Entah ada dorongan dari mana, Prilly berlari berusaha menangkap bayi tersebut.
"Aaarrgghhhh....".
Kaki Prilly tergelincir,bebatuan yang ia injak runtuh.
Ia terjerembab,teriakannya seperti tak di dengar oleh orang-orang yang ribut di depannya ini.
Tangan prilly berpegangan pada akar-akar pohon yang menjalar di permukaan tanah,bayi malang itu tak terselamatkan.
Air mata mulai mengalir,ia merasakan nyeri pada perutnya.
"Tolong...tolongin aku..tolong". Rintih Prilly kesakitan,tanganya mulai lemah karena terus berpegangan pada akar-akar pohon.
Nihil.
Laki-laki itu terus memaki dan menganiaya perempuan di sampingnya tanpa mendengar jeritan Prilly.
"Tolong...perut aku sakit. Tolong". Rintih Prilly pelan," Tolooonnngggggg !!!!!".
"Sayang,bangun sayang kamu kenapa sayang. Prilly bangun sayang".
Terdengar samar-samar suara Ali di telingaku. Kurasakan badanku terguncang."Sayang..Prilly kamu kenapa? Bangun sayang".
Suara Ali terdengar lagi,dan semakin jelas."Aaahh tolong!". Mata Prilly terbuka,kulihat sekitar dan menangkap sosok Ali di sampingku.
"Honey!". Teriak Prilly yang sontak saja memeluk Ali erat,sangat erat.
Entah kenapa air mataku mengalir begitu deras di bahu Ali.Ia membalas pelukanku dan mengelus punggungku.
"Kamu kenapa sayang?". Tanyanya saat tangis Prilly sudah berkurang.
Ia melepas pelukannya dan mengusap pipi Prilly yang penuh air mata.
Ali merapatkan wajahnya ke wajah Prilly hingga dahi dan hidungnya bertemu,ini cara Ali menenangkan istrinya itu. "Aku mimpi ya?". Ucapku sesenggukan.
Ali tersenyum,"jadi kamu mimpi buruk?".
Prilly mengangguk.
"Tadi kamu di mobil ketiduran,terus aku nggak tega banguninnya jadi aku gendong kamu ke kamar ini". Jelas Ali.
Prilly masih tidak dapat mempercayai sepenuhnya. Ia merasa mimpinya begitu nyata.
Raut wajah Prilly masih tampak tak percaya,ia menatap Ali lekat-lekat dan di sambut senyuman hangat oleh suaminya itu.
"Sini,sini sayang.." ucap Ali memeluk Prilly dan membelai rambut istrinya lembut.
"Coba ceritain kamu mimpi apa sampe ketakutan gitu?". Prilly diam,ia membalas pelukan Ali begitu erat.
"Di mimpi aku itu,aku ngelihat kamu tidur di samping aku. Di kamar ini persis tata barangnya kayak gini". Jawabku masih dalam pelukan Ali.
" terus aku keluar villa,di luar itu sepi banget nggak ada orang satu pun yang lewat".
Ali melepaskan pelukannya,alisnya terangkat.
"Lalu?".
"Aku cari Raja sama Nenek di kamar yang lain tapi nggak ada,aku balik ke kamar ini tapi kamu tidur pules banget jadi aku mutusin buat jalan-jalan sendiri keluar. Dan saat jalan-jalan,aku ketemu sama seorang wanita". Jelasku panjang lebar yang di balas anggukan kepala Ali.
"Dia gendong bayi,wajahnya pucet banget. Dan tiba-tiba itu ada laki-laki yang marah-marah honey". Lanjutku,hatiku mulai di selimuti rasa takut lagi.