Tiga orang sedang duduk di sebuah taman yang cukup rindang dan luas. Taman ini ada di sebuah rumah yang terletak di daerah pinggiran Jakarta yang relatif lebih sepi dan nyaman.
Munding, Paulus dan Aisah.
“Gimana kabar Bapakmu?” tanya Aisah.
Munding tahu yang dimaksud tantenya, tentu saja kabar Pak Yai, “Bapak sering berpergian sekarang Tante, sama Om Leman,” jawab Munding.
“Ish. Mereka berdua kok nggak ngajak aku?” tanya Aisah.
Munding menggaruk-garuk kepalanya, “Mana aku tahu Tante!!” teriak Munding dalam hati, tapi di luarnya, Munding hanya tersenyum kecut tanpa berkata apa-apa.
“Lu orang kesini ngapain? Tak biasa-biasanya,” tanya Paulus ke arah Munding.
Munding sebenarnya tak berniat menjawab pertanyaan Paulus karena ini sebenarnya urusan pekerjaan dan lagi bukan juga sesuatu yang penting. Hanya sebatas memenuhi rasa penasaran Munding saja, tapi dia ingat kalau Paulus adalah petarung manifestasi yang berada dalam kubu Pemerintah, tentu saja tak masalah jika dia memberitahukan tujuannya mampir ke Jakarta.
“Engkoh kan tahu aku ikut bantu-bantu di Biro,” jawab Munding pelan.
“Hu um,” jawab Paulus sambil menganggukkan kepalanya.
“Aku baru saja pulang dari Batam. Ada serigala petarung inisiasi bikin masalah disana. Situasinya sedikit janggal. Jadi aku menginterogasi dia, dari dia aku mendapatkan nama Kasman. Dan kebetulan Kasman ini sekarang sedang berada di Jakarta dan sedang mengadakan acara di kediamannya,” Munding menjelaskan panjang lebar ke Paulus dan Aisah.
Saat itulah Cynthia datang membawa air minum dan cemilan ke arah mereka bertiga, “Kasman?” tanya Cynthia sambil meletakkan gelas minuman ke depan Aisah, Paulus dan Munding.
“Kamu kenal dia?” tanya Munding cepat.
“Aku nggak kenal dia Mas, tapi aku kenal sama anaknya yang nikah sekarang. Aku juga dapat undangan acaranya, tapi emang belum bisa kesana,” jawab Cynthia.
Munding terlihat berpikir lalu dia mengangkat kepalanya ke arah Cynthia, “Kamu ada rencana ke acara itu?” tanya Munding dengan penuh harap.
=====
Acara orang berada tentu berbeda dengan acara orang kebanyakan. Saat hajatan, mungkin orang biasa akan menggunakan pelataran rumahnya untuk mendirikan tenda dan menggelar acara seadanya. Atau mungkin jika ada rejeki berlebih sedikit, mereka akan memanggil hiburan penyanyi dangdut untuk menyemarakkan suasana dan menghibur tamu undangan.
Kalangan menengah yang lebih beruntung, mungkin akan meninggalkan kebiasaan menggelar hajatan di rumah empunya hajat dan mulai berpikir untuk menyewa gedung-gedung serba guna atau aula masjid ternama yang memang disediakan untuk menggelar hajatan. Lebih simple dan praktis, terutama untuk warga perkotaan yang mungkin tak saling mengenal dengan tetangga sebelah kiri dan kanan serta tak mengenal kata ‘sinoman’.
Untuk kalangan atas seperti keluarga Jendral Kasman, mereka tetap akan menggelar acara syukuran ‘seadanya’ di gedung serbaguna dan menerima tamu undangan dengan acara sederhana. Seolah-olah mereka adalah keluarga petinggi yang bersahaja. Tapi, dibalik itu, ada syukuran kedua yang dikhususkan untuk kalangan mereka sendiri.
Dan Cynthia mendapatkan undangan untuk acara syukuran kedua ini. Tentu saja acara syukuran untuk kalangan terbatas di tempat yang memang tak mudah dicapai oleh khalayak ramai.
Kali ini, Jendral Kasman sedang menikahkan putrinya yang usianya lebih tua beberapa tahun dari Munding, hampir imbang dengan Cynthia Hong. Karena dia sebagai pihak perempuan, tentu saja Jenderal Kasman tak ingin namanya tercoreng dengan mengadakan pesta yang alakadarnya.
Syukuran kedua untuk kalangan terbatas itu diadakan di sebuah resort yang terdapat di salah satu Kepulauan Seribu. Semua kamar dan fasilitas resort ini sudah dibooking oleh Kasman untuk acara syukuran sang Putri yang sedang melepas masa lajangnya dan hanya beberapa orang saja yang jumlahnya tak lebih dari 50 orang diundang untuk datang ke acara ini. Salah satunya adalah Cynthia Hong.
Ini bukan kali pertama Cynthia mendapatkan undangan seperti ini dari para pejabat negara atau militer. Sebagai seorang pebisnis, dia tahu apa maksud undangan itu. Tak kan mungkin kalau keluarga Hong datang ke acara syukuran pernikahan seseorang dan menyumbang beberapa lembar uang kertas yang berwarna merah kan?
Apalagi Cynthia kenal secara pribadi dengan sang putri Jenderal yang bernama Dienta Sukasman itu. Tentu saja dia tak bisa memberikan kado sesuka hatinya. Sekalipun begitu, Cynthia sendiri sebenarnya tidak begitu suka acara seperti ini. Karena dia selalu akan menjadi salah satu yang sangat mencolok perhatian di acara manapun.
Selain karena kecantikan dan kemolekan tubuhnya, semua itu juga karena asal-usul Cynthia. Di kalangan anak-anak muda kelas atas Jakarta, nama Cynthia memang bukanlah sesuatu yang asing. Dia salah satu yang menjadi bunga incaran kumbang yang berniat menghisap madunya, sekaligus menghisap tangkai dan batang bunganya.
Tapi, kali ini lain.
Cynthia datang ditemani oleh Munding dan dia sangat senang karena itu. Apalagi Cynthia tahu kalau Munding sedang bermasalah dengan Kasman dan sedang menyelidiki sesuatu. Dia ingin sekali merasakan adrenalin memicu tubuhnya karena ketegangan yang kemungkinan besar akan terjadi malam ini.
Cynthia dengan penuh percaya diri turun dari kapal yacht mewah yang digunakan untuk transportasi dari daratan ke resort yang ada di sebuah pulau kecil ini.
Seperti dugaannya, Cynthia yang berjalan turun dari kapal mewah itu dan melenggang pelan diatas dermaga pribadi milik resort ini langsung menjadi pusat perhatian dari tamu-tamu undangan yang sudah terlebih dahulu datang kesini.
Tapi, sedetik kemudian, sebagian besar tamu yang melirik kearah Cynthia melotot dengan mata terbuka lebar setelah melihat sosok yang dengan santai berjalan di sampingnya dan bahkan tangannya berada dalam dekapan tangan Cynthia.
Sosok yang tak pernah mereka lihat sebelumnya di cirle generasi kedua konglomerat dan kalangan kelas atas kota Jakarta ini. Sosok yang digunakan oleh Cynthia untuk menggelayut mesra. Sosok yang membuat harapan beberapa laki-laki di tempat ini mengatupkan rahangnya karena rasa cemburu dan amarah yang tiba-tiba meluap dalam dada mereka.
Siapa gerangan si bedebah yang tiba-tiba datang dan menggondol buruan mereka selama ini? Mungkin seperti itulah kira-kira isi hati para lelaki yang selama ini mengejar-ngejar Cynthia.
“Cyn!” terdengar teriakan kecil dari salah satu sudut taman di tepi kolam renang yang digunakan sebagai lokasi acara sore ini.
Mendengar namanya dipanggil, Cynthia menolehkan kepalanya dan melihat seorang gadis yang berpakaian mewah dan berdandan cantik sekali. Siapa lagi kalau bukan si empunya acara? Dienta.
“Selamat ya Say, gimana rasanya malam pertama? Enak?” goda Cynthia sambil memeluk Dienta dan saling berciuman pipi.
“Apaan sih nanya yang kek gituan? Kalau pengen tahu rasanya buruan nyusul!” sungut Dienta sambil pura-pura malu.
Munding hanya melihat interaksi keduanya dengan wajah datar. Munding bukan orang biasa. Munding juga bukan orang yang menutup matanya dari dunia. Dia tahu kalau interaksi barusan adalah sesuatu yang penuh kepalsuan dan kepura-puraan. Hanya Gusti Allah dan Dienta sendiri yang tahu kapan dia tak lagi memiliki mahkotanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
munding:utopia
Action(Action) Utopia merupakan sebuah negeri khayalan yang diciptakan oleh Sir Thomas Moore dalam bukunya yang berjudul Utopia. Negeri ini berupa sebuah pulau di tengah-tengah Samudera Atlantik yang memiliki tatanan kehidupan yang ideal, dari semua segi...