101. You're My All

362 61 2
                                    

Karina

Mulai hari Senin, 29 Juni kemarin, selama dua minggu ke depan, Jefan mendapat jadwal bekerja di shift ketiga. Yaitu dari jam 00.00 - 07.00 WIB.

Dan memperoleh jatah libur Lebaran selama dua hari. Di tanggal 2-3 Juli. Bertepatan dengan hari pertama dan kedua Lebaran.

Lalu Jefan harus kembali masuk dan bekerja seperti biasa pada tanggal 4 Juli jam 00.00 WIB.

"Nggak salah?" tanyanya heran ketika seminggu yang lalu, Jefan menceritakan jatah liburnya. Tepat setelah Mas Tama menelepon dan Teh Dara melakukan video call.

"Kalau begitu aku ambil overtime hari kedua Lebaran?" jawab Jefan dengan senyum menggoda.

Membuatnya mendesis sebal.

"Jadi.... karena hari Rabu pagi aku udah di rumah, Mang Jaja sama Bi Enok bisa mudik ke Cihideung," lanjut Jefan.

Ia menatap Jefan tak mengerti.

"Kasihan, Rin, kalau mereka nggak mudik hanya buat nemenin kita."

"Biar mereka bisa kumpul sama anak cucu."

"Kesempatan yang cuma bisa dinikmati setahun sekali."

Ia sempat berpikir sebentar, "Terus kita Lebaran sendiri, begitu?"

"Lebaran di rumahku, mau nggak?" tawar Jefan sambil mengarahkan telunjuk untuk menelusuri pipinya.

"Kemarin sempat ngobrol sama Pak Karman. Katanya tiap Lebaran, mereka semua dapat jatah libur dari Papa kamu."

"Rumah dijaga petugas lain dari 922 (perusahaan outsourcing penyedia jasa keamanan)."

"Iya," ia menganggukkan kepala karena mengerti. "Tiap Lebaran memang begitu."

"Jadi, deal kita Lebaran di kampung Koneng (nama daerah tempat tinggal Jefan)?" seloroh Jefan.

Ia tertawa sembari menganggukkan kepala tanda setuju, "Oke, siapa takut!"

Keesokan hari ia segera menelepon Mas Tama. Memberitahu tentang rencana mereka berdua untuk berhari raya di rumah Jefan. Agar orang-orang yang bekerja di rumah bisa mudik Lebaran.

Dan tanpa diduga, Mas Tama langsung menyetujui.

"Oke."

"Biar nanti tanggal 8 orang-orang udah pulang ke rumah semua."

"Karena menurut rencana awal, Papa sama Mama ke Jakarta antara tanggal 7 atau 8."

"Alhamdulillah. Asyiik," ia pun tersenyum lega.

"Cepetan pulang ya, Mas. Beneran ditunggu lho. Aku udah kangen banget sama Papa Mama."

"Aku mau lahiran ditemani Mama."

Tapi Mas Tama justru mengatakan hal yang lain. "Nanti suruh si Jefan telepon ke Mas."

"Mas mau ngomong sama dia."

"Oke, Mas. Orangnya lagi tidur, barusan pulang jam 8," jawabnya santai.

"Nanti kalau udah bangun, aku suruh langsung telepon Mas Tama."

Dan hari ini, Rabu tanggal 1 Juli 2xxx

Begitu Jefan mengucap salam usai menyelesaikan do'a tasyahud akhir, suara takbir mulai menggema bersahut-sahutan dari kejauhan.

Allaahu Akbar Allaahu Akbar Allaahu Akbar

Laa Ilaaha Illallaahu Wallaahu Akbar

Allaahu Akbar Walillaahilhamd

Senja dan Pagi | Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang