Chapter 138 - Muslihat

3.1K 185 26
                                    

Saat Tommy menyerang markas Kongzi waktu itu, Tommy pernah bertarung melawan Jian di dalam Tian Di. Itu artinya, ‘tracker’ sudah terpasang untuk Tommy. Dimanapun dia berada, Kongzi dapat menemukan lokasinya dengan mudah.

Tapi Kongzi sama sekali tak mengumumkan hal itu. Kongzi justru mengadakan gathering lanjutan untuk membahas penyerangan ke Utopia dan nama Ali muncul sebagai guide untuk menuju ke Utopia. Nama Shakur juga muncul karena dia dianggap memiliki pengetahuan lebih sebagai mantan Apostle Utopia, dan secara ‘kebetulan’ telah menyelamatkan Munding sebelumnya.

Tapi, apakah Kongzi membutuhkan semua itu untuk mengetahui keberadaan pulau Utopia dan apa isinya?

Sama sekali tidak.

Jian dan Cui pernah datang ke Utopia melalui Tian Di dengan menggunakan Tommy sebagai titik lacak mereka.

Saat rombongan Jian dan Munding menyerang Utopia, Tommy tak berada di Pulau. Apakah mereka sedang seberuntung itu? Tidak.

Kongzi sengaja memilih waktu seperti itu, karena tujuan utama Kongzi adalah menghabisi Munding di pulau Utopia dan menimpakan semua kesalahan kepada Utopia.

Sang Harimau Tua berniat menghabisi anak Harimau yang akan mengancamnya di masa depan nanti.

Jika Tommy berada di Pulau saat itu, Jian akan kesulitan melaksanakan rencananya dan bahkan mungkin akan gagal melakukannya karena intervensi Tommy. Kongzi dan Jian memilih waktu yang tepat saat Tommy tidak berada di rumahnya untuk bertamu.

Di luar dugaan, Clown yang seharusnya menjadi umpan, berubah menjadi pemangsa dan menelan pemangsa lain yang mengincarnya. Itu adalah sesuatu yang di luar prediksi Kongzi dan bahkan belum mereka ketahui sampai beberapa waktu sesudahnya.

Hingga akhirnya, Clown melakukan kudeta dan Tommy meninggalkan pulau. Saat itu, Kongzi baru menyadari bahwa ada Pimpinan baru di Utopia. Mereka menyangka bahwa pimpinan itu adalah Munding yang tak jelas beritanya hingga sekarang.

Kongzi mulai sedikit ketakutan. Sesuatu telah terjadi di luar kendali dan pengawasan mereka. Mereka pun akhirnya mengundang Arya dan Dirman ke dalam Tian Di dengan iming-iming akan membantu mencari tahu keberadaan Munding.

Padahal niat sesungguhnya dari Kongzi adalah, mereka ingin mencari tahu lokasi keluarga Munding dengan bantuan Arya dan Dirman. Itu adalah jaring pengaman yang akan digunakan oleh Kongzi saat Munding keluar dan menuntut balas suatu saat nanti.

=====

“Waalaikumsalam,” jawab Amel sambil membuka pintu depan rumah.

Dia melihat Arya dan Dirman berdiri sambil tersenyum ke arahnya. Amel mempersilahkan mereka berdua duduk lalu kembali masuk ke dalam. Tak lama kemudian, teras rumah pun dipenuhi oleh keluarga Munding.

Dirman dan Arya menjelaskan lebih detil tentang usaha mereka untuk menemukan Munding dengan bantuan Kongzi. Wajah Pak Yai, Leman, Aisah pun langsung cerah ketika mendengarnya. Lalu mereka melanjutkan obrolan lagi mengenai berbagai hal yang ringan dan sesekali mengenai dunia serigala petarung.

“Nurul dimana?” tanya Dirman ke arah Pak Yai.

“Di teras samping, main dengan anaknya,” jawab Pak Yai.

“Semoga saja dia tidak terlalu kuatir lagi setelah ini. Munding masih hidup. Itu pasti,” kata Dirman yang disambut anggukan kepala oleh Pak Yai.

=====

“Takuuuuuuuuuuut,” teriak seorang bocah kecil yang sebelumnya asyik bermain bola di teras samping.

Si bocah berlari menuju ke arah seorang wanita yang duduk di atas sebuah kursi roda. Si wanita berjilbab itu memeluk si bocah dan mencium keningnya lalu berbisik pelan, “Alit takut apa Nak?” tanya Nurul.

munding:utopiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang