
Eh ada mbak cantik,istrinya Pak Ali ya?".

"Akan Pak hehe". Celetuk Ali membuat Prilly tersipu.

"Halo bapak..". Sapa Prilly ramah.

"Iya mbak,cantik ya calonnya Pak Ali hehehe".

"Oh iya ada yang ingin saya bicarakan,tolong kumpulkan semua penjaga istana di sini". Perintah Ali yang langsung di ikuti dan berlalu mengumpulkan semua petugas sesuai perintah.

"Honey Pak Presiden ada di istana ngga?". Tanyaku sebelum Ali keluar dari mobil.

"Kayaknya nggak deh,kamu tunggu sini bentar ya. Aku mau ke mereka dulu". Ucap Ali lalu membuka pintu mobilnya.

Sederetan tentara dan polisi telah berbaris rapi saat Ali menghampiri mereka.

Ali mengambil posisi tepat di tengah-tengah.

"Hormat grakk!". Teriak seorang pemimpin berseragam lengkap di hadapan Ali.

Ali dengan tegap memberi penghormatan.

"Baiklah,di sini saya akan menyampaikan suatu hal yang berhubungan dengan keamanan di istana negara ini". Ucap Ali lantang "Saya mohon kerja samanya untuk memperketat penjagaan istana dan Pak Presiden,ada pertanyaan?". Lanjut Ali.

Tidak ada suara,tidak ada pertanyaan.

"Baik,saya anggap kalian mengerti. Sekian terimakasih dan silahkan kembali bertugas". Kata Ali mengakhiri pembicaraannya.
Dia masih tetap berdiri disana,mengawasi seluruh sudut istana.

Prilly yang sedari tadi di dalam mobil pun ikut mengawasi keadaan disana matanya menyelidik ke seluruh penjuru istana negara.

*TAK*

Sebuah panah yang ujungnya terbuat karet menempel pada kaca mobil Ali.

Prilly pun membuka pintu mobil dan berlari ke luar pintu gerbang istana.

Ketika Prilly mencari dari mana panah itu berasal ia tidak bisa menemukannya.

"Ada apa sih sebenernya". Gumamku.

Ali yang melihat Prilly berada di luar mobil pun penasaran dan menghampiri Prilly yang sepertinya sedang kebingungan.

"Ada apa sayang". Tanya Ali yang cukup mengejutkan Prilly.

"Ngangetin aja sih kamu.Sini deh.." jawabku menarik tangan Ali kembali ke mobil.

"Ini..." lanjutku menunjuk anak panah yang masih tertancap pada mobil Ali.

"Sial!!". Umpat Ali menarik anak panah tersebut.

Ia memperhatikan dengan sungguh-sungguh.

Matanya melotot ketika ada tulisan kecil. "15.26"

"Coba kita cari lagi apa maksud angka ini". Kata Ali kembali masuk ke dalam mobil dan berkutat dengan huruf-huruf,angka romawi kuno tersebut.

"Liat deh Ali ini...bukannya ruang bawah tanah ?". Ucapku memperlihatkan hasil memecahkan sedikit kode itu. Sebuah ruangan bawah tanah yang berisi lempengan emas yang melimpah.

"Ini emang ruangan bawah tanah yang ada di bawah istana presiden..tapi apa maksudnya ini".

Prilly mengangkat kedua bahuku tanda aku tidak tahu.

"Yang bisa masuk ke sana itu hanya presiden, emas itu adalah sebagian simpanan negara jika indonesia mengalami krisis ke uangan." Jelas Ali,masih terlihat sangat berfikir pada raut wajahnya.

Prilly pun berfikir.

Aku dan Kamu.Kita.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang