chapter 102

87K 1.8K 14
                                    

Ali dan tim memprediksi roket itu akan meledak tiga hari lagi. Tapi faktanya itu salah.

"Gue harus cepet kasih tau Ali". Prilly merogoh saku celananya dan mengambil sebuah suntikan yang berisi bius.

"Mau apa lo?". Tanya Edwin ketika melihat Prilly memegang suntikan.

"Mau bikin lo tidur lebih lama". Jawabku seraya menancapkan jarum suntik tepat di lengan Edwin.

Satu menit,Edwin sudah berada dalam pengaruh bius.

****

"Siap,agent dua sudah di tempat". Jawabnya.

"Kita ke sana sekarang". Ucap Ali.

Butuh waktu tiga puluh menit untuk Ali dan tim mencapai markas HYDRA.

"Lo yakin sekarang kita kesana?". Tanya Digo saat dalam perjalanan.

Ali mengangguk mantap.

"Apa nggak besok aja,strategi kita untuk ke dalam sana masih belum mateng". Ucap Digo memperingatkan.

Tampak wajah Ali berfikir. "Oke,kita tunda sampai besok. Hubungi semua tim".

Degan cepat Ali memutar balik setir mobilnya dan kembali menuju kantor.

"Perasaan gue mendadak nggak enak". Kata Digo.

Waktu sudah menunjukkan pukul 22.00 WIB.

Jalanan masih ramai lalu lalang kendaraan.

*Haruskah ku katakan cinta,ku ragu tuk menyatakannya i'm fall in love...*

Deringan handphone Ali membuat ia melirik handphonnya yang sejak tadi terbengkalai.

"Prilly". Gumam Ali.

Ia tidak segera menerima panggilan Prilly.

Sementara Prilly semakin panik ketika melirik jam menunjukkan sudah hampir tengah malam.

"Angkat dong honey duhh..." gumam Prilly cemas.

Menggigit jari-jari tangan,detak jantung Prilly juga semakin kencang.

"Ali ahh kamu kemana sih". Lanjutku memegangi kepala yang terasa semakin berat.

"Halo sayang". Jawab Ali dari balik handphonenya .

"Akhirnya di angkat juga,kamu kemana aja sih".

"Aku masih dalam perjalanan kembali ke kantor sayang,rencana tim di tunda sampai besok. Jadi ada waktu untuk mematangkan strategi dan istirahat". Jelas Ali panjang lebar.

Terdengar dalam nada suaranya ia dalam keadaan lelah.

"Honey..seandainya aku disana aku pasti bantuin kamu".

"Udah..kamu dirumah jaga calon anak kita. Kamu kenapa sih kok kayak sedih gitu?".

"Di sini ada seorang penyusup ta..".

"Apa?siapa?kamu baik-baik aja kan?". Potong Ali mulai khawatir.

"Udah beres kamu jangan remehin aku ya honey". Ucap Prilly berusaha dengan nada marah tapi itu membuat Ali terkekeh dan sepertinya aktingku gagal haha!

"Udah serius,kamu tahu? Prediksi tim kamu salah honey,Edwin dia yang mengintai rumah kita.

Dia adalah salah satu agen dalam HYDRA dan dia sendiri bilang tepat tengah malam nanti roket itu meledak". Ucap Prilly panjang lebar.

"Apa?". Jawab Ali seketika menghentikan mobilnya.
Decitan rem mobil Ali terdengar begitu keras di telinga Prilly.

"Kamu nggak apa-apa kan honey?".

"Nggak,yaudah aku selesein ini dulu sayang bye".

*tutututut*

Ali memutuskan telphonenya.

Prilly duduk dengan menarik nafas panjang. Lega.

Aku dan Kamu.Kita.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang