Chapter 41 - Clue part 2

3.3K 228 19
                                    

Author note:

Bonus chapter untuk akari_rein yang berulangtahun tanggal 10 Desember 2019.

Semoga semua keinginannya dikabulkan dan semua cita-citanya tercapai. Amin.

=====

"Katakan yang sebenarnya dan aku akan melakukan apa yang kubisa untuk melindungimu,” kata Arya.

“Aku tidak hanya menginginkan keselamatanku tapi juga keluargaku,” jawab Paijo cepat.

“Aku akan pertimbangkan itu, tapi semuanya tergantung dari seberapa bagus informasi yang bisa kamu berikan,” jawab Arya.

“Mmm. Oke. Aku setuju,” jawab Paijo cepat.

“Aku bertugas di salah satu pangkalan yang ada di perbatasan Papua Nugini. Markas kami tidak begitu besar dan hanya berisi beberapa puluh orang saja. Aku salah satu dari dua orang serigala petarung yang ada di markas itu. Jadi terus terang, semua misi yang sedikit berbahaya akan jatuh ke tangan kami berdua,” kata Paijo.

“Setiap beberapa bulan sekali, kami juga pulang ke rumah untuk melakukan rotasi seperti prajurit yang lain. Tapi semuanya berubah sejak setahun belakangan ini.”

“Awalnya, kami hanya menerima kedatangan seorang warga negara asing yang mengaku sebagai jurnalis dan ingin meliput tentang pengalaman dan keseharian tentara yang ada di perbatasan seperti kami.”

“Kami tak curiga dan membiarkan dia untuk bergabung bersama markas kami.”

“Kami tak pernah membeberkan apa pun yang termasuk kategori rahasia negara kepada orang itu, tapi kami membiarkan dia membaur dengan kegiatan keseharian kami. Waktu itu kami berpikir toh dia hanyalah seorang jurnalis biasa, bukan serigala petarung. Semuanya berjalan lancar selama hampir dua bulan dan si jurnalis pun pamit untuk meninggalkan markas kami.”

“Sebulan kemudian, dia datang bersama sebuah rombongan yang terdiri dari 5 orang warga negara asing dan sama seperti sebelumnya mereka mengaku sebagai rombongan jurnalis. Tapi kali ini ada yang lain. Rombongan itu terdiri dari 2 laki-laki dan 3 perempuan.”

“Huft,” Paijo menghempaskan napas panjang.

“Kenapa?” tanya Arya.

“Ketua bisa bayangkan apa yang terjadi pada empat puluh orang tentara yang berbulan-bulan hidup di tengah hutan dan melihat mahluk yang bernama wanita?” tanya Paijo dengan nada yang sedikit aneh.

“Aku tak akan memberikan detailnya, tapi sejak kedatangan mereka, markas berubah. Berubah total. Hanya ada dua orang yang masih tak terpengaruh oleh kehidupan liar di dalam markas kami yang ada di tengah hutan itu. Aku dan atasanku.”

“Rekanku, salah satu serigala petarung selain aku juga ikut larut dalam perangkap mereka. Ditambah lagi, dua minggu setelah kedatangan rombongan itu, rombongan lain datang dengan menggunakan sebuah helicopter. Kali ini ada 15 orang wanita cantik yang masih muda dikirimkan ke markas kami.”

“Saat kedatangan rombongan yang kedua ini, aku dan atasanku memutuskan untuk ‘menyerah’ sama seperti yang lainnya. Tapi kami hanya berpura-pura. Kami tak bisa menghubungi markas pusat karena atasan tertinggi di markas kami juga termasuk bagian dari mereka.”

“Selama beberapa bulan, kondisi markas semakin kacau dan tak karuan. Kami bagaikan sekumpulan binatang yang bergerak tanpa nalar dan logika, tanpa iman dan kepercayaan kami.”

“Hingga akhirnya, atasanku menulis sebuah dokumen dan memintaku memberikan kepada seseorang yang dia percayai. Setelah itu, sisanya pasti sudah kalian ketahui. Aku dianggap desersi dan menjadi buron kalian,” kata Paijo mengakhiri ceritanya.

Arya terdiam untuk beberapa saat lalu dia menganggukkan kepalanya, “Menarik!! Tapi belum cukup untuk memberikan aku garansi kalau informasi kamu berikan akan berharga,” kata Arya.

“Oke. Kita mulai ke informasi yang sebenarnya,” kata Paijo dengan muka yang serius.

“Warga negara asing yang pertama kali datang dan mengaku sebagai jurnalis itu, di kemudian hari kami ketahui sebagai anggota kelompok Utopia. Dia sendiri berasal dari divisi diplomatik dan ditugaskan untuk mencari tempat sebagai lokasi kedua untuk surga mereka,” lanjut Paijo.

“Utopia, Divisi Diplomatik, lokasi untuk surga baru?” Arya langsung tertegun.

Dia tak menyangka kalau sebuah misi sederhana yang sebenarnya hanya ditujukan untuk melatih anak didik Munding ternyata justru memberikan mereka sebuah petunjuk yang sangat penting. Dengan cepat Arya langsung membuka handphone-nya dan memencet sebuah nomor.

“Ke ruanganku, sekarang. Ajak tim logistik!” kata Arya pendek.

Tak lama kemudian, Afza datang bersama beberapa orang yang berbadan tegap dan berpakaian rapi. Mereka berdiri dengan penuh hormat di belakang Arya yang duduk di sofa berhadap-hadapan dengan Paijo.

“Afza, kamu tetap disini. Siapkan alat perekam, video dan audio. Terpisah,” kata Arya dengan muka serius.

Tanpa membalas kata-kata Arya, Afza langsung menyiapkan alat-alat yang dia butuhkan sesuai permintaan Arya.

“Mawar, bawa semua anggota keluarga terdekat dari Serka Paijo ini dalam waktu 4 jam ke shelter perlindungan S-02, tempatkan pengawasan 24x7 untuk mereka. Ingat dalam waktu 4 jam dari sekarang.”

“Bintang, bawa squad P-4 untuk melakukan perlindungan.”

“Siap Pak!!” jawab kedua orang itu serempak.

Gadis yang dipanggil Mawar dan laki-laki yang dipanggil Bintang dengan cepat meninggalkan ruangan diikuti oleh rekan-rekannya untuk menjemput keluarga Paijo dan membawa mereka ke shelter perlindungan berpenjagaan ketat milik Biro.

Setelah orang-orang dari Tim Logistik itu pergi, Arya melihat ke arah Afza yang sedang sibuk menyiapkan alat perekamnya. Lalu beberapa menit kemudian, Afza duduk di sebelah Arya dengan posisi rileks sambil merebahkan punggungnya ke sofa.

Paijo hanya melirik sekilas ke arah Afza tapi tak berani bertatapan mata dengan gadis di depannya itu. Mereka bertiga adalah serigala petarung tahap inisiasi, tapi Paijo dengan yakin mengetahui sepenuhnya kalau petarung terkuat yang ada dalam ruangan ini bukanlah dirinya atau sang Ketua Biro, melainkan si gadis yang bersikap sesuka hati itu.

“Oke. Permintaanmu sudah dipenuhi kan?” tanya Arya, “Sekarang katakan semuanya.”

Paijo menghela napas dan memejamkan matanya.

“Aku tak tahu apakah sekarang atasanku sudah meninggal atau masih hidup disana,” kata Joko, “tapi setahu aku, dia seorang prajurit yang mengabdikan hidupnya demi negara.”

“Kami, aku dan atasanku berusaha mengumpulkan info yang serinci mungkn tentang Utopia. Kami juga mengaku kalau kami akan menjadi pengikut Utopia. Bahkan kami juga mengikuti ritual-ritual mereka yang lebih ke arah hedonisme,” kata Paijo dengan mata menerawang.

“Intinya, menurut informasi yang kami peroleh. Utopia dipimpin oleh seorang Tuhan yang bernama Tommy. Para pengikutnya menyebut Tommy dengan the Almighty.”

“Saat para anggota Divisi Diplomatik sedang berusaha menggaet penganut mereka, mereka selalu mengagung-agungkan kekuatan yang dimiliki oleh Almighty yang mampu membuat benda sebesar lapangan bola melayang seberapapun tingginya.”

“Dibawah Tommy mereka mempunyai lima orang kepala divisi yang disebut dengan Apostles. Salah satunya adalah seorang wanita yang bernama Angela Lee dan memimpin Divisi Diplomatik, bos dari rombongan orang yang datang ke markas kami.”

“Mereka hanya manusia biasa, kenapa kalian tak melakukan perlawanan?” tanya Arya.

“Karena sesuai namanya, mereka memang benar-benar ahli diplomatik. Di saat kami berdua sadar bahaya dari sosok itu, hampir seluruh markas sudah dikuasai oleh Utopia.”

“Selain Divisi Diplomatik, apa divisi yang lain?” tanya Arya.

“Ada Divisi Tempur, Spesial, dan Research. Satu-satunya apostles yang tak memiliki divisi adalah seorang wanita yang bernama Kelly dan sering disebut dengan Oracle dalam agama mereka.

munding:utopiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang