Chapter 76 - Tak Terima

3.3K 223 84
                                    

Author note:

Ini bonus chapter dedicated untuk dek Baruna, putra dari Kak anggie1007 yang lahir kemarin tanggal 9 Januari 2020.

Semoga menjadi anak yang sholeh, berbakti pada orang tua, bangsa, dan agama.

Semoga kelak menjadi pemuda yang kuat dan tangguh seperti namanya, Samudera.

=====

Suara penonton yang terlihat berbisik-bisik dan sesekali menunjukkan tatapan mata mencemooh ke arah Ling kini mulai terdengar.

Ling adalah salah satu petarung terkenal di China, sebagai orang nomor dua organisasi dunia persilatan terbesar seperti Kongzi, Ling adalah sosok yang punya nama. Karena itulah, saat melihat petarung sekuat Ling berhasil ditahan imbang oleh seorang pemuda tanpa nama dari luar negeri yang datang seorang diri, tentu saja para penonton yang sebagian kecil memang tidak menyukai Ling mulai berkoar-koar negatif.

Ling tentu saja makin meradang. Emosi menutupi logikanya.

Ling tak pernah dipermalukan seperti ini sebelumnya. Dia adalah Vice Leader Kongzi. Dia adalah serigala petarung manifestasi. Bahkan pejabat pemerintah sekelas Gubernur pun harus tetap memberikan hormat kepada dirinya.

Tapi sekarang?

Ling Guan Pit tak terima!!

“Roooaaarrrrrrrrr.”

Bagaikan Harimau yang terluka, Ling kembali menerjang ke arah Munding. Kali ini dia menggunakan seluruh kekuatannya tanpa ampun. Kedua tangan Ling membentuk cakar Harimau dan menyerang kearah dua sasaran sekaligus, kepala dan pangkal paha.

Munding tahu kalau dari ilmu seni bela diri, dia bukan apa-apa dibandingkan musuh di depannya. Munding juga tahu dari segi pengendalian dan manipulasi intent, musuhnya jauh lebih lihai daripada dirinya.

Tapi…

Munding punya satu kelebihan yang membuatnya berdiri di atas puluhan bahkan ratusan serigala petarung manifestasi lainnya. Munding punya legendary concept, konsep yang unik tanpa ada duanya.

“Humph!!” Munding mendenguskan napas.

Tanpa mengindahkan kedua cakar Ling yang mengarah ke arah tubuhnya, Munding merangsek maju dan mengayunkan kepalan tangan kanannya. Sebuah pukulan lurus yang sederhana, sama seperti sebuah straight punch dalam tinju. Sama sekali tak ada yang istimewa.

Ling melihat pukulan lurus Munding yang mengarah ke badannya tapi dia tak peduli. Kedua cakarnya juga sedang menuju ke tubuh Munding. Dia percaya diri dengan kemampuan Golden Arhat yang melindungi tubuhnya.

Dua cakar ditukar dengan satu pukulan? Ling dengan rela hati melakukan pertukaran serangan itu.

“Bodoh!!” geram Jian saat melihat keputusan yang diambil oleh Ling.

Munding juga seolah-olah tak mempedulikan kedua tangan Ling yang membentuk cakar dan menyerangnya dari atas dan bawah secara bersamaan.

Beberapa orang menarik napas tegang ketika melihat clash mereka kali ini.

Boooooooommmmmmm.

Dimulai dari ujung kepalan tangan Munding, seperti sebuah meriam canon yang ditembakkan, intent yang berwarna hitam pekat meledak secara tiba-tiba ke arah tubuh Ling yang berada di depan kepalan tangan Munding.

Intent berwarna hitam pekat yang bergerak dengan kecepatan luar biasa itu menghantam tubuh Ling dan menghempaskannya ke belakang, bahkan sebelum cakar Ling mencapai sasarannya.

munding:utopiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang