Chapter 34 - It Hurts part 2

3.2K 213 24
                                    

Author note:

Bonus chapter untuk adek Ekyn Putri Ispriyanto, putri sulung dari Kak anggie7754 yang berulang tahun kemarin.

Semoga kelak jika besar nanti bisa menjadi anak yang sholehah dan membanggakan kedua orang tuanya.

Amin.

=====

Nurul tahu kalau beberapa saat tadi, ada ikatan nyata yang mulai terjalin antara Munding dan Amel, dan ikatan itu sama dengan yang dia miliki bersama Munding.

Nurul menyadari hal itu dengan segenap jiwa dan raganya. Dia tahu kalau kini, Munding bukan lagi miliknya dan Alit saja. Ada Amel yang mulai sekarang akan mempunyai tempat di hati Munding.

Karena itulah rasa sakit luar biasa itu muncul dalam dada Nurul.

Untuk sesaat, Nurul sendiri heran darimana dia bisa menyadari semua ini. Seolah-olah semua informasi itu datang secara alami ke dalam dirinya. Seperti ada sesuatu yang memberitahukan hal itu kepadanya, tapi Nurul tidak tahu apa itu.

Mengetahui dan merasakan adalah dua hal yang berbeda.

Nurul tahu penyebab rasa sakit yang kini muncul dan menyerang dirinya. Rasa sakit luar biasa yang membuatnya merintih dan menangis hingga membungkukkan badannya di atas kursi roda, menangis sesenggukkan seorang diri dan berharap semua ini akan segera berakhir.

Tapi, mengetahui semua hal itu tak membuat rasa sakit yang dia alami berkurang. Nurul justru merasa putus asa. Karena dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan.

“Mas…” rintihan Nurul kembali terdengar dari bibirnya yang bergetar.

Alit yang terlelap di atas ranjang masih pulas dalam tidur siangnya tanpa berdosa.

Munding dan Amel masih berciuman mesra di halaman belakang sana seolah-olah dunia ini milik mereka berdua.

Dan Nurul merasakan sakit luar biasa yang perlahan-lahan mulai merenggut kesadarannya.

Nurul menggigit bibirnya sendiri dan mendesis pelan menahan sakit yang terasa bagaikan diiris sembilu itu. Dia memejamkan matanya dan berkali-kali menarik napas panjang hingga tubuhnya berguncang-guncang di sela tangisan dan napasnya yang tersengal-sengal.

Dan tiba-tiba saja, ketika Nurul merasa dia tak sanggup lagi menahan rasa sakit itu, ruangan di sekelilingnya seolah berputar dan semuanya berubah menjadi gelap.

Nurul tak sadarkan diri.

=====

“Dek!!!” teriak Amel kencang ketika menemukan Nurul terbaring tak sadarkan diri diatas lantai kamarnya.

Teriakan Amel membuat Alit terperanjat bangun dari tidur siangnya dan bocah berusia hampir tiga tahun itu terlihat sedikit kebingungan.

Munding yang sedang berada di belakang rumah dan mendengar teriakan Amel berlari sekuat tenaga kearah suara itu berasal. Ketika dia melihat Amel yang dengan panik sedang mendekap tubuh Nurul dan berusaha membangunkannya segera memeriksa Nurul yang masih tak sadarkan diri.

“Telepon dokter Mel,” pinta Munding pelan sambil menggendong Nurul dan meletakkannya di atas ranjang.

Amel menggendong Alit yang masih terlihat kebingungan dan menciuminya dengan wajah kalut lalu membawa Alit keluar kamar. Tak lama kemudian, Amel melakukan panggilan telepon untuk mendapatkan pertolongan pertama dari tim medis.

Munding sendiri melakukan apa yang dia bisa dan tahu untuk menyadarkan Nurul. Tapi semua cara yang dia lakukan adalah untuk membangunkan pasien yang pingsan biasa. Kondisi Nurul lain dan tentunya lebih dari itu.

munding:utopiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang