“Takeda-san, kamu yang mengusulkan untuk rapat tertutup ini. Silakan mulai, kita tak perlu ada acara formal atau apapun itu,” kata Cui setelah semua serigala petarung di dalam ruangan ini mulai bisa meredakan emosinya setelah kejadian Jian-Munding tadi.
Nobuyuki membungkukkan badan ke arah Cui dan semua orang yang kini mulai terdiam dan tidak lagi berbicara dengan kawan di sebelahnya. Mereka semua menatap ke arah Nobuyuki dengan serius.
“Sebelum aku mulai, aku ingin memperkenalkan seseorang,” kata Nobuyuki dengan bahasa Jepang yang lantang dan tegas.
Beberapa petarung yang tidak memahami bahasa Jepang mendengarkan translasi dari asisten mereka dengan seksama. Karena gadis penerjemah yang menemani Munding sudah diusir pergi oleh Chiyo, Chiyo lah yang kini menjelaskan kata-kata Nobuyuki ke Munding.
“Gadis ini bernama Mochizuki Chiyo. Dia berasal dari keluarga Mochizuki, kalian pasti tahu maksudnya kan?” tanya Nobuyuki ke arah semua orang dan dijawab dengan diam.
Dalam dunia serigala petarung, ada beberapa keluarga yang memiliki teknik yang unik dan tak dapat dipelajari oleh orang yang berasal dari luar garis keturunan keluarga tersebut. Salah satunya yang paling terkenal tentu saja keluarga Mochizuki ini.
Mereka memiliki teknik yang bisa menghilangkan dan menganulir kemampuan persepsi yang dimiliki oleh petarung manifestasi sekalipun. Itu artinya, anggota dari keluarga Mochizuki, jika menguasai teknik warisan keluarganya dengan sempurna, dapat menghabisi nyawa seorang serigala petarung tahap manifestasi dengan surprise attack, sekalipun mereka bukan petarung manifestasi.
Hal itu menyebabkan anggota keluarga Mochizuki menempati posisi khusus sebagai salah satu keluarga penghasil assasin dan mata-mata yang sangat disegani.
Chiyo membungkukkan tubuhnya ke semua orang yang berada di tempat ini selama beberapa detik lalu kembali berdiri santai di sebelah Munding.
Monster hanya akan berteman dengan sesama monster. Itulah pikiran yang ada di kepala sebagian orang yang berada di dalam ruangan ini. Keluarga Mochizuki dan seorang pemilik legendary concept yang tak dikenal.
“Klan kami menugaskan Chiyo sebagai kunoichi dan menyusup ke dalam Utopia selama beberapa tahun belakangan ini. Dia menutupi kemampuannya tapi berhasil meraih salah satu posisi penting sebagai seorang petarung elite untuk Divisi Soldier dari Utopia,” lanjut Nobuyuki.
“Selama beberapa tahun ini, dia sudah memperoleh informasi yang cukup komprehensif tentang Utopia.”
“Tapi, berbeda dengan kalian. Kami melakukan semua ini untuk tujuan profit. Kami menanggung resiko saat menugaskan Chiyo dan juga menyelamatkan dia dari tangkapan otoritas setempat saat operasi Utopia terbongkar,” lanjut Nobuyuki lalu dia terdiam sebentar, “kami ingin barter yang sepadan dengan informasi yang kami dapatkan dengan susah payah.”
Semua orang terdiam. Mereka sama sekali tak membantah kata-kata Nobuyuki karena apa yang dia katakan memang benar. Semua ada harganya.
“Berapa banyak yang kamu minta?” teriak seseorang dengan nada arogan.
Sesaat kemudian, suasana menjadi hening. Mereka semua menunggu reaksi dari Takeda Nobuyuki.
“Uang? Kami tak butuh uang. Kalian tidak berpikir kalau Klan Takeda kekurangan uang kan?” jawab Nobuyuki sambil tertawa.
Memang benar apa yang dikatakan oleh Nobuyuki. Klan sebesar Takeda tak akan mungkin kekurangan uang. Jadi barter seperti apa yang diinginkan oleh mereka?
“Takeda-san, lebih baik kamu berkata terus terang. Apa yang klan kalian inginkan dari barter informasi ini?” kata Jian datar.
Nobuyuki tak lagi berani bercanda dan kini berubah serius, “Jian-san, seperti kata pemimpin kami. Apapun ceritanya, Utopia adalah musuh kita bersama. Karena itu, pemimpin kami berpesan bahwa informasi ini akan ditukar dengan utang budi,” jawab Nobuyuki.
“Utang budi?” gumam Jian.
Saat itulah semua orang di ruangan ini menyadari maksud dari Klan Takeda. Apa yang lebih berharga bagi klan petarung seperti mereka? Bukan uang, bukan juga kekayaan. Mereka memilikinya dalam jumlah yang melimpah.
Yang lebih berharga tentu saja adalah utang budi.
Apalagi jika utang budi itu bisa mereka dapatkan dari seorang petarung sekelas Jian. Itu sama artinya Klan mereka akan mendapatkan satu lagi token tambahan nyawa. Di saat mereka menghadapi saat-saat kritis, mereka bisa menggunakan token itu untuk meminta Jian menyelamatkan mereka dari krisis yang sedang mereka hadapi.
“Hahahahahahaha,” Jian tertawa keras, “Pemimpin Klan kalian sungguh orang yang luar biasa. Aku ingin berjumpa dengannya suatu hari nanti,” lanjut si Kakek Botak itu.
Takeda Nobuyuki hanya membalas pujian Jian dengan membungkukkan badannya sebagai tanda terima kasih.
“Baiklah, aku, Jian dari Kongzi, akan berhutang budi satu kali untuk pertukaran informasi ini dengna Klan Takeda,” kata Jian tegas dan pelan.
Jian lalu mengangkat telapak tangannya dan sedetik kemudian sebuah medali kecil berbentuk naga yang sedang melingkar dan mengejar ekornya sendiri terlihat diatas telapak tangan itu. Di bagian tengah medali itu, sebuah pedang yang terlihat indah berdiri dengan tegak.
“Ini, token dariku. Siapapun anggota dari Klan Takeda yang membawa token ini kepadaku untuk memintaku membayar hutang budi kali ini, aku akan menyanggupinya. Dengan syarat, aku mampu melakukannya dan tidak merugikan Kongzi,” kata Jian sambil menyerahkan token yang terbentuk dari manifestasi intent itu kepada Nobuyuki.
Nobuyuki menerimanya dengan tubuh setengah membungkuk lalu memberikan token itu kepada Yoshinobu agar menyimpannya.
“Sudah cukup kan pembayarannya?” tanya Jian sambil tersenyum.
Nobuyuki menganggukkan kepalanya lalu melihat ke arah semua serigala petarung di dalam ruangan ini. Dia menarik napas dalam sebelum akhirnya memberitahukan apa yang diketahui oleh Klannya tentang Utopia.
“Utopia, pada awalnya terbentuk dari empat orang remaja yang tumbuh bersama di sebuah panti asuhan,” kata Nobuyuki.
“Mereka adalah cikal bakal yang akan menjadi Pemimpin Utopia, dan tiga orang Apostlenya.”
Nobuyuki kemudian menceritakan semuanya tentang Utopia, divisi-divisinya, siapa apostles yang memimpin masing-masing divisi itu, rencana-rencana besar yang akan dilakukan oleh Utopia dan lain sebagainya. Semua informasi yang merupakan hasil keras Chiyo selama bertahun-tahun.
“Seperti yang kita ketahui, semua agama besar berasal dari Asia. Tapi ada beberapa agama yang sudah berpindah pusatnya ke Eropa.”
“Mereka membuat deal di belakang layar dengan Utopia dan akhirnya berjanji tidak akan ikut campur dengan urusan Utopia, asalkan Utopia tidak menginjakkan kaki di Eropa.”
“Itulah alasan terbesar kenapa Utopia menciptakan dua buah surga dunia mereka di Asia. Yang pertama, pulau Utopia mereka berada di Laut Cina Selatan. Yang kedua, mereka berniat menciptakan surga dunia kedua dengan tema pegunungan dan menyebutnya ‘Lembah Surga’.”
“Lembah Surga ini terletak di perbatasan antara Papua Nugini dan Indonesia. Sangat jauh dan susah terjangkau dengan transportasi darat.”
“Tapi proyek Utopia yang kedua berhasil digagalkan oleh Tim Khusus dari Indonesia yang dipimpin oleh Munding,” lanjut Nobuyuki sambil menunjuk ke arah Munding yang masih berada di sebelah Chiyo.
Pandangan semua orang beralih ke arah Munding. Tatapan sinis dan meremehkan yang tadi Munding terima saat pertama kali masuk ke ruangan ini, kini tak ada lagi. Hanya satu kata yang terbersit di kepala semua orang saat menatap Munding, respect.
=====
Author note:
Satu chapter lagi mungkin nanti malam. Sabar ya gaess.
KAMU SEDANG MEMBACA
munding:utopia
Action(Action) Utopia merupakan sebuah negeri khayalan yang diciptakan oleh Sir Thomas Moore dalam bukunya yang berjudul Utopia. Negeri ini berupa sebuah pulau di tengah-tengah Samudera Atlantik yang memiliki tatanan kehidupan yang ideal, dari semua segi...