Chapter 51 - Torture

3.1K 201 32
                                    

Author note:

Saya lagi kumat gilanya. Chapter ini mengandung adegan ‘gore’ yang mungkin nggak cocok bagi sebagian besar pembaca. Skip chapter ini. Nggak akan ngefek ke jalan cerita kok.

=====

S-5 merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya dan ketika dia menundukkan kepalanya dan melihat kebawah, sebuah benda berwarna hitam pekat tertancap di dadanya. Sebuah manifestasi intent yang solid dan resmi hingga dapat melukai tubuh fisik S-5.

Dan diluar dugaan S-5, benda berwarna hitam itu bergerak ke atas, seperti membelah dadanya dari bawah ke arah kepalanya. Rasa sakit yang dia rasakan sungguh tak tertahankan.

“Arrggghhhhhhh,” S-5 mengerang kesakitan ketika merasakan benda itu membelah tubuhnya perlahan-lahan.

“Uhukkkkkk,” dia tersungkur jatuh ke depan dan memuntahkan darah dari mulutnya sambil memegangi bagian dadanya yang terasa sakit sekali, tapi benda yang menyerupai pisau berwarna hitam itu tak lagi ada di sana.

Dengan raut wajah yang kini ketakutan, S-5 melihat kesekelilingnya. Dia kini tak lagi berani menunjukkan sikap arogan yang tadi dia tampilkan saat mengejek domain ini.

Nafas S-5 tersengal-sengal dan bibirnya masih terlihat meringis menahan sakit. Rasa yang tadi dia alami saat pisau hitam itu merobek dadanya perlahan-lahan ke atas membuat seluruh bulu kuduknya merinding.

“Domain apa ini?” maki S-5 dalam hati.

Tapi belum sempat dia meredakan rasa sakit itu, benda itu muncul lagi. Pisau hitam yang tiba-tiba saja ada di depan kepala S-5 yang sedang merangkak di tanah dan baru saja memuntahkan darah.

Pisau hitam itu ternyata berasal dari jari tangan sosok yang sekarang berdiri di depan S-5. Sosok yang wujudnya seperti manusia, tapi seluruh tubuhnya diselimuti tabir gelap berwarna hitam. Ketika S-5 mengangkat wajahnya dan melihat ke arah kepala sosok itu, jantungnya hampir berhenti berdetak.

Baru kali ini S-5 percaya kalau iblis itu ada. Dan sang Iblis sekarang sedang berdiri menyeringai di depannya.

Sama seperti tubuhnya, wajah sosok itu juga berwarna hitam, hanya dua buah mata yang berwarna putih dengan pupil merah dan bibirnya yang menyeringai terlihat di sana. Tapi proporsi bibirnya tak seperti layaknya manusia. Bibir yang menyeringai itu lebar dan mengerikan, memanjang hampir dari telinga yang satu ke telinga yang lainnya.

Ada dua buah benda yang menyerupai tanduk di bagian kepala depan sosok itu yang terlihat melengkung ke atas dan berujung runcing. Di ujung kedua tanduknya itu, nyala api yang berwarna hitam terlihat bergerak ditiup angin. Meskipun nyala api itu sangat kecil dibandingkan dengan ukuran tanduknya dan hanya seukuran ibu jari orang dewasa, tapi semua itu menambah kesan mengerikan yang membuat jantung S-5 hampir berdetak tadi.

Saat ini, satu nama muncul dalam kepala S-5. Sebuah nama yang sering disebut oleh para Apostles dari Utopia dan berkali-kali mereka peringatkan agar waspada saat bertugas di negara tropis dan kepulauan yang bernama Indonesia ini. Sebuah nama yang bahkan pemimpin dari Divisi Soldier-nya sendiri juga menaruh hormat dan akan berpikir dua kali ketika harus bertarung melawannya.

The Demon.

The Demon of South East Asia.

Itulah julukan yang diberikan oleh para serigala petarung di seluruh dunia kepada seorang petarung yang baru beberapa tahun belakangan ini muncul ke kancah internasional tapi langsung menarik perhatian semua kalangan serigala petarung.

Dan S-5 kini mengetahui alasannya, karena sang demon sedang berdiri di depannya dan terlihat sangat menikmati ‘siksaan’ yang dia berikan kepada dirinya.

Saat mengetahui identitas musuhnya, semangat bertarung S-5 langsung tumbang dan dia memejamkan mata. Tak ada lagi harapan bagi dirinya untuk melawan atau bahkan sekedar memohon ampunan. Karena dia tahu, Iblis tak akan mempunyai belas kasihan.

Sosok itu lalu maju mendekat kearah S-5 yang sudah pasrah dan merangkak di depannya. Dengan senyuman penuh seringai keji, dia berdiri di samping S-5 lalu menggunakan pisau jarinya dan meletakkan di bagian leher depan S-5.

S-5 merasakan semuanya, dia tidak melihatnya dengan kedua matanya yang tertutup. Tapi dia merasakannya dengan persepsi intent yang memang secara natural menyelimuti tubuhnya. Tapi tak ada perlawanan sama sekali. Tak ada penolakan sama sekali.

Baik S-5 ataupun intent yang seharusnya melindungi dirinya, membiarkan saja sosok hitam itu meletakkan pisau di lehernya.

Craasshhhhhhh.

Darah mengalir dari leher S-5 yang baru saja terkena pisau jari sosok hitam itu. S-5 lalu tersungkur jatuh ke depan setelahnya. Dia menarik napas lega setelah tadi merasakan sakit luar biasa di bagian lehernya dan sadar kalau itu adalah penderitaan yang akan mengakhiri semuanya.

S-5 lalu menghembuskan napas lega dan terakhirnya sambil memejamkan mata.

Beberapa menit kemudian.

S-5 membuka matanya dalam posisi berbaring yang tadi. Dia sedikit kebingungan, apakah dirinya sudah berada di neraka? gumamnya dalam hati.

Dan dengan raut wajah terkejut dan takut luar biasa, S-5 menyadari kalau dia masih terjebak dalam domain kegelapan yang menakutkan itu. Dengan reflek S-5 memegang leher dan dadanya. Ketika dia menemukan tak ada luka disana, dia mengrenyitkan dahi.

S-5 lalu berusaha bangun dan duduk dari tempatnya berbaring tadi.

“Apakah semua ini hanya ilusi?” tanya S-5 dalam hati.

Tapi dia langsung menepisnya, rasa sakit yang dia alami sangatlah nyata. Sakit di dadanya, sakit di lehernya, semuanya nyata dan membuat dia berharap kalau dia tak akan mengalami hal yang sama untuk kedua kalinya.

Tapi kalau memang semua itu nyata, kenapa dia masih duduk disini tanpa bekas luka?

“Dua…”

Sebuah suara bergema di sekeliling S-5 dan membuat bulu kuduknya merinding. Suara yang didengarnya berulang-ulang dari tadi. Suara milik sosok mengerikan itu. Suara yang kini datang menghantuinya lagi.

“Dua? Apa maksudnya?” gumam S-5 dalam hati, tapi pertanyaan itu segera terjawab.

Sebuah pisau hitam kembali menusuk dada S-5 dari belakang dan membuat dia mengerang kesakitan. Kali ini, pisau itu tak langsung bergerak ke atas seperti di awal tadi, tapi dia berputar di tempatnya dan membuat rasa sakit di dada S-5 menjadi bertambah luar biasa.

“Aaaaarrrrggghhhhhhhhhhhh,” S-5 mengerang dengan suara sekeras-kerasnya.

Ini lebih menyakitkan dari yang pertama tadi, bahkan jauh lebih menyakitkan daripada saat lehernya yang menjadi sasaran. Rasa sakit di dada S-5 saat pisau itu diputar di tempatnya membuat dia ingin menghabisi nyawanya sendiri dibandingkan merasakan sakit itu.

“Uhukkkkkkk,” S-5 kembali memuntahkan darah ketika pisau itu dicabut ke belakang.

Kali ini, S-5 tak dapat membendungnya lagi. Dia mulai menangis terisak-isak dengan posisi merangkak di tanah.

“Tolong… Hentikan… Ampuni aku…” pinta S-5 dengan suara memelas.

“Aaaaaarrgghhhhhhhhh,” S-5 berteriak keras tiba-tiba ketika merasakan sebuah benda menancap di bagian punggungnya, lebih tepatnya di sebelah bahu kanan atas miliknya.

Dia langsung tersungkur ke depan dalam posisi tengkurap sambil merintih dan menangis terisak-siak. Dan rasa itu kembali datang, benda yang menancap di punggungnya bergerak perlahan-lahan ke arah bawah punggung S-5 dan membuat dia mengerang keras karena rasa sakit luar biasa yang dia rasakan. Hingga akhirnya, S-5 menghembuskan napas terakhirnya untuk yang kedua kalinya.

munding:utopiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang