Chapter 84 - Lama tak jumpa

3.4K 209 18
                                    

Seorang laki-laki berkulit sawo matang dan terlihat agak berumur tapi masih tetap gagah turun dari sebuah mobil dengan sigap.

Begitu kakinya menjejak ke tanah, dia langsung melihat ke arah teras aula yang terlihat dijaga oleh beberapa puluh bodyguard yang menggunakan pakaian tradisional China itu.

Beberapa orang dari bodyguard itu terlihat merangsek maju ke arah Gunman yang justru mengeluarkan rokoknya dan mengambil sebatang.

“Attack!!” kata Gunman perlahan dan sesaat kemudian puluhan bayangan berwarna hitam berlari dari belakang mobil Gunman dan menerjang ke arah para bodyguard berbadan kekar itu.

“Serangan musuh!!” teriakan balasan terdengar dari barisan para bodyguard itu.

Salah satu dari anggota Kongzi juga berlari ke dalam aula untuk memberitahukan soal serangan ini kepada para petinggi yang ada di dalam aula.

Gunman berdiri di tempatnya lalu dengan santai menyalakan rokoknya. Dia sama sekali tak peduli dengan pertarungan yang ada di sekelilingnya antara Divisi Soldier dengan bodyguard dari Kongzi.

Lima orang yang mengenakan pakaian beraneka ragam tapi masih didominasi warna hitam, terlihat berdiri di sekitar Gunman. Mereka adalah para petarung dengan codename S-1 sampai dengan S-5. Para petarung elite dari Divisi Soldier Utopia.

“Boss, kenapa tidak ada petarung manifestasi yang keluar untuk menyambut kita?” kata S-3 yang berdiri sambil bersandar ke bagian belakang mobil yang tadi ditumpangi Gunman.

“Mungkin kekacauan yang kita buat masih kurang,” gumam Gunman sambil menghembuskan asap rokok dari mulutnya.

“Bisa jadi,” jawab S-4, satu-satunya wanita yang berhasil masuk ke dalam lima orang petarung terkuat Divisi Soldier.

“Mari kita buat mereka menyadari kedatangan kita,” gumam Gunman sambil menyelipkan rokok yang dia pegang ke mulutnya.

Kemudian, Gunman mengambil dua buah pistol yang terselip di dalam jasnya. Sedetik kemudian, suara rentetan tembakan terdengar berkali-kali di halaman aula itu.

Dorrrr doorrrr dorrr dorrrrr dooorrrr.

Tubuh demi tubuh berjatuhan dengan luka berlubang di bagian kepala mereka karena terkena tembakan dari pistol di tangan Gunman. Dia sama sekali tak menaruh belas kasihan kepada para penjaga yang hanya melakukan tugasnya itu.

Tak lebih dari hitungan detik, puluhan bodyguard dari Kongzi sudah terkapar tanpa nyawa di teras aula yang kini dihiasi oleh jasad yang terkapar dimana-mana. Darah mengalir dan membasahi lantai yang terbuat dari batu marmer berwarna putih bersih itu. Bau anyir juga mulai tercium di udara dan membuat suasana menjadi mencekam.

“Biadab!!!!”

Ling bersama beberapa orang lainnya yang baru saja menerjang keluar dari dalam aula, naik pitam ketika melihat pembantaian yang dilakukan oleh Gunman beserta anak buahnya.

“Kalian benar-benar biadab!!” teriak anggota Kongzi dan tamu undangan lainnya yang sekarang berhamburan keluar ke arah teras.

Pertarungan sengit pun tak terelakkan lagi antara Kongzi dengan Utopia.

=====

“Utopia menyerang?” gumam Cui sambil melihat ke arah orang-orang yang berada di sekitarnya setelah menerima laporan dari bodyguard dari luar ruangan.

Cui dan semua serigala petarung disini adalah veteran dalam persaingan dan survival. Cui tak akan semudah itu mempercayai bahwa tidak ada pengkhianat diantara mereka yang hadir disini. Tak terkecuali anggota Kongzi dan bahkan mungkin Tetua Kongzi sendiri.

munding:utopiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang