Chapter 69 - Bertemu

3K 209 31
                                    

Seandainya saja, si Kunoichi ini berniat menyerangnya secara tiba-tiba, Munding tak dapat membayangkan nasibnya.

Teknik yang dipakai oleh Yuki disebut dengan Toton No Jutsu atau teknik transparan. Sesuai namanya, teknik ini menghapus intent dan memberikan kamuflase/ilusi optic yang membuat penggunanya tak terlihat dan tak terdeteksi oleh musuh-musuhnya.

Pada kondisi normal, Yuki tak pernah mengaktifkan jutsu ini dengan kekuatan penuh, sehingga hanya membuatnya terlihat seperti layaknya gadis biasa dan ilusi optic hanya bekerja di bagian wajahnya. Bukan membuat wajahnya menghilang seperti hantu, tapi hanya membuat wajah Yuki tak memberikan kesan apa pun kepada orang yang melihatnya. Karena itu, saat Munding melihatnya tadi, dia sama sekali tak mengenali Yuki.

Tapi ada satu hal yang tidak diketahui oleh Munding, teknik ini bukanlah teknik sembarangan yang bisa dikuasai oleh semua ninja yang berada dalam Klan Takeda. Teknik ini susah dipelajari dan memiliki batasan yang sangat unik, yaitu hanya bisa dipelajari oleh garis keturunan Mochiyuki.

Itulah kenapa selama ini hanya ada dua orang saja di seluruh Jepang yang mampu menggunakan teknik ini dengan tingkatan tertinggi, Mochiyuki Chiyo dan ayahnya. Karena keistimewaan itulah, mereka berdua memiliki posisi penting dalam klan Takeda, bahkan walaupun Yuki hanya memiliki kemampuan petarung inisiasi.

“Yuki?” tanya Munding sambil tersenyum kecut.

“Dimana jemputanmu?” tanya Yuki, lalu setelah terdiam sesaat dia mengulurkan tangannya, “Kedepan, tolong panggil aku Chiyo, Yuki nama keluargaku,” lanjut Yuki, eh Chiyo.

“Kurasa mereka belum datang,” gumam Munding pelan tapi tiba-tiba dia tersadar, tadi Chiyo bertanya dengan menggunakan Bahasa Indonesia.

“Kamu bisa menggunakan bahasa kami?” tanya Munding.

Chiyo menganggukkan kepalanya dan tersenyum, “kurasa ada kesalahan dengan tim Kongzi yang seharusnya menjemputmu. Bagaimana jika Oni ikut dengan rombongan kami?” tanya Chiyo kearah Munding.

Munding berpikir sebentar lalu menganggukkan kepalanya.

Tak lama kemudian mereka berjalan menuju ke beberapa buah sedan berwarna hitam yang diparkir rapi di pinggir jalan. Beberapa orang yang mengenakan setelan jas rapi berwarna hitam dan juga mengenakan kacamata hitam terlihat berdiri tegap di sebelah mobil-mobil itu dengan penuh hormat.

Munding tiba-tiba langsung terbayang film-film Yakuza di televisi.

“Chiyo, ini?” tanya seorang laki-laki paruh baya yang berdiri di sebelah pintu mobil yang sudah dibuka oleh para bodyguard yang menggunakan jas hitam itu.

“Oni, seperti yang sudah aku ceritakan kemarin,” jawab Chiyo sambil membungkukkan badannya.

Munding hanya diam sambil memperhatikan mereka berdua karena dia sama sekali tidak mengerti percakapan yang dilakukan dengan menggunakan bahasa Jepang itu.

Pria itu bernama Takeda Yoshinobu, dia adalah adik dari ketua Klan Takeda saat ini. Dia adalah pemimpin rombongan dari Takeda yang datang kali ini untuk mengikuti gathering yang diadakan oleh Kongzi.

“Hmm,” Yoshi melihat kearah Munding yang sama sekali tidak merasa canggung saat berhadapan dengan dirinya, bahkan ketika dia dikelilingi oleh puluhan anggota Klan Takeda.

“Kamu memang istimewa seperti kata Chiyo,” gumam Yoshi sambil menganggukkan kepalanya ke arah Munding.

Munding membalasnya lalu tak lama kemudian, Yoshi pun menghilang di dalam mobilnya. Ketika Yoshi sudah meninggalkan tempat ini bersama beberapa mobil lainnya, Chiyo mengangkat tubuhnya yang masih membungkuk sejak tadi dan melirik ke arah Munding.

“Sekarang tak ada masalah,” gumam Chiyo sambil tersenyum ke arah Munding.

“Kenapa kamu tak meminta izin terlebih dahulu saat ingin mengajakku?” tanya Munding keheranan.

“Karena aku sebenarnya bukan bawahannya. Kami, keluarga Mochiyuki, mengabdi kepada setiap pemimpin keluarga Takeda, bukan kepada yang lainnya. Aku menghormatinya hanya karena dia memiliki nama Takeda itu saja,” jawab Chiyo lalu mengajak Munding masuk ke dalam mobilnya.

Tak lama kemudian mobil sedan itu sudah melaju membelah jalanan di kota Linyi ini.

“Oni, beristirahatlah! Kita masih ada perjalanan darat sejauh 165 km lagi antara Linyi dan Qu Fu,” kata Chiyo.

Munding pun menganggukkan kepala tanpa suara dan memejamkan matanya. Tidurkah? Tidak, hanya orang gila yang tertidur saat berada di sebelah orang lain yang bisa kapan saja menjadi musuhnya. Munding hanya memejamkan matanya dan meningkatkan persepsi domainnya sepeka mungkin, dia ingin mencoba untuk menemukan solusi untuk teknik milik kunoichi di sebelahnya ini.

=====

“Kak Neo, dia pergi bersama rombongan klan Takeda,” kata salah seorang pemuda yang mengenakan kacamata modis dan sedang berdiri menyender ke dinding bandara.

Sejak awal, dia memang ditugasi oleh Kongzi untuk menjemput tamu yang datang dari Asia Tenggara dan bernama ‘Munding’ itu. Tapi tiba-tiba saja Kak Neo meneleponnya dan menyuruh dia melakukan ini dengan alasan sederhana, ini semua cuma ‘prank’ saja.

Tapi semua berubah menjadi kacau balau saat salah satu gadis dari Klan Takeda mengenali sosok yang sedang dikerjai olehnya dan Munding pun ikut bersama dengan rombongan Takeda. Jika nanti Munding mengadu kepada petinggi Kongzi, bisa dibayangkan nasib si pemuda malang ini.

Si Penjemput ini masih menunggu jawaban dari Neo yang memang menjadi Panitia acara gathering ini. Tapi setelah beberapa menit, tanpa menjawab apa-apa, Neo langsung memutuskan panggilan telepon ini.

Si Penjemput jelas kaget dan mulai ketakutan. Dia kini tidak bisa membayangkan nasibnya sendiri. Secara kasat mata, Kongzi adalah sebuah organisasi yang mencoba untuk mempertahankan tradisi dan peninggalan sejarah Konfusianisme tapi seperti layaknya organisasi lain. Selalu ada dua sisi yang tajam pada sebilah pedang, termasuk Kongzi.

Orang awam tidak pernah mengetahui kalau Kongzi sebenarnya adalah backing terkuat organisasi Triad yang ada di China. Karena itu, si Penjemput sangat ketakutan saat ini. Dia sudah melakukan kesalahan fatal dan jika hal ini sampai ke telinga para petinggi Kongzi, bisa-bisa besok pagi tubuhnya sudah bisa ditemukan mengambang di sungai Yi, karena sesuai namanya Lin Yi memang terletak di dekat sungai Yi.

Di seberang sana.

Neo Kok Keong juga terlihat sedikit panik. Dia sama sekali tak menduga kalau si Udik yang berasal dari kampung dan diundang sendirian itu ternyata mempunyai koneksi dengan Klan Takeda dari Jepang.

Berbeda dengan Munding yang hanya mendapatkan satu undangan saja mewakili negaranya, Klan Takeda mendapatkan 6 kuota undangan dari Kongzi. Dua kuota wajib yang tak bisa diganti orangnya tanpa kesepakatan terlebih dahulu dengan Kongzi dan empat kuota kosong yang bebas diisi oleh siapa saja.

Karena itu, rombongan yang datang dari Klan Takeda terdiri dari 2 orang senior dan 4 orang junior. Chiyo datang ke gathering ini dengan menggunakan kuota kosong bagian dari perwakilan junior klan, bersama 3 orang lainnya. Keempat orang junior yang ikut bersama rombongan Takeda semuanya adalah serigala petarung tahap inisiasi yang merupakan bibit-bibit genius dan merupakan calon-calon pemimpin Klan Takeda yang sedang digembleng oleh Klan.

Dari sini, jelas terlihat bahwa perlakuan yang diterima Munding sangat berbeda dengan perlakuan yang diberikan kepada pihak lain. Dan Munding belum menyadarinya.

=====

Author note:

Satu chapter lagi ya gaess.

munding:utopiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang