137. About This Night

243 48 11
                                    

Tama

Setelah menyelesaikan seluruh proses administrasi, tak sampai satu jam kemudian, Sasa sudah diperbolehkan untuk pulang ke rumah.

"Jangan memegang atau memencet bekas luka," begitu nasehat dokter Rahadi sebelum mereka meninggalkan Rumah Sakit.

"Karena amputasi ini melibatkan tulang, otot, pembuluh darah, dan pembuluh saraf."

"Luka tidak boleh basah atau terkena air agar cepat kering."

"Kalau perban basah sebelum waktu kontrol tiba, segera ganti yang baru."

"Bisa dilakukan sendiri di rumah. Atau kalau tidak, Bapak bisa mendatangi fasilitas kesehatan terdekat."

"Baik," ia mengangguk.

"Hindari juga dari debu dan kotoran," tapi rupanya masih banyak nasehat yang hendak diberikan oleh dokter Rahadi.

"Hindari jari dari gerakan yang berlebihan."

"Perbanyak konsumsi makanan kaya protein seperti telur, susu, keju, yoghurt, tempe, tahu, dada ayam, daging sapi dan makanan laut untuk mempercepat pemulihan."

"Oke Sasa cantik?" dokter Rahadi beralih mendekati Sasa yang berada dalam pangkuan Fatma.

"Cepat sembuh ya...."

"Nanti ketemu sama Om tiga hari lagi untuk kontrol perban."

Sasa menganggukkan kepala sembari tangan kanannya mengangkat dua macam hadiah pemberian dari dokter Rahadi dan dokter Aldin. Plus sebuah souvernir dari pihak Rumah Sakit.

"Makasih hadiahnya, Om."

Dokter Rahadi tersenyum, "Sama-sama Sasa. Nanti di rumah rajin minum obat ya...."

"Terimakasih banyak, dokter Rahadi," ia pun berdiri dan menyalami dokter Rahadi.

"Sama-sama, Pak. Semoga putrinya lekas sembuh."

Ia hanya bisa menelan saliva mendengar ucapan dokter Rahadi. Sembari melirik Fatma yang (lagi-lagi) terlihat acuh dan tak peduli.

"Kamu tunggu di lobby" ujarnya ketika mereka telah berjalan meninggalkan ruang IGD. "Aku ambil mobil dulu."

Fatma mengangguk.

Setelah mengantarkan Fatma dan Sasa untuk duduk di ruang tunggu lobby Rumah Sakit, ia bergegas naik lift menuju ke lantai B2. Tempat dimana ia memarkirkan kendaraan.

Setelah mengantre cukup lama untuk keluar dari area parkir basement. Kini ia telah berhasil menghentikan kemudi tepat di depan pintu lobby utama.

Kemudian bergegas turun untuk meraih Sasa dari pangkuan Fatma.

"Kamu naik dulu ke dalam," ujarnya agar Fatma tak kesulitan karena harus menaiki mobil sekaligus menggendong Sasa.

Setelah Fatma duduk dengan nyaman, ia kembali menyerahkan Sasa ke pangkuan ibunya.

Sekarang mereka tengah mengantre di pintu keluar. Ketika sebuah ide random tiba-tiba melintas.

"Sasa lapar nggak?"

Dari pantulan rear vission mirror dilihatnya Sasa mengangguk sebanyak dua kali.

"Om traktir ya?" ia berkata sembari menoleh ke belakang.

"Tadi kan Sasa udah dapat hadiah dari Om dokter di Rumah Sakit. Sekarang giliran dapat hadiah dari Om karena Sa...."

"Mau, Om... Sasa mau ditraktir...."

"Maaf, sebaiknya kami langsung pulang...."

Dua jawaban berbeda terdengar dalam waktu yang bersamaan.

Senja dan Pagi | Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang