160. Happy Bestdayyy!

248 50 11
                                    

Mamak Jefan

Ia sedang menggoreng ayam yang telah diungkep bersama dengan cabai hijau, daun pandan, daun kunyit, dan daun kari (di Aceh disebut daun temurui). Ketika mendengar suara riang Sasa dan Umay dari arah ruang tamu.

"Neneeeek!!" seru Sasa yang tiba-tiba sudah menghambur ke dapur.

"Sudah pulang Sasa?" jawabnya sembari terus mengaduk wajan agar ayam matang dengan sempurna.

"Sasa punya ini, Nek!" seru Sasa lagi. Yang ketika ia menoleh, melihat Sasa sedang mengangkat sebuah celengan berbentuk hewan dan satu kantong plastik yang cukup besar.

"Hadiah dari Om dokter sama O...."

"Sasa!" suara Fatma tiba-tiba menghampiri. "Cuci tangan sama kaki dulu. Terus ganti baju."

"Hadiah dari O...," tapi rupanya Sasa sedang begitu antusias ingin memberi tahu dari mana bungkusan besar itu berasal. Sampai-sampai menghiraukan Fatma.

"Sasa!" namun sebelum Sasa berhasil menyelesaikan kalimat, Fatma sudah keburu menghardik.

Dan hardikan Fatma membuatnya kembali menoleh. Sebab selama ini, ia tak pernah mendengar Fatma menghardik anak-anak. Terlebih Sasa. Gadis cilik cantik kesayangan semua orang di rumah ini.

"Dengar kata Mama?! Cuci tangan dan kaki. Terus ganti baju."

"Iya, Ma," jawab Sasa dengan kepala tertunduk. Buru-buru meletakkan celengan dan kantong plastik besar di atas lantai. Lalu bergegas masuk ke kamar mandi.

"Langsung ganti baju, Sa!" seru Fatma lagi seraya meraih barang-barang yang ditinggalkan Sasa dengan gerakan cepat.

"Simpan baju bekas pakainya di keranjang baju kotor!" imbuh Fatma sebelum beranjak ke ruang tamu. Sambil membawa celengan dan bungkusan milik Sasa.

Ia yang sebenarnya merasa agak aneh dengan sikap tak biasa Fatma. Lebih memilih untuk menyelesaikan menggoreng ayam. Sebab sebentar lagi akan diambil oleh yang memesan.

Dan ketika ia sedang meniriskan ayam yang baru diangkat dari atas wajan, kepala Sasa menyembul dari balik pintu kamar mandi.

"Neek, handuknya mana?"

Namun belum juga ia sempat menjawab, Umay telah lebih dulu menghambur ke dapur sambil berteriak,

"NEK! Ada makanan enak!" seru Umay sembari menunjukkan makanan di tangan kanannya.

"Di dalam nasi ada ikan sama mayonais. Hmmm, lezaaat," sambung Umay seraya melahap potongan besar yang tersisa di tangan kanan.

"Neeek, handuk Sasa mana?" Sasa yang masih tertahan di pintu kamar mandi mulai merengek.

"Nenek mau coba? Aku ambilkan satu ya!" imbuh Umay girang.

"Sebentar, Sasa," ujarnya yang tengah meniriskan gorengan ayam yang kedua ke atas saringan.

"Umay, tolong ambilkan handuk untuk Sasa saja, neuk (nak)," lanjutnya sambil menunjuk pada jemuran handuk yang berada tak jauh dari tempat Umay berdiri.

Namun sebelum Umay berhasil meraih handuk yang dimaksud, Fatma telah lebih dulu menyambarnya.

"Cuci tangannya tadi pakai sabun?" tanya Fatma ke arah Sasa yang mengangguk-angguk.

"Nek! Aku bawakan makanan enaknya ke sini ya!" seru Umay yang sepertinya benar-benar ingin menunjukkan makanan tersebut padanya.

"Jangan dihabisin, Bang!" teriak Sasa yang tubuhnya sedang dililit handuk oleh Fatma. "Sasa juga mau!"

"Nggak akan habis!" jawab Umay sambil berjalan ke ruang tamu. "Banyak ini!"

"Sekarang Sasa ke kamar ya, bajunya sudah Mama siapkan."

Senja dan Pagi | Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang