Chapter 58 - Eternity

3.3K 222 15
                                    

Ketika Yuki tersadar dan membuka matanya, semua di sekelilingnya dipenuhi kegelapan.

Yuki berusaha untuk mengingat kembali apa yang terjadi sebelumnya dan beberapa detik kemudian, dia teringat semuanya. Dia tertangkap oleh kelompok militer yang ada di negeri ini saat sedang menyamar dan menyusup ke dalam sebuah grup yang bernama Utopia.

Yuki melakukan penyusupan itu atas perintah kelompok serigala petarung sekaligus kelompok penguasa feudal yang masih bergerak di belakang layar dan berada di Jepang. Kelompok yang sejak jaman Samurai dulu telah ada dan berafiliasi dengan salah satu marga terkuat di Jepang, Takeda.

Yuki juga teringat kalau beberapa saat lalu, dia sedang duduk berhadapan dan diinterogasi oleh seorang petarung manifestasi dari negeri ini. Sebuah negeri yang dulu pernah menjadi milik negerinya.

Yuki lalu melihat ke sekitarnya dan tak menemukan apapun selain kegelapan yang makin jauh makin pekat bagaikan sebuah ruang hampa tanpa batas dan tanpa ujung. Sebuah kegelapan mutlak yang membuat bulu kuduk Yuki merinding saat melihatnya.

Yuki tak tahu dimana tempat ini, tapi dia tahu kalau tempat ini pasti berhubungan dengan manifestasi intent berwarna gelap yang menyelimuti tangan laki-laki yang mengenalkan dirinya dengan nama Munding tadi, sesaat sebelum dia kehilangan kesadaran diri.

Di saat Yuki masih memikirkan apa yang terjadi dengan dunia aneh ini, tiba-tiba saja, sesosok bayangan muncul tak jauh dari depan Yuki dan berdiri tegak dengan tangan berada di pinggangnya.

Yuki terkejut dan melihat ke sosok itu.

Sosok yang diselimuti oleh aura hitam gelap dan memiliki dua tanduk di kepalanya. Dengan taring yang berwarna putih saat dia tersenyum menyeringai kearah Yuki dan mata yang membuat tubuh Yuki gemetar ketakutan.

“Oni…” desis Yuki saat melihat ke sosok itu dengan suara bergetar.

Sosok yang berdiri di depan Yuki berjalan pelan ke arah gadis itu dan kedua tangannya terlihat saring menyatu di depan badan. Seolah-olah sedang melakukan pemanasan sebelum memulai suatu kegiatan fisik. Tubuh Yuki makin bergetar kuat ketika melihatnya, tapi dia berusaha menguatkan mentalnya dan menggenggam erat kepalan tangannya.

“Ini ilusi!!” teriak Yuki sambil melihat marah kearah Munding.

“Iya ini ilusi,” jawab Munding pendek dan datar tapi tetap dengan perlahan berjalan mendekati Yuki.

“Kamu tak bisa menyakiti aku!! Ini semua cuma ilusi. Ini hanya sebuah tipuan mata dan tak terjadi dalam dunia nyata!!” teriak Yuki makin keras.

Munding tersenyum menyeringai dan memperlihatkan taringnya ke arah Yuki yang kini hanya berjarak satu meter saja dari dirinya, “Ini ilusi. Ini tidak nyata. Jadi, nikmati saja,” gumam Munding pelan dan sama sekali tak peduli dengan kata-kata Yuki.

Tangan Munding lalu membentuk sebuah pisau jari dan sebuah pedang panjang yang tipis sepanjang 1 m kini sudah terbentuk di tangannya. Munding lalu melihat ke arah pedang yang terbuat dari manifestasi intent itu selama beberapa saat lalu dia menganggukkan kepalanya puas.

“Mentalmu kuat,” gumam sang Oni alias Iblis yang merupakan perwujudan Munding kepada Yuki.

“Aku tak akan menggunakan infinite loop untukmu. Aku ingin mencoba eternity loop,” lanjutnya setelah puas dengan pedang di tangannya.

Tiba-tiba saja, Munding menusukkan pedang itu ke depan. Yuki yang tak menyangka serangan tiba-tiba dari Munding akan datang dengan begitu cepatnya terkejut dan berusaha mengelak, tapi semua usahanya sia-sia.

Seluruh tubuh Yuki terasa seakan melambat.

Bahkan Yuki merasa kalau dirinya tak bergerak sama sekali. Bukan, Yuki bukan tak bergerak. Waktu yang ada di tempat ini menjadi sangat lambat. Sangat lambat sekali sehingga semua gerakan berubah menjadi super slow motion dan seolah-olah mereka semua hampir tak bergerak.

Sebuah suara tiba-tiba terngiang bukan di telinga Yuki tapi di dalam kepalanya secara langsung, seperti sebuah kemampuan legendaris yang disebut dengan telepati.

“Kunoichi, aku tak tahu siapa namamu.”

“Terserah jika kau menganggap semua ini hanyalah ilusi.”

“Teknik ini kusebut eternity loop."

“Aku tak akan membuatmu merasakan sakit berulang-ulang seperti rekanmu yang kehilangan kesadaran mentalnya.”

“Aku akan membuatmu menikmati sensasi rasa sakit tanpa batas waktu, selamanya.”

“Tidak ada konsep waktu dalam dunia kegelapan ini.”

“Jadi semuanya akan berjalan seperti ini mulai dari sekarang, entah hingga kapan nanti.”

“Ketika ujung pedangku mulai menyentuh kulitmu dan perlahan-lahan menusuk ke dalam tubuhmu…”

“Lalu dia akan menembus dadamu…”

“Kau akan bisa merasakan semuanya.”

“Perlahan.”

“Terus berlanjut.”

“Selamanya.”

Ini kali pertama Yuki benar-benar merasa ketakutan luar biasa. Ketika dia mencoba untuk menghindar dari tusukan pedang Munding tadi, seluruh tubuhnya tiba-tiba seperti tertahan. Udara di sekitar tubuhnya terasa menjadi seperti sebuah cor beton yang menahan laju pergerakan tubuhnya.

Yuki tak bisa menggerakan tubuhnya seperti biasanya.

Awalnya Yuki hanya berpikir kalau semua itu hanya karena pengaruh tekanan dari sang Oni yang ada di depannya sehingga dia tak bisa bergerak. Tapi seiring berjalannya waktu, Yuki menyadari kalau semua ini lebih dari itu.

Bukan hanya Yuki yang bergerak lambat karena terkena pengaruh tekanan dari Munding. Tapi semuanya hampir tak bergerak dan dibekukan oleh waktu.

Ketika Yuki mendengar bahwa tak ada konsep waktu di tempat ini, itu artinya, dia tetap akan terus seperti ini. Bergerak secara perlahan-lahan karena waktu yang dibekukan dengan kesadaran diri berpikir secara normal.

Tapi…

Dengan sebuah pedang yang siap menghujam ke dalam dadanya, itu artinya Yuki akan merasakan rasa sakit yang luar biasa, terus menerus dan entah sampai kapan akan berakhir.

Karena itulah Yuki merasakan ketakutan luar biasa saat ini. Dia tahu kalau sebentar lagi, dia akan merasakan siksaan luar biasa.

=====

“Sudah berapa lama aku disini?” gumam Yuki kebingungan sambil menahan rasa sakit luar biasa yang ada di dada sebelah kirinya.

Yuki melirik ke arah dada kirinya dan melihat kalau pedang di tangan Munding baru terbenam sejauh beberapa mili kedalam kulit tubuhnya setelah menyobek pakaiannya.

=====

“Sakitttttttt…” teriak Yuki dalam hati.

Yuki tak percaya lagi kepada ungkapan yang dulu pernah dia percayai.

‘Kalau kita sudah sering terluka, kita akan terbiasa dengan rasa sakitnya.'

“Bedebah mana yang membuat ungkapan itu??” maki Yuki dalam hati, karena dia bukti nyata kalau ungkapan itu hanya isapan jempol belaka.

Setelah waktu yang tak terhitung lamanya, Yuki tak pernah terbiasa dengan rasa sakit yang berasal dari dadanya dan menjalar ke seluruh tubuhnya. Pedang di tangan Munding kini masuk sejauh 1 cm ke dalam tubuh Yuki.

=====

“Aaaarrggghhhhhhhhhh,”

Teriak Yuki dalam hati karena dia tak bisa meminta mulutnya untuk mengeluarkan suara. Rasa sakit itu, Yuki benar-benar tak sanggup lagi. Dia lupa sudah berapa lama dia merasakannya. Dia bahkan lupa siapa dirinya dan siapa si Oni yang sedang menusukkan pedang menembus ke dadanya.

“Siapa aku?” gumam Yuki dalam hati kebingungan, tapi sesaat kemudian, sebuah kesadaran diri mencoba berontak dan kembali menyeruak, “Aku Mochiyuki Chiyo, kunoichi dari Clan Takeda!! Aku tak akan menyerah!!”

munding:utopiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang