Chapter 118 - Rencana

3K 191 30
                                    

Rumah panggung sederhana yang terbuat dari kayu dan dikerjakan secara kasar terlihat berdiri di sekitar daerah pantai. Bangunan itu terlihat dibuat dengan seadanya dan seolah hasil karya manusia jaman primitif.

Apakah Utopia menggunakan konsep seperti ini di pulau ini?

Tapi pertanyaan itu juga segera terjawab. Munding melihat sebuah bangunan megah yang berada di atas bukit tak jauh dari pantai berpasir putih yang melengkung itu.

Sebuah bangunan yang menggunakan arsitektur Asia Selatan menyerupai bangunan Taj Mahal dengan kubahnya yang eksotis dan berwarna keemasan. Munding hanya bisa melihat ujung kubah runcing berwarna emas itu dari tempatnya berada sekarang. Bagian bawah bangunan dan kondisi sekelilingnya sama sekali tak terlihat karena rimbunnya pepohonan yang ada di sekitar bukit.

“Bangunan yang megah itu adalah Palace, tempat menetap Tommy dan Kelly, beserta Apostle yang lain,” kata Shakur sambil menunjuk ujung kubah emas yang dilihat oleh Munding.

“Termasuk kamu?” tanya Munding.

“Iya. Aku juga dulu tinggal disitu,” jawab Shakur.

“Pulau ini terbagi menjadi tiga buah kagetori keamanan atau security level. Level satu adalah tempat dengan tingkat keamanan tertinggi. Istana itu termasuk dalam kategori level satu. Laboratorium milik Clown juga termasuk level 1. Tempat berlatih milik Divisi Soldier juga level satu.”

“Di atas bukit itu ada Istana Utopia, Laboratorium ada di sebelah kirinya sedangkan tempat latihan Divisi Soldier ada di sebelah kanannnya.”

“Setingkat di bawah level satu, ada area-area yang memiliki tingkat keamanan level 2. Disini tak seketat level satu. Area yang termasuk di level 2 ini, Taman Eden yang mengelilingi Istana.”

“Jangan dibayangkan kalau Taman Eden seperti taman yang biasanya kamu temui. Pada kenyataannya, itu bukanlah sebuah taman, tapi sebuah fasilitas hedonism yang diciptakan oleh Utopia tanpa batasan aturan dan hukum.”

“Kamu bisa bayangkan apa yang orang lakukan di dalam sana? Semua fantasy yang selama ini mereka ingin lakukan tapi tak bisa dilakukan di luar sana, mereka penuhi di sini. Dan orang-orang itu, sebenarnya hanyalah binatang yang memakai kulit manusia. Aku tak pernah sanggup berlama-lama di tempat itu.”

“Tingkat keamanan terendah tentu saja level 3. Pantai ini, semua rumah-rumah kayu yang dibangun di dekat pantai itu, mereka semua berada di area dengan keamanan level 3. Sama sekali tak ada regulasi di sini. Kamu bebas melakukan apa saja, tapi tentu saja tak sebebas di Taman Eden.”

“Bagaimana mereka makan, minum dan kebutuhan dasar lain?” tanya Munding penasaran.

“Munding, tempat ini, sebenarnya adalah sebuah resort yang luar biasa besar dan dikelola oleh Utopia. Tak semua wanita cantik yang kamu temui di pantai itu, atau laki-laki tampan yang ada di sana adalah para penganut Utopia yang mendapatkan jatah tinggal di tempat ini. Mereka adalah pelacur dan gigolo bayaran yang memang bekerja di sini dan menyamar seperti layaknya penganut Utopia.”

“Jumlah para pekerja seperti itu mencapai 2 kali jumlah penganut Utopia yang asli,” kata Shakur.

“Tahukah kamu, di tempat ini, Tommy memberlakukan free will. Semua penganut bebas melakukan apa saja. Sesuka mereka. Karena dia mengelabui orang-orang itu, bahwa ini adalah surga yang dia ciptakan,” lanjutnya.

“Tommy tentu saja menyiapkan banyak wanita muda cantik dan laki-laki tampan untuk berperan menjadi bidadari surga bagi para penganutnya. Tentu saja dengan kekuatan uangnya.”

“Benar-benar sakit jiwa,” gumam Munding.

“Hahahahahahahaha. Apakah kamu merasa muak?” tanya Shakur, “Berapa banyak orang yang memimpikan hidup penuh kebebasan seperti mereka? Dengan bertepuk tangan, makanan dan minuman kesukaan datang. Dengan jari telunjuk, dia bisa menikmati wanita secantik apa pun yang lewat di depannya. Tak perlu berpikir tentang apa pun. Tak perlu kuatir dengan masalah apa pun. Berapa banyak orang yang akan tertarik untuk menikmati gaya hidup seperti itu?” lanjutnya.

munding:utopiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang