"F**k you!!!" teriak seorang wanita seksi sambil mengacungkan jari tengahnya ke arah seorang pria yang sedang duduk santai sambil merebahkan badannya ke sebuah sofa.
Empat orang lainnya hanya memperhatikan saja tanpa melerai ataupun memisah pertengkaran mereka berdua. Mereka justru terlihat tersenyum-senyum saat melihat kedua orang itu bersitegang.
"Kau tahu berapa banyak uang yang kuhabiskan untuk membangun tempat itu?" teriak Lee kearah Blackhand yang duduk bersandar di sofa dengan posisi santai itu.
Blackhand hanya terdiam dan sama sekali tak menjawab teriakan Lee.
Lee lalu memutar tubuhnya dan menendang meja yang terbuat dari kaca yang ada di depan sofa tempat Blakchand duduk.
Pranggggg.
"Lee!" tegur Tommy ketika melihat tingkah Lee barusan dengan suara yang datar dan berwibawa.
"Tommy, kamu harusnya kasih tahu dia!" teriak Lee sambil menunjuk ke arah Blackhand.
"Aku meminta S-1 atau S-2 untuk mengawal proyek Surga Dunia kedua milikku yang ada di Papua, tapi apa yang terjadi? Dia cuma memberikan S-5 dan S-10. Sekarang lihatlah yang terjadi. D-1 tertangkap, programku gagal, berapa banyak uang yang hilang sia-sia?" teriak Lee berapi-api.
Tommy hanya melirik sekilas ke arah Lee lalu melihat ke arah Blackhand yang masih duduk santai di atas sofanya.
"Black, tolong jelaskan kenapa kamu menolak permintaan Lee," tanya Tommy datar.
"Nothing. Aku hanya merasa kalau tak akan ada serangan yang signifikan pada Proyek itu. Jadi aku cuma mengirimkan S-5 dan S-10 kesana," jawab Blackhand tanpa merasa bersalah.
Lee mengatupkan rahangnya penuh dengan rasa amarah ketika mendengar alasan Blackhand. Proyek prestisiusnya gagal total hanya karena seseorang merasa tak akan ada serangan yang akan menimpa proyeknya? Alasan macam apa ini?
Lee lalu terdiam dan menarik napas panjang, kemudian dia menahannya untuk sesaat dan menghempaskannya. Semua kemarahan yang tadi dialaminya kini sudah mulai mereda. Lee tersenyum kecut. Dia adalah seorang petarung manifestasi dengan konsep wisdom sama seperti Dirman, tapi untuk sesaat tadi, kemarahan membutakan kebijaksanaan yang dia miliki dalam menilai suatu masalah.
Padahal Lee tahu, sejak dulu, saat mereka hanya masih berempat dan masih berjuang untuk menjadi kuat secara bersama-sama, Lee adalah think tank dari grup ini.
"Tommy, kamu tahu apa yang harus dilakukan," gumam Lee pendek lalu memutar tubuhnya dan melemparkannya ke sofa yang ditempati oleh Kelly.
Tommy sama sekali tak bereaksi apa-apa dan tak lama kemudian berdiri dari tempat duduknya. Tommy lalu berdiri di atas satu-satunya meja kerja yang ada di ruangan ini dan menarik napas panjang.
"Utopia, dimulai dari empat orang. Aku, Kelly, Lee, dan Knife," kata Tommy pelan.
"Seiring waktu, kita makin berkembang, Blackhand ikut membantu, lalu Clown juga."
Blackhand memasang wajah tak suka dengan arah pembicaraan yang sedang dilakukan oleh Tommy, "Humph!!" dengus Blackhand kesal.
"Saat kalian duduk di ruangan ini, kalian semua sama. Aku tak pernah membedakan apakah kalian ikut merintis Utopia dari awal bersamaku, atau kalian ikut ditengah jalan. Aku menganggap kita semua adalah rekan yang sama."
"Karena itu, aku ingin kalian saling membantu dibandingkan saling menjatuhkan. Kita ini satu tubuh, satu raga. Kalau salah satu sakit, dia akan membebani anggota tubuh yang lain. Itu pasti."
"Jadi, aku paling tidak suka ketika terjadi hal seperti barusan," gumam Tommy, kali ini sambil menatap tajam ke arah Blackhand.
"Humph!!" dengus Blackhand, "Selama ini, aku yang selalu menjaga punggung kalian. Divisi Soldier yang selama ini selalu memastikan keselamatan kalian. Apa balasan kalian?" teriak Blackhand.
Semua orang terdiam. Dibandingkan dengan Divisi lainnya, memang selama ini Divisi Soldier dianggap lebih seperti mercenary untuk Utopia, bukan sebagai bagian dari tim. Sama seperti tim research milik Clown yang juga dianggap seperti sapi perahan yang dituntut untuk terus bekerja untuk memenuhi kebutuhan serum Utopia.
Kata-kata Tommy barusan memang terdengar sempurna tapi semuanya jauh dari kenyataan. Sama seperti nama organisasinya, Utopia. Pada kenyataannya, baik Blackhand maupun Clown sering menerima perlakukan tidak adil dari Apostle lainnya.
"Black, itu memang tugasmu!! Kenapa kau mengeluh sekarang?" cecar Knife.
"Aku tidak mengeluh. Aku cuma merasa kalau perlakuan yang aku terima selama ini tidak adil. Itu saja. Aku sengaja ingin membuktikan, seperti apa kalian tanpa supportku. Dan kalian lihat sendiri hasilnya? Lee tak bisa apa-apa dan proyeknya gagal," balas Blackhand.
Semua orang terdiam ketika mendengar kata-kata Blackhand barusan.
Tommy bergumam pelan setelah beberapa saat terdiam, "Maksudmu... Kamu sengaja tidak memberikan prajurit terbaik untuk mengawal Proyek Surga Dunia kedua milik Lee?" tanya Tommy kearah Blackhand sambil menatap tajam.
"Ya," jawab Blackhand pendek dan tegas.
"Kamu menggagalkan sebuah Proyek Major Utopia hanya demi membuktikan ego-mu?" bentak Tommy dengan suara menggelegar.
Blackhand terdiam. Lalu tak lama kemudian dia menarik napas panjang, "Ini bukan tempatku lagi. Aku keluar," gumam Blackhand sambil berdiri dari sofanya dan beranjak keluar ruangan.
Semua orang di dalam ruangan hanya terdiam dan mengikuti semua gerakan Blackhand dengan tatapan mata mereka. Blackhand masih tetap terlihat santai dan berjalan pelan menuju ke pintu ruangan ini. Tapi sekalipun dia terlihat santai, Blackhand memasang sikap waspada 100% dalam setiap tarikan nafasnya. Dia tahu kalau semuanya tak akan semudah itu berakhir dengan sebuah kata-kata 'aku keluar'.
"Apa kamu pikir ini sebuah restoran yang semua orang bisa dengan mudah keluar masuk?" teriak Tommy penuh emosi.
Booommmmmm.
"Uggghhhhhhhhukkkkk."
Kelly, Lee, Knife, dan Clown, semua langsung terkapar di lantai dengan muka pucat pasi dan darah yang merembes dari sudut mulut.
Domain Gravitasi.
Domain milik Tommy yang membuat dia tak terkalahkan hingga sekarang. Saat dia mengaktifkan domain miliknya, area seluas 3 m di sekeliling dirinya akan terpengaruh gaya gravitasi yang tercipta karena manifestasi intent miliknya.
Itulah kenapa keempat orang yang berada dalam ruangan itu tadi langsung terkapar di lantai ketika Tommy mengaktifkan domain miliknya.
Sedangkan Blackhand sendiri yang menjadi sasaran Tommy, dia justru terlepas dari perangkap domain milik Tommy dan sekarang berdiri penuh kewaspadaan di luar ruangan kantor milik Tommy tadi.
Tommy berjalan pelan keluar dari ruangan dengan muka menahan amarah.
"Black, lawan aku!!" teriak Tommy sambil melihat ke arah Black yang sekarang terlihat seperti sebuah hologram yang berkedip-kedip dan seakan-akan menghilang kapan saja.
Blackhand menggunakan sebuah konsep yang sangat umum yaitu kecepatan. Sama seperti pengguna konsep kecepatan lainnya, Blackhand mempunyai kemampuan untuk bergerak sangat cepat dengan menggunakan tubuh fisiknya.
Berbeda dengan S-5 yang menggunakan konsep kecepatan untuk membuat ilusi nyata dimana tangannya tiba-tiba berubah menjadi lebih dari satu, Blackhand menggunakan konsepnya untuk bergerak sangat cepat sehingga menimbulkan ilusi kalau sosoknya adalah campuran antara sesuatu yang nyata dan tidak. Sama seperti sekarang ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
munding:utopia
Ação(Action) Utopia merupakan sebuah negeri khayalan yang diciptakan oleh Sir Thomas Moore dalam bukunya yang berjudul Utopia. Negeri ini berupa sebuah pulau di tengah-tengah Samudera Atlantik yang memiliki tatanan kehidupan yang ideal, dari semua segi...