Chapter 107 - Air mengalir, waktu berlalu

3.2K 205 17
                                    

Hari berganti, minggu berlalu, dan bulan pun berjalan.

Kalau lah ada sesuatu yang ketika hilang, tak akan pernah bisa kembali, dia lah sang waktu.

Mantan masih mungkin untuk ngajak balikan, kalau pun tidak, kita bisa cari gebetan. Tapi ketika waktu berlalu, tak akan ada yang bisa menghentikannya. Saat kita melihat bayangan kita di kaca di pagi hari, saat kita melihat sosok asing yang menatap balik dengan raut muka yang dewasa, atau bahkan renta, saat itulah kita akan tersadar kalau waktu telah terlepas dari genggaman kita.

Apakah waktu kita selama ini terbuang percuma? Ataukah kita bisa tersenyum bangga sambil menepuk dada?

Munding masih mencoba menyelami konsep manifestasinya setiap hari. Meskipun tanpa hasil dan tak ada kemajuan yang berarti, dia tak pernah berhenti dan tak pernah menyerah. Karena Munding sadar, dia harus melakukan semuanya demi keluarganya, agar saatnya tiba untuk melindungi keluarganya, tak akan ada penyesalan dalam dirinya.

Kandungan Amel makin membesar setiap harinya. Semakin hari, Amel semakin ceria, karena dia tahu, bahwa sebentar lagi dia akan menjadi seorang ibu. Seorang wanita utuh yang telah memiliki buah hati bersama pasangan hidupnya.

Nurul masih bergulat dengan pertentangan batinnya. Setelah belajar dari Aisah selama beberapa bulan belakangan ini, Nurul memang bisa mengendalikan intent dan naluri miliknya dengan sempurna, tapi dia sama sekali tak memiliki keinginan untuk menjadi seorang petarung. Suatu hal yang selalu disesali oleh Cynthia dan Aisah, karena di dunia yang didominasi oleh para lelaki ini, satu tambahan seseorang petarung wanita seperti Nurul adalah sesuatu yang sangat berarti.

Mereka semua tak pernah tahu bahwa Nurul sendiri selalu bergulat dengan pertentangan batinnya. Antara pengorbanan dirinya atau mencoba menjadi egois dan memilih untuk memiliki suaminya seorang diri.

Trio Kwok Kwok yang merupakan anak didik Munding, Dian, Angga, dan April masih tetap tinggal bersama keluarga Munding. Karena mereka lah, Munding tak lagi sesering dulu berlarian kesana kemari menjalankan misi dari Biro.

Dari ketiga anak didik Munding, mereka sama sekali belum mengalami peningkatan yang berarti dari segi tahapan serigala petarung. Dian masih menjadi petarung inisiasi, Angga dan April masih menjadi petarung awakening. Munding bahkan mulai bertanya-tanya, apakah dia memang tak memiliki bakat untuk menjadi seorang guru seperti Om Leman.

Tapi yang tidak mereka berempat sadari adalah, di mata para anggota Biro dan rekan seangkatan mereka bertiga, peningkatan kemampuan yang dicapai oleh trio Dian, Angga dan April luar biasa. Mereka bertiga berani dan siap diterjunkan bahkan tanpa pengawasan dari pelatih mereka yang lebih senior. Seolah-olah Dian, Angga dan April memang petarung Biro yang sesungguhnya, bukan petarung yang masih dalam masa training seperti rekan-rekannya.

Knife mulai mengumpulkan data dan informasi mengenai Munding dan keluarganya. Perlahan-lahan dia juga mulai menyusupkan gagasan dan rencana untuk mengeliminasi Cahaya ke dalam program Utopia. Knife lalu menunggu saat yang tepat untuk melancarkan serangannya.

Kongzi yang sudah terlanjur hancur dan mengalami penurunan kekuatan yang signifikan kini seolah seperti seorang laki-laki dewasa yang mengalami kecelakaan dan kelumpuhan. Berjalan tertatih-tatih dan berusaha untuk kembali ke masa jaya mereka, meskipun entah kapan mereka akan berhasil melakukannya.

Tetua Kongzi yang tersisa hanya 3 orang tetapi untungnya ada Jian di antara mereka bertiga. Beberapa minggu setelah Munding pulang ke Indonesia, sebuah surat datang dari Kongzi. Di dalam surat itu terdapat sebuah medali yang berbentuk lingkaran dan memiliki ukiran Yin Yang yang indah di tengahnya.

Ketika Munding menyentuh medali itu, dia terkirim ke dalam dunia ilusi Tian Di sama seperti saat dia dulu mendapatkan undangan dari Cui Lan Seng. Saat berada di dalam Tian Di, Munding berjumpa dengan Cui, Jian, dan satu sosok lagi yang asing baginya, Neo Kok Keong.

Di kesempatan itu, Neo menceritakan semuanya tentang asal muasal kenapa dia memperlakukan Munding seperti dulu. Mulai dari hanya mengirimkan satu undangan saja, tak menjemput saat di bandara, dan semua tingkah usil yang terlihat sengaja dilakukan agar seolah-olah menunjukkan kalau Kongzi sama sekali tak suka dengan Munding dan negaranya.

Menurut Neo, semua itu karena permintaan Yeoh Choo Keng, Neo yang awalnya sama sekali tak setuju akhirnya bersedia melakukannya setelah mendapatkan tekanan juga dari Ling Guan Pit. Neo sama sekali tak menyangka kalau petarung yang dia diskriminasikan ternyata adalah seorang petarung legenda.

Munding yang mendengarkan penjelasan Neo tahu kalau pemuda itu tidak sedang berbohong atau berusaha mencari pembenaran atas tindakannya. Dia bisa melihat kondisi Kongzi saat ini, dengan melemahnya kekuatan mereka secara siginifikan seperti sekarang ini, mereka rawan mendapatkan serangan baik dari dalam China maupun musuh dari luar. Tak ada alasan bagi mereka untuk menambah satu musuh lagi seperti Munding.

Saat Munding meminta untuk undur diri, Cui memberitahu Munding bahwa medali yang dia kirimkan merupakan hasil dari manifestasi intent dengan konsep ilusi milik Cui. Dengan menggunakan medali itu, Munding bisa menghubungi Kongzi, dalam hal ini, Cui Lan Seng, kapan saja. Tapi tentu itu artinya, Cui juga bisa melakukan hal yang sama jika ingin menghubungi Munding.

Cui juga memberitahu bahwa dia mengirimkan token yang sama untuk setiap perwakilan organisasi yang datang ke gathering Kongzi beberapa waktu lalu dan terbukti tidak bergabung dengan Utopia. Demi keamanan, Cui dan Jian juga mengusulkan bahwa mulai saat ini, mereka akan menggunakan token ini sebagai jalan untuk melakukan komunikasi dan remote meeting kedepannya, teknologi yang mungkin suatu saat akan bisa mengalahkan internet yang sekarang berada pada masa jayanya.

Selama beberapa bulan terakhir, Utopia juga tidak tinggal diam saja.

Lee kembali membuat rencana untuk mendirikan Lembah Surga yang dulu sempat digagalkan oleh Munding dan Biro.

Kelly dan Tommy, menyendiri dan berpetualang entah ke tempat-tempat yang eksotis dan jauh dari kerumunan manusia.

Clown masih asyik dengan menciptakan serum yang akan digunakan untuk mengendalikan boneka-boneka Utopia dan di lain kesempatan, Clown juga tak pernah berhenti untuk meneliti serum yang akan bisa membuat dia melangkah menuju petarung tahap manifestasi. Inilah penelitian yang dia lakukan saat Knife datang mengunjunginya waktu itu.

Titis alias Gunman, menjalankan tugasnya sebagai abdi negara di saat Matahari bersinar cerah dan berubah menjadi algojo Utopia di saat sang Surya tenggelam. Dia melanglang buana dengan jet pribadi milik Utopia yang membawanya ke semua tempat dimana kehadirannya sebagai Apostle yang memimpin Divisi Soldier dibutuhkan.

Di lain pihak, Titis juga menciptakan sendiri pasukan elitnya, tim petarungnya, kawanannya entah dengan tujuan apa. Karena itu lah dia memilih menjadi algojo Utopia demi mendapatkan dana yang cukup untuk menyokong operasional pasukan pribadi miliknya. Tim petarung newbie yang kurang beruntung saat ingin membajak pesawat dan bertemu Munding adalah beberapa dari anggota pasukan elit bentukan Titis.

munding:utopiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang