Chapter 53

110K 2.3K 6
                                    

Ali pernah menanyakan keadaan Prilly pada Nenek Sri,setiap harinya jawaban Nenek Sri tidak berubah.

"Prilly tetap tidak mau keluar dari kamar Nak,nenek kasihan melihat dia seperti itu seperti orang stres". Jawaban yang membuat Ali semakin di selimuti rasa bersalah.

Ali juga sudah pernah mencoba menemui Prilly,ia menghampirinya di dalam kamar.

Di luar dugaan Ali,Prilly selalu mengancam akan bunuh diri di hadapan Ali jika ia tidak keluar dari rumah Prilly.

Akhirnya ia tidak pernah menemui Prilly lagi.

"Sudah hampir setahun kamu gini,kenapa hati kamu tidak pernah bisa terbuka". Ucap Ali meremas kesal kepalanya.

Tiba-tiba Ali melihat lima orang bertubuh besar menghampiri rumah Prilly.

Pandangannya kini terfokus pada lima orang asing tersebut.

Mereka menggedor-gedor pintu rumah Prilly,tak lama kemudian Ali melihat Nenek Sri membuka pintu.

Raut wajahnya seperti orang ketakutan.

Ali tak ingin gegabah, ia masig memantau dari balik rumah.

****

"Apa benar putri keluarga Latuconsina telah kembali". Tanya salah seorang pria betubuh kekar memakai kaos hitam kepada Nenek Sri.

"Ada apa,apa keperluan kalian disini". Jawab Nenek tegas.

"Anda hanya tinggal menjawab pertanyaan saya,ngerti !". Ujar pria tersebut seraya menggebrak pintu rumah itu.

Nenek Sri mundur sedikit demi sedikit,ia mulai cemas.

Nenek Sri takut kalau orang-orang ini akan berbuat yang tidak-tidak.

"Lo cari gue". Tiba-tiba muncul suara perempuan,ia bersandar pada tiang tangga.

Dengan santainya ia menuruni tangga,hal yang sungguh aneh.

Hampir setahun ia tidak keluar dari kamarnya,tidak pernah berbicara.
Tapi ia kini berdiri dengan setelan kaos dan celana pendek membalut tubuhnya,rambutnya di kucir kuda membuat ia terlihat sangat fresh.

"Prilly". Ucap Nenek Sri tertegun melihat Prilly.

Prilly tersenyum,"Nenek masuk gih,biar aku yang ngurusin mereka".

"Tapi Nak..".

Prilly tersenyum meyakinkan Nenek Sri bahwa ia bisa.

Nenek Sri akhirnya menurut dan masuk ke dalam kamarnya.

"Ada apa kalian kesini!". Ucapku sedikit meninggikan suara.

"Oh jadi kamu Putri keluarga Latuconsina,cantik". Ucap salah seorang pria lainnya berjaket kulit hitam.

"Kalo lo cuma mau basa-basi mending cepet angkat kaki dari sini deh". Kataku lagi mulai geram dengan orang-orang ini.

"Kami hanya menjalankan tugas,bos kami adalah rekan kerja Pak Rizal yang masih terobsesi memiliki gedung ini".

"Gedung ini? Lo pikir gue mau gitu? Lo nggak lihat,ini rumah yang gue tinggali?".

"Kami tidak ingin bermain kasar,jadi kami mohon kerja samanya untuk menandatangani surat ini". Kata pria di hadapan Prilly memberikan sebuah map kepada Prilly.

"Mending kalian bawa balik gih". Ucapku menahan emosi yang mulai masuk ke dalam otakku.

Aku dan Kamu.Kita.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang