143. Mimpiku Adalah Kalian Berdua

276 55 4
                                    

Jefan

Malam hari ia ikut membantu Mang Jaja mempacking barang-barang yang akan dibawa pulang oleh Mas Sada dan Teh Dara ke Jogja besok pagi. 

Sebagian besar adalah bahan makanan, bumbu-bumbu, aneka kudapan dan juga cemilan.

Mama Karina sepertinya sayang sekali kepada para cucunya. Hingga hampir seluruh menu yang ada di Selera Persada diangkut ke Jogja.

"Ma, nggak kurang banyak nih?" Mas Sada menggelengkan kepala ketika melihat barang-barang yang sedang dipacking.

"Mau buka outlet Dapur Mitoha di Jogja?" sambung Mas Sada seraya mengambil sebungkus ayam bakar siap saji, yang tersimpan di dalam kemasan plastik kedap udara.

"Mama kan sayang sama aku ya Ma?" seloroh Teh Dara sambil memeluk Mama Karina.

Mama Karina terkekeh, "Kalian berdua kan sibuk. Biar anak-anak makannya tetap terjamin."

Mas Sada kembali meraih sebungkus bumbu siap pakai sambil menggelengkan kepala. Namun sejurus kemudian justru ikut membantu pemackingan.

Begitu semua barang selesai di packing dan siap angkut. Ia langsung pamit masuk ke dalam kamar. Sementara Mas Sada dan Teh Dara masih bercengkerama bersama Papa juga Mama Karina di ruang tengah.

Ia tersenyum ke arah Teh Cucun yang sedang mengobrol dengan Karina. Lalu memilih mendekati Aran yang tengah tertidur pulas.

"Kerjaannya tidur melulu," gumamnya sambil tersenyum mengusapi pipi bulat Aran.

"Teh Cucun udah sempat kenalan sama suami aku belum?" tanya Karina sambil menunjuk ke arahnya.

"Sudah, Neng, dikenalin sama Ibu. Tadi waktu si Aa baru pulang."

Karina mengangguk, "Iya deh, Teh. Paling gitu aja."

"Besok kita ngobrol lagi," lanjut Karina. "Dua mingguan ini aku masih di rumah kok."

Teh Cucun mengangguk dan beranjak meninggalkan kamar, "Mangga atuh Neng, A."

"Makasih ya, Teh," ujar Karina sebelum Teh Cucun keluar dan menutup pintu.

"Makasih, Teh," ia pun turut mengucapkan terimakasih pada Teh Cucun.

"Taraaa.....," kini Karina tersenyum lebar sambil memperlihatkan selembar kertas bertuliskan Kartu Pra Registrasi padanya.

"Kereeen," ia beringsut dari sisi Aran untuk mengambil kartu tersebut dari tangan Karina.

"Tanggal 28 Juli?" tanyanya begitu membaca jadwal yang tercetak di dalam kartu.

"Yap," Karina mengangguk. "Masih ada waktu buat Aran beradaptasi sama Teh Cucun."

Ia hanya tersenyum sambil terus memandangi selembar kartu sakti yang akan mengesahkan status Karina menjadi mahasiswa baru.

"Sekarang giliran kamu," tanpa menunggu respon darinya, Karina sudah beranjak ke meja belajar. Lalu membuka laptop.

"Tadi aku sempat cek pengumuman, paling lambat pengisian data Camaba tanggal 24 Juli," ucap Karina ketika ia bangkit untuk mendekat. Dan melihat Karina mengetikkan www.pmb.ganapati.ac.id di layar laptop.

Ia memegang sandaran kursi yang tengah diduduki Karina. Dan menjadikannya sebagai tumpuan untuk memperhatikan layar laptop. Punggungnya harus sedikit membungkuk agar bisa melihat lebih jelas tulisan yang tertera di dalam layar.

"Aku isiin ya," ujar Karina dengan suara riang. Sambil menoleh ke arahnya. Bersamaan waktunya saat ia juga sedang menengok ke samping.

Membuat jarak diantara mereka berdua hanya tinggal beberapa senti.

Senja dan Pagi | Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang