Chapter 59 - Global

3.1K 204 169
                                    

“Aku Mochiyuki Chiyo, kunoichi dari Clan Takeda!! Aku tak akan menyerah!!”

Munding tersenyum. Dia tahu kalau ketahanan mental si ninja ini di atas rata-rata. Tapi, Munding yakin dengan eternity loop miliknya. Rasa sakit yang tak pernah berhenti dan dirasakan dalam waktu yang lama. Hanya masalah waktu saja sebelum si ninja wanita di depannya menyerah, karena semua ada batasnya.

Dan benar seperti dugaan Munding, setelah sekian lamanya dan pedang intent Munding baru masuk sejauh setengah centimeter ke jantung Yuki, ninja wanita itu menyerah kalah dan tak sanggup melanjutkan siksaan ini lagi.

Munding melihat ke arah Yuki dan memastikan bahwa tak ada lagi blokir mental tersisa di sana atau semua ini hanya tipuan semata sebelum akhirnya melepaskan Yuki dari domain kegelapan miliknya.

Berbeda dengan infinity loop yang dilakukan Munding kepada S-5 dimana dia membawa korbannya masuk ke dalam domain kegelapan bersama dengan fisiknya, untuk teknik eternity loop ini, Munding hanya membawa kesadaran diri dari musuhnya saja. Mirip saat dulu tanpa sengaja Munding menjebak kawanan Utopia di Rumah Sakit keluarga Hong dulu.

=====

“Arrgghhhhhhhhhh,” Yuki langsung mengerang kesakitan dan rebah ke atas meja sesaat setelah Munding melepaskan domainnya.

Tapi sesaat kemudian Yuki mengangkat kepalanya dan dengan sedikit kebingungan melihat ke sekelilingnya. Yuki menemukan sang laki-laki penjelmaan Oni itu sedang tersenyum di depannya.

Yuki melirik ke arah jam dinding yang ada di belakang Munding dan sangat terkejut. Jangka waktu yang luar biasa lama tadi ternyata hanya berlangsung tak lebih dari setengah menit saja di dunia nyata.

“Genjutsu…” desis Yuki pelan sambil menatap tajam ke arah Munding.

Munding tak membalas gumaman pelan Yuki. Dia tahu apa maksud kata-kata gadis itu.

“Siapa namamu?” tanya Munding.

Yuki terdiam sejenak, ada sedikit penolakan yang kembali muncul dalam dirinya untuk menuruti keinginan Munding. Tapi ingatan tentang rasa sakit yang terasa seperti selamanya tadi membuat tubuh Yuki bergetar ketakutan. Dia tak ingin merasakannya lagi.

“Mochiyuki Chiyo,” jawab Yuki pelan dan terlihat masih sedikit bimbang.

“Apa afilisasimu?” tanya Munding lagi.

“Clan Takeda,” jawab Yuki kali ini tanpa kebimbangan lagi.

Munding mengrenyitkan dahinya, “bukankah kamu salah satu anggota Utopia?” tanya Munding heran.

“Puihhhhhh. Baka!!” maki Yuki, “tak mungkin aku sudi bergabung dengan organisasi seperti itu,” jawabnya tegas.

“Hmmm. Jadi, intinya kamu adalah mata-mata yang menyusup ke dalam Utopia?” tanya Munding.

Yuki diam dan tak menjawab, tapi Munding tahu, diam berarti tanda setuju, “Oke, aku mengerti. Mungkin nasibmu akan berbeda dengan petarung Utopia yang lain. Aku akan menyarankan Biro untuk bekerja sama dengan kalian,” kata Munding.

Yuki terlihat sedikit terkejut ketika mendengar kata-kata Munding, mungkin ini peluang yang bagus juga bagi Yuki dan Clan-nya. Mereka bisa bertukar informasi tentang Utopia dan mungkin saling berbagi jaringan.

Tapi tiba-tiba Yuki tersadar, negeri ini, Indonesia, adalah sebuah negeri yang dianggap lemah dalam dunia serigala petarung internasional. Secara kasat mata, mereka hanya punya tak lebih dari 10 orang petarung manifestasi di seluruh negeri. Sebuah kekuatan yang bisa dianggap berada dalam strata terendah untuk ukuran sebuah negara.

“Oni… Aku ingin memberitahu sesuatu. Negara kalian ini sangatlah lemah di mata kami. Berapa banyak jumlah petarung manifestasi kalian? Bandingan dengan Utopia, mereka punya ‘tuhan’ mereka, lima orang Apostles, ditambah lagi tim elite dari Divisi Soldier dan Divisi Special. Mereka setidaknya mempunyai 15 sampai 20 orang petarung manifestasi,” kata Yuki pelan dengan nada datar dan sama sekali tidak terlihat sedang mencibir tapi hanya menyampaikan sebuah fakta.

“Di Clan Takeda, setidaknya ada 8 orang petarung manifestasi. Dan di seluruh negeri, dari sebelas Clan kuno, kini hanya tersisa lima saja yang masih bertahan dan memiliki kekuatan tempur, Takeda, Oda, Shimazu, Tokugawa dan Mori. Setidaknya ada 2 Clan yang memiliki kekuatan sebanding dengan kami, selebihnya masih di bawah kami. Tapi itu artinya, kami punya lebih dari 30 orang petarung manifestasi,” lanjut Yuki.

“Bandingkan dengan negerimu,” gumam Yuki pelan setelah mereka berdua terdiam selama beberapa saat.

Munding masih terlihat berpikir dan sama sekali tidak memberikan tanggapan apa-apa. Toh semua itu bukan urusan dia. Munding hanya ingin hidup sederhana dan bahagia, itu saja.

Yuki sedikit kaget ketika melihat respon Munding yang acuh tak acuh dengan rahasia yang dia baru saja dia buka. Awalnya Yuki tak ingin memberitahukan tentang semua ini kepada Munding secara sukarela, tapi ada sesuatu dalam dirinya yang membuat dia ingin melihat Munding yang kalut, down dan kecewa.

Tapi semua itu hanya khayalan semu Yuki. Si Oni di depannya ini sama sekali terlihat tak peduli dengan apa yang barusaja dia beritahu.

“China, mereka punya kekuatan yang lebih massive dari kami. Mungkin kekuatan serigala petarung kami hanya 2/3 dari kekuatan tempur seluruh China,” lanjut Yuki.

“Selain berbasis negara, jangan remehkan juga kekuatan berbasis agama. Budha, Hindu, Konfusianis, Taois, semua berasal dari Asia. Dua berasal dari China dan dua berasal dari Asia Selatan termasuk Nepal dan India. Mereka juga punya kekuatan yang tak kalah mengerikan dengan kekuatan selevel negara,” kata Yuki.

“Islam?” ini kali pertama Munding memberikan tanggapan dan semua itu karena rasa penasaran yang tiba-tiba saja muncul.

“Islam? Sejak Khilafah Islam di Turki hancur, mereka seperti buih di lautan, seperti sekam padi yang disebar di tanah lapang. Banyak tapi tanpa arti,” jawab Yuki.

“Siapa yang melakukannya?” tanya Munding.

“Hahahahahaha. Tak bisakah kamu menebaknya?” jawab Yuki.

“Adik bungsu selalu dimusuhi dan sebisa mungkin dihancurkan. Itulah yang terjadi. Sama seperti Utopia. Sebelum Utopia berkembang terlalu besar, para tetua itu sudah mulai bergerak untuk menekan si bungsu yang baru saja lahir ini,” lanjut Yuki.

Munding menarik napas dalam. Dia kurang lebih bisa menebak apa yang terjadi saat ini. Undangan yang diperoleh dari China beberapa waktu lalu mungkin juga salah satu bagian dari rencana besar para ‘kakak-kakak’ yang lebih tua untuk menekan adik bungsunya.

“Pertanyaan terakhir yang membuatku tertarik denganmu,” kata Munding, “bagaimana caranya kamu bisa menghilangkan intent-mu saat sedang bersembunyi?”

Muka Yuki berubah menjadi pucat, tapi tak lama kemudian dia tersenyum kecut, “itu adalah teknik yang hanya dimiliki oleh para ninja seperti kami. Bahkan para samurai pun tidak memilikinya.”

Yuki lalu terdiam dan tak melanjutkan kata-katanya. Munding tahu kalau dia sedang berpikir dan Munding membiarkannya.

“Aku dan ninja manapun yang mungkin suatu saat akan kamu temui nanti, tak akan ada satu pun yang akan bisa membeberkan rahasia teknik ini. Nyawa kami taruhannya. Ada manifestasi intent yang unik dan ditanamkan di dekat jantung kami, ketika kami membocorkan rahasia ini, maka kami akan langsung meninggal saat itu juga,” kata Yuki.

“Tanpa terkecuali…”

=====

Author note:

Lagi ndak ya?

munding:utopiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang