75. "Leave Them Alone"

350 53 10
                                    

Sada

Sebagai pemegang fasilitas Miles Platinum dari sebuah maskapai penerbangan. Maka ia berhak untuk menikmati fasilitas executive lounge yang terletak di Terminal 3 Domestik Bandara Soekarno-Hatta.

Airport lounge yang besar dan panjang ini terpantau cukup ramai. Ia pun memilih mendudukkan diri di quiet zone yang terletak di bagian tengah lounge. Setelah sebelumnya meraih sebuah koran berbahasa Inggris dan dua buah majalah tentang politik serta bisnis dan marketing dari rak yang tersimpan di salah satu sisi dinding.

Sementara Dara sedang pergi mengambil minuman juga kudapan.

"Aku kok lapar terus ya, Mas," gumam Dara begitu mereka memasuki gate tadi.

"Jadi curiga nih, jangan jangan....."

Ia terkekeh meski Dara tak melanjutkan kalimatnya.

"Banyak anak banyak rezeki," gumamnya yakin.

Yang langsung disambut dengan cubitan di lengan.

Jadilah begitu sampai di lounge, Dara langsung menghambur ke drinks station untuk menuntaskan rasa lapar dan dahaga.

"Mas mau dibawain apa?" tawar Dara sebelum beranjak.

"Yang seger seger deh kalau ada," jawabnya. "Sehari udah minum kopi tiga kali soalnya."

"Salad ya," Dara mengangguk setuju. "Popcorn mau nggak?"

"Salad aja deh. Banyakin buah yang asem," tambahnya.

"Waduh, kamu yang ngidam Mas?!" tuduh Dara sambil mengkerut. "Jadi tambah curiga nih."

Namun ia hanya tertawa sambil menggelengkan kepala.

Sepeninggal Dara ke drinks station, ia pun mulai membuka-buka majalah tentang bisnis dan marketing yang sempat diambil.

Tapi bukannya membaca isi artikel, ingatannya justru melayang pada pembicaraan dengan Jefan tentang prospek makanan Melayu.

Anak 19 tahun itu sepertinya cukup cerdas. Terlihat dari bagaimana cara menjawab pertanyaan dan mengemukakan pendapat. Not bad lah.

Meski hatinya sedikit kesal ketika memeriksa rekaman CCTV di rumah Papa. Dimana beberapa tayangan menggambarkan dengan jelas jika Jefan sering memasuki kamar Karina saat malam hari. Kira-kira apa yang mereka lakukan di dalam kamar? Mengisi TTS? Yang benar saja.

Dengan daya tarik Jefan yang lumayan besar. Tak mungkin mereka berdua tak melakukan apapun di malam sunyi. Menggelikan memang. Karena sudut hatinya merasa tak rela jika Karina telah beranjak dewasa. Dan kini sudah menjadi milik orang lain.

Terlebih ketika ia bertanya pada Mang Jaja tentang keadaan rumah. Yang dijawab dengan hampir terjadinya perkelahian antara anak-anak di malam hari ulang tahun Karina.

Membuatnya menulis memo untuk disimpan di pos jaga Satpam. Agar tamu yang masuk ke dalam rumah harus melalui persetujuan Karina terlebih dahulu. Jika tidak, maka tak diperbolehkan masuk.

Satu-satunya cara untuk meminimalisir kejadian serupa terulang lagi. Karena jika tebakannya benar. Sampai saat ini Karina masih menyembunyikan status pernikahannya di antara teman-teman sekolah.

"Salad spesial buah yang asem asem," tiba-tiba suara riang Dara mampir di telinganya. Seraya menyerahkan sepiring salad yang menggoda.

"Makasih sayang," gumamnya senang.

Dara tersenyum mengangguk.

"Kamu makan apa?" tanyanya tertarik melihat isi mangkuk Dara yang mengeluarkan aroma harum bawang goreng.

Senja dan Pagi | Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang