Chapter 94 - Ilusi

3.4K 241 42
                                    

Tak ada jawaban baik dari Yeoh atau pun Ling. Cui hanya menarik napas dalam.

“Kenapa kalian melakukan ini?” tanya Cui untuk yang kedua kalinya.

“Cui, ini pilihan kami. Kami juga yang akan menanggung akibatnya. Tak ada gunanya kau memaksa kami untuk mengatakan alasan kami,” jawab Ling dengan nada datar.

Cui hanya tersenyum pahit. Organisasi yang mereka jaga sejak dulu, yang mereka warisi dari para leluhur, kini seolah hancur di depan mata. Dengan enam orang Tetua membelot bersama puluhan pengikut setia mereka, dan juga dua orang elite yang sekarang berada di depannya, kekuatan Kongzi akan melemah lebih dari separuh dari yang dulu.

Menang atau kalah pun setelah semua huru-hara ini, korban sudah berjatuhan, Kongzi yang akan menanggung semua akibatnya dan Utopia hanya akan bertepuk tangan dan tertawa saat melihatnya.

Betapa keji sekali rencana Utopia ini.

Cui mengangkat tangan kanannya ke atas dan tanpa memberikan kesempatan kepada Ling atau Yeoh untuk bereaksi, Cui menggunakan teknik andalannya, “Tian Di!!”

Hanya dengan sekali ayunan tangan ke bawah, semua pemandangan dan area di sekeliling mereka bertiga berubah. Mereka tak lagi berada di dalam aula tapi sedang berada di sebuah tempat yang menyerupai sebuah puncah kawah gunung berapi.

Sekalipun ini semua hanya ilusi, tapi Ling dan Yeoh bisa merasakan uap panas menggelegak yang datang dari kawah di bawah sana.

“Cui, ini hanya ilusi, aku sudah lama mengetahui trik dari teknik Tian Di andalanmu. Ilusi ini tak ada gunanya bagiku. Tak ada yang mengalahkan kekuatan sejati,” gumam Ling dan seluruh tubuhnya diselimuti oleh cahaya keemasan.

“Golden Arhat!!” teriak Ling.

Ling mengepalkan kedua tangannya lalu memukulkannya sekuat tenaga ke arah kiri dan kanannya.

“Shatter!!” teriak Ling saat mengayunkan kedua pukulannya.

Seperti sebuah kaca yang dihantam dengan menggunakan palu sekuat tenaga, titik dimana kedua pukulan Ling mendarat, retak dan pecah berkeping-keping seketika. Seiring dengan pecahnya ruang ilusi ini, suara dentuman yang bersahut-sahutan terdengar dari berbagai arah terdengar memekakkan telinga.

Ling berhasil menggagalkan teknik Tian Di yang digunakan oleh Cui dengan kekuatannya.

Ling melihat kearah sekelilingnya dan menemukan kalau dirinya sudah kembali berada di Aula tempat tadi dirinya berada.

Tapi ada yang aneh dengan keadaan di sekelilingnya.

Tak ada satu pun orang selain dirinya. Tak ada juga bekas tubuh bergelimpangan atau darah berceceran di lantai. Tak ada kursi dan meja yang porak poranda. Tak ada apa pun disini.

Hanya ada ruangan Aula yang kosong dan Ling yang berdiri seorang diri.

Seorang diri.

Cui dan Yeoh tak ada lagi bersamanya.

“Humph!!” dengus Ling kesal.

Sama seperti tadi, Ling menggunakan seluruh kekuatannya dan kali ini memukul lantai yang ada di bawah kakinya sekuat tenaga. Seperti kaca yang retak kemudian pecah, lantai yang diinjak oleh Ling hancur berkeping-keping disertai suara memekakkan telinga. Ruang Ilusi ini pun kembali hancur seperti tadi.

Ling menemukan dirinya berada di sebuah puncak gunung yang sangat indah dan berada di atas awan. Di sekelilingnya banyak terdapat gunung-gunung serupa dan terlihat mistis seperti dalam kisah dunia langit yang sering ditulis oleh para penulis cerita xianxia.

munding:utopiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang