Author note:
Bonus nganu karena nganu.
=====
“Utopia itu…”
Arya menarik napas panjang dan kata-katanya terhenti. Dia melihat ke arah Munding dan Cynthia lalu tersenyum pahit.
“Begini. Munding, kita sebagai serigala petarung, seperti layaknya serigala sungguhan, secara alami akan memiliki kecenderungan untuk berkelompok kan?” tanya Arya.
Munding menganggukkan kepalanya.
“Oke, meskipun kamu sendiri tak mau mengakuinya, tapi secara umum, kamu sendiri masuk ke dalam kawanan milik gurumu sekaligus bapak mertuamu. Hal itu juga berlaku untukmu, Cynthia,” kata Arya sambil melirik ke arah si amoy cantik.
“Meskipun dalam hal ini, Cynthia adalah kasus khusus,” lanjut Arya.
Cynthia menundukkan kepalanya dengan raut muka sedih. Memang benar apa yang dikatakan oleh Arya. Cynthia adalah kasus khusus. Kawanan tempat Pak Yai, Aisah dan Leman berasal adalah kawanan berbasis keagamaan, dan Cynthia memiliki keyakinan yang berbeda dengan gurunya sendiri. Itu artinya, Cynthia memiliki status tak jelas dalam kawanan gurunya.
“Kenapa kamu sedih?” tanya Munding ke arah Cynthia.
“Bukan. Aku hanya…” kata-kata Cynthia terputus dan dia tak dapat melanjutkannya lagi.
Munding hanya tertawa kecil, “Jujur saja, aku heran kenapa kamu bingung. Tante Aisah memang berasal dari kawanan yang sama dengan Bapak. Tapi, Bapak lah yang membawa Tante kesana saat kecil. Saat Bapak memutuskan untuk berhenti, Tante keluar dari kawanan. Jadi secara aktual, Tante Aisah bukanlah anggota kawanan tempat dulu mereka berasal,” kata Munding.
“Jadi nggak usah terlalu pusing soal kawanan. Bukankah aku juga sama? Sekalipun mereka mungkin menganggapku berasal dari kawanan mereka, tapi belum pernah sekalipun aku menginjakkan kakiku ke sarang mereka. Aku juga belum pernah bertemu dengan pemimpin kawanan. Jadi, statusku sendiri sebenarnya abu-abu dalam kawananku,” lanjut Munding.
“Tapi… Sekalipun suatu ketika aku tak punya kawanan. Apakah ada yang masih berani mencari masalah denganku?” tanya Munding yang membuat Arya dan Cynthia terdiam.
Kata-kata Munding memang terdengar arogan dan sombong, tapi sama sekali tidak ada kesan seperti itu saat dia mengatakannya tadi. Munding sama sekali tidak sedang menyombongkan dirinya, dia hanya sekedar menyatakan sebuah fakta.
Dia mengucapkan kata-kata itu dengan nada yang sama ketika kita mengucapkan bahwa sehabis malam, pagi akan menjelang. Atau, ketika kita memberitahkukan bahwa api itu panas, es itu dingin. Itu hanyalah sebuah fakta, tak lebih.
“Munding benar Cynthia. Yang terpenting, jadilah kuat hingga orang lain mengakui kekuatanmu, dan berhenti menanyakan siapa dirimu,” kata Arya.
Cynthia terdiam dengan sudut mata yang terlihat bersinar. Kata-kata penyemangat yang diberikan oleh Munding dan Arya memang sangat pas untuk dirinya. Apalagi saat Munding yang mengatakannya. Tentu saja Cynthia percaya, karena dia sedang berhadapan langsung dengan bukti hidup yang benar-benar melakukan itu.
“Oke. Keknya obrolan kita mulai melenceng,” potong Arya sambil menggaruk kepalanya, “Gimana? Aku lanjut lagi?” tanyanya.
Munding menganggukkan kepalanya.
“Oke. Itu hanyalah contoh di negeri kita. Sekarang pertanyaannya, kalau di level negara sudah terbentuk kawanan seperti itu. Apakah di level dunia ada juga kawanan dengan typical yang sama?” tanya Arya.
“Nggak usah main tebak-tebakan. Langsung aja,” potong Munding datar.
Arya cuma bisa bersungut-sungut dengan muka kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
munding:utopia
Action(Action) Utopia merupakan sebuah negeri khayalan yang diciptakan oleh Sir Thomas Moore dalam bukunya yang berjudul Utopia. Negeri ini berupa sebuah pulau di tengah-tengah Samudera Atlantik yang memiliki tatanan kehidupan yang ideal, dari semua segi...