Chapter 135 - Usaha part 2

2.8K 155 8
                                    

“Dia ada, bahkan ketika aku pertama kali bisa menggunakan teknik Tian Di ini. Jadi, katakan padaku, apakah dia hasil dari manifestasi intent-ku atau bukan?” tanya Cui yang disambut diam oleh Dirman dan Arya.

Manifestasi intent mungkin tak sesederhana seperti apa yang dipahami oleh Dirman dan Arya saat ini. Keberadaan Tian Long dan teknik Tian Di, seolah-olah mengatakan bahwa dunia Immortal ini, bukanlah sekedar manifestasi intent, tapi merupakan sebuah dunia parallel yang berdiri sendiri secara independen. Cui dan para pendahulunya, hanyalah deretan orang-orang yang bisa mengakses masuk ke dalam dunia ini.

Kalau seperti itu, bukankah itu artinya semua dunia mistis dan khayalan yang selama ini diragukan oleh sebagian orang, mungkin saja ada?

“Fokus,” sebuah kata terdengar masuk ke dalam telinga Arya dan Dirman.

Mereka berdua lalu dengan cepat berusaha menguasai diri setelah diingatkan oleh Jian barusan. Cui berdiri dengan kedua tangan terlipat di belakang punggungnya dan menghadap ke arah Tian Long menghilang. Kedua matanya terpejam dan dia seolah-olah terputus dari dunia di sekitarnya.

‘Bau’ yang dimaksud oleh Cui tadi saat menyuruh Tian Long, bukanlah bau dalam artian yang sebenarnya. Tian Long adalah mahluk hasil manifestasi intent seorang petarung legenda yang pertama kali menciptakan teknik Tian Di.

Pada masa itu, seorang serigala petarung dianggap sebagai dewa oleh sebagian masyarakat biasa, terutama bagi mereka yang sudah mencapai tahap manifestasi. Masyarakat bahkan membangun kuil pemujaan bagi mereka.

Tian Long bukan hasil manifestasi intent Cui. Dia adalah penghuni asli Tian Di. Hubungan antara Tian Long dan Cui lebih ke arah simbiosis mutualisme dibandingkan hubungan antara tuan dan budaknya.

Saat ini, Tian Long menyusuri seluruh pelosok Tian Di dengan menggunakan jejak karakteristik intent milik Munding yang pernah dia rasakan dulu, saat Munding masuk ke dalam dunia Tian Di ini.

Tian Long sama sekali tak memiliki keterbatasan di dalam Tian Di. Dia dapat bergerak dengan sangat cepat sekalipun itu di udara, air maupun darat sekalipun. Dia melayang dengan mengikuti sisa-sisa intent Munding.

Sekalipun Cui memejamkan mata di tempatnya berdiri, saat ini, dia dapat melihat apa yang dilihat oleh Tian Long. Cui juga dapat berkomunikasi langsung dengan Tian Long melalui telepati. Tian Di sendiri sangat luas, jauh lebih luas dibandingkan bumi itu sendiri. Banyak kehidupan yang secara bebas dan independen berkembang biak di tempat ini.

“Grrrrrraaaaaagghhhhhhhhhh,” Tian Long tiba-tiba mengaum keras dan mengeluarkan dengusan nafas ke angkasa.

“Kenapa?” tanya Cui.

“Aku kehilangan jejaknya,” jawab Tian Long.

“Bagaimana mungkin? Dia belum mati kan?” tanya Cui.

“Graaaagghhhhhhh,” Tian Long mengaum lagi.

“Hahahahahaha. Iya, maafkan aku. Aku percaya padamu kalau dia masih hidup,” kata Cui cepat menanggapi auman Tian Long barusan.

“Aku merasakan jejaknya, terakhir kali di tempa ini,” jawab Tian Long.

“Dimana ini?” tanya Cui sambil melihat ke sekelilingnya.

Cui hanya melihat rerimbunan pohon yang lebat dan berada di kaki sebuah pegunungan dengan lereng bersudut hampir tegak lurus dengan tanah. Puluhan gunung serupa dengan bentuk menyerupai pilar tegak yang menjulang tinggi terlihat di sekitar mereka.

Tian Long mendenguskan napasnya untuk sesaat lalu setelah itu, pemandangan di sekitar Cui pun berubah drastis. Mereka tak lagi berada di tempat indah dengan pohon dan gunungnya yang mistis dan eksotis. Mereka kini melayang di atas perairan biru jernih yang tak terlihat ujungnya hanya ada sebuah pulau yang berukuran tak terlalu besar dan dikelilingi oleh pohon bakau di sekitarnya.

“Ini? Pulau Utopia?” tanya Cui.

“Tian Long, apakah Munding pernah keluar dari pulau itu sejak dia masuk ke dalam bersama Jian?” tanya Cui.

Tian Long menggelengkan kepala naganya yang berukuran luar biasa besar dan membuat kedua helai kumisnya yang panjang melambai-lambai.

“Itu artinya, besar kemungkinan Munding masih berada di dalam sana?” tanya Cui.

Tian Long tak menjawab.

“Kenapa kita tak bisa masuk ke dalam? Dan mencari keberadaannya?” tanya Cui tak sabar.

“Pulau itu terlindungi oleh dua lapis konsep manifestasi, wisdom dan seer. Sekalipun aku bisa masuk, mereka akan mengetahui keberadaanku, dan aku belum tentu bisa melacak Munding di dalam sana,” jawab Tian Long.

Cui diam dan tak menjawab.

Cui berasal dari sebuah organisasi serigala petarung tertua yang berada di daratan China. Tentu saja apa yang dia pahami tentang konsep manifestasi sangat berbeda dengan apa yang dipahami oleh orang-orang seperti Arya atau Dirman.

Konsep manifestasi non-fighting seperti wisdom, seer, healing, persuasion, eternity, dan lain sebagainya, mungkin terlihat sangat lemah dan tak berguna. Tapi bagi Cui dan Kongzi, justru memiliki konsep seperti itu adalah sebuah anugerah. Tian Long mungkin tak begitu perduli dengan Tommy sekalipun, tapi dia tak akan berani berhadapan langsung dengan pemilik konsep wisdom dan seer yang menggunakan manifestasi intent mereka untuk melindungi Pulau.

“Oke, kalau begitu, kita kembali,” kata Cui.

Sekejap mata kemudian, pemandangan di sekeliling mereka kembali berubah menjadi dunia Immortal dengan gunung-gunung berbentuk tonggak menjulang dan awan putih di puncaknya.

=====

“Ada beberapa fakta yang bisa kita beritahukan,” kata Cui di hadapan Arya dan Darman.

“Yang pertama, Munding masih hidup. Itu pasti,” lanjutnya, “yang kedua, dia pergi ke Pulau Utopia dan belum keluar dari sana.”

“Dan yang terakhir…” Cui menghentikan kata-katanya.

Dirman dan Arya melihat ke arah Cui sambil mendelik marah karena merasa digantung seperti hati jomblo yang digantung gebetan.

“Oke, oke,” jawab Cui sambil mengangkat tangannya.

“Yang ketiga, kondisi Munding mungkin tak terlalu baik,” kata Cui akhirnya.

“Apa maksudmu? Bukankah tadi kau bilang, dia tidak mati?” sergah Dirman cepat.

“Maksudku, aku dan Tian Long mencoba merasakan keberadaan intent Munding dan kami kehilangan dia,” kata Cui.

Dirman, Arya dan bahkan Jian kini mengrenyitkan dahi mereka.

“Jangan berbelit-belit,” potong Jian.

Cui tersenyum kecut, “Begini, pada prinsipnya, Tian Long bisa merasakan semua jenis intent yang ada di dunia ini. Tian Di dan dunia nyata sebenarnya seperti dua buah ruangan yang saling bersebelahan dan hanya dibatasi oleh dinding kaca yang tipis. Setiap petarung memancarkan intent yang khas dan tak akan pernah sama.”

“Tian Long akan merekam semua karakteristik intent yang pernah masuk ke dalam Tian Di. Siapa pun itu. Dan ketika kita ingin menemukan keberadaan seseorang, Tian Long hanya perlu mencari intent dengan karakter yang sama.”

“Itulah kenapa, ketika dulu Kongzi menghubungi para petarung untuk berkonsolidasi, tidak masalah bagiku di manapun mereka semua berada, semua tetap dapat masuk ke dalam Tian Di.”

“Seorang petarung memancarkan intent miliknya setiap saat selama dia hidup, saat dia meninggal dunia, otomatis intent miliknya akan hilang.”

“Tian Long bisa merasakan intent Munding masih ada di dunia nyata. Itu artinya dia masih hidup.”

=====

Author note:

Sekar up besok aja ya.

munding:utopiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang