Prilly menuju pintu depan yang sedikit terbuka,sejuk.
Udara segar dapat di hirup dengan leluasa tanpa adanya polusi."Raja dimana ya". Gumam Prilly.
Ia kembali melangkahkan kakinya masuk dan memeriksa kamar satu per satu.
"Kok nggak ada ya". Ucap Prilly pelan dan kembali ke kamar. Disana ali terlihat sangat pulas saat tidur dan ia tak ingin mengganggunya.
"Gue jalan-jalan bentar enak kali ya".
Tak ingin berlama-lama Prilly melangkahkan kakinya menyusuri jalanan yang sangat sepi,memang sedikit aneh tapi itu tak mengurungkan niatnya untuk berjalan melihat keindahan puncak.
Udara yanh dingin dapat di rasakan Prilly menusuk hingga tulangnya.
Ia meniupi telapak tangannya dan menggosokan telapak tangannya bersamaan."Kenapa sepi banget ya". Bisikku prlan karena sejauh mata memandang tak melihat seorang pun di jalanan.
"Orang-orang dimana sih".
Prilly tetap melangkah semakin jauh dari villa,ia sendiri tanpa seseorang yang menemani.
Ketika ia sampai di tepi jurang yang curam,langkahnya terhenti.
Matanya menangkap sosok perempuan setengah baya menggendong seorang bayi di tepi jurang.Tatapan matanya kosong . Perlahan Prilly mengahmpiri wanita itu.
"Maaf permisi ibu.." sapa Prilly ramah sembari tersenyum.
Perempuan itu tak bergeming. Ia tetap menatap kosong,tanpa menoleh sedikit pun ke arah Prilly.
"Ibu ngapain disini?". Tanya Prilly lagi namun sayang,lagi-lagi ia tak mendapat jawaban.
Prilly mulai tak sabar,ia merasa ada yang janggal pada tempat ini.
"Ibu....". Panggil Prilly kali ini menyentuh bahunya.
Ia menoleh,wajahnya sangat pucat. Tatapannya memelas saat melihat Prilly yang berdiri di depannya.
Prilly mulai bingung,dan tiba-tiba seorang laki-laki dengan wajah garangnya menghampiri perempuan itu.
"Apa yang kau lakukan disini! Sudah ku bilang,aku tak ingin anak ini terlahir di dunia ini!". Bentaknya dengan nada di penuhi amarah.
"Tidak,kau tidak memikirkan perasaanku sebagai ibunya. Jika kau tak ingin anak ini baiklah,aku akan pergi!".
Prilly yang ada di tempat itu dan tak tahu apa-apa tentang masalah keluarga perempuan ini mulai panik.
Ia berusaha mendekati untuk melerai.
"Ibu..bapak..maaf tolong jangan ribut di tepi jurang seperti ini,berbahaya. Selesaikanlah baik-baik dirumah kalian". Ucap Prilly yang ikut panik dengan kemarahan laki-laki itu.
Namun di luar dugaan,mereka seperti tak melihat kehadiran Prilly disana.
Meskipun Prilly berusaha menyentuh mereka namun gagal.Prilly mulai panik,"ada apa ini sebenarnya". Batin Prilly memegangi kepalanya yang mulai pusing dengan semua ini.
"Buang anak itu!". Teriak laki-laki tersebut berusaha merebut bayi yang ada pada gendongan sang ibu.
"Jangan..jangan..kau ini bapak macam apa yang tega membuang anaknya sendiri?". Lawan perempuan berwajah pucat mempertahankan bayi yang di gendongnya.
"Bapak,Ibu tolong jangan ribut di sana,berbahaya..". Cegahku.
"Aaaahhhhh". Teriak Prilly saat bayi itu berhasil di lempar ke dasar jurang.