Chapter 80 - New Apostle

3.7K 200 37
                                    

“Ini adalah test untukmu,” gumam seorang laki-laki berambut pirang sambil memainkan sebuah koin logam di tangannya.

Koin itu melayang dan berputar-putar di atas telapak tangan si laki-laki dan sesekali akan turun sebelum akhirnya kembali ke tempatnya semula.

“Humph!! Aku tak meminta untuk menjadi Apostle kalian. Kalian yang menginginkanku,” jawab seorang laki-laki menggunakan bahasa Inggris yang lancar tapi dengan logat yang aneh, “jadi aku tak suka ada uji-menguji seperti ini,” lanjutnya sambil mendengus kesal.

“Titis!! Jangan kurang ajar dengan Pemimpin kita,” tegur Knife.

“Terus kau mau apa?” tanya Titis dengan nada arogan sambil mengangkat kepalanya.

Badan Knife bergerak maju dan tangan kanannya meraih ke belakang pinggang, ke arah senjata favoritnya, sebuah pisau Colombia kecil yang selalu dia bawa kemanapun dia pergi.

Titis sendiri juga tak kalah cepat dan tangan kanannya bergerak ke bagian dalam jasnya. Sekejap mata kemudian, Titis sudah menodongkan sebuah pistol ke kening Knife. Tangan Knife sendiri masih berada di samping tubuhnya dan belum sempat terangkat untuk menyerang ke arah Titis.

“Aku pemilik konsep agility. Seharusnya kau tahu di tempat sesempit ini, kau bukan lawanku,” kata Titis dengan nada datar sambil tetap menempelkan pistolnya ke kening Knife.

“Cukup!!” kata Tommy yang sedari tadi masih saja memainkan koin logam di tangannya dan melihat ke arah luar jendela.

Mereka semua sedang berada di dalam sebuah mobil mewah yang sedang diparkir di depan sebuah bangunan yang jaraknya hanya beberapa ratus meter dari Kong Fu Family Mansion yang sedang digunakan oleh organisasi Kongzi untuk mengadakan gathering mereka.

Mobil yang mereka gunakan adalah Mercedes-Benz V Class yang memiliki dua deret kursi yang saling berhadapan di bagian belakang kursi sopir dan memiliki ruangan yang lega. Knife dan Tommy duduk di depan Titis yang berada di sebelah Lee.

Titis mendenguskan napas dan menyimpan kembali pistolnya.

Knife masih menatap tajam ke arah Titis dan tidak menyimpan pisaunya kembali ke belakang pinggang seperti semula. Dia meletakkan pisau itu di atas pangkuannya. Tatapan matanya masih tak beralih dari Titis, seakan tak terima kalau dia baru saja ditodong dengan menggunakan pistol tadi.

“Titis, ini bukan ujian. Anggap saja, memang sudah kewajibanmu untuk melakukan itu,” kata Lee yang duduk di sebelah Titis.

“Kewajibanku? Oke, penuhi dulu kewajiban kalian,” jawab Titis.

Lee hanya tersenyum kecil lalu terlihat asyik dengan handphone di tangannya, beberapa saat kemudian, dia mengangkat kepalanya dan melihat ke arah Titis, “Sudah. Silahkan periksa,” kata Lee.

Titis mengeluarkan handphonenya dan dengan cepat mengonfirmasi kalau pembayaran dari Utopia sudah dia terima. Ketika dia melihat nominal uang yang baru saja masuk ke salah satu rekening bayangan miliknya, Titis tersenyum lebar.

“Oke, aku akan melakukannya,” kata Titis cepat sambil tersenyum puas.

Lee melihat ke arah Tommy dan sang Pemimpin Utopia menganggukkan kepalanya. Lee lalu membuka pintu mobil yang ada di sebelahnya dan puluhan orang berpakaian setelan jas serba hitam dan juga berkaca mata hitam, terlihat menunggu dengan tertib di luar mobil.

“Tugasmu sangat sederhana. Buat kekacauan sebesar mungkin, hancurkan markas mereka, bunuh para tamu undangan, atau apapun itu, makin besar makin bagus, makin kacau makin bagus,” bisik Lee sambil mencium telinga Titis lembut saat laki-laki itu lewat di depannya.

Titis hanya tertawa kecil saat menerima bisikan Lee dan dengan percaya diri keluar dari mobil ke depan puluhan orang yang ada di depannya.

“Aku Apostle Gunman. Mulai saat ini aku yang akan menggantikan Blackhand sebagai pemimpin Divisi Soldier ini,” kata Titis dengan suara tegas dan keras.

Semua orang yang berpakaian jas hitam, celana hitam dan bahkan mengenakan kaca mata hitam itu terlihat diam tanpa memberikan tanggapan apa-apa.

Titis menaikkan alis matanya lalu dia menunjuk ke arah salah satu orang yang berdiri di depannya. Dia seorang serigala petarung inisiasi yang sama sekali tak punya ranking atau mendapatkan codename di dalam Divisi Soldier.

“Kau!! Sini!!” perintah Titis.

Si anggota Divisi Soldier yang dipanggil oleh Titis tak bergeming dan tetap berdiri di tempatnya. Dia sama sekali tak mempedulikan perintah Titis sang Gunman yang kini menjadi pemimpin baru Divisi mereka.

Titis tersenyum menyeringai.

Dooooorrrrrr.

Tiba-tiba terdengar sebuah suara letusan pistol dan tubuh si anggota Divisi Soldier yang tadi dipanggil oleh Titis dan tak menggubrisnya, kini terjatuh ke tanah kehilangan nyawa. Tak ada pistol yang terlihat di tangan Titis, tapi semua tahu kalau Titis lah yang baru saja menembak orang itu.

Titis berjalan pelan disaksikan oleh mata semua orang yang ada di tempat ini.

Saat ini, seolah-olah tak ada bunyi suara apa pun yang dapat mereka dengar kecuali suara langkah kaki Titis yang berjalan mendekati korbannya. Tommy melihat ke arah Titis dengan tatapan penasaran dan takjub. Ini sebuah pertunjukan yang menarik baginya.

Lee melihat tak percaya ke arah Titis. Ini kali pertama seorang Apostle membunuh anggota Divisinya secara terbuka di depan anggota Divisi yang lain, bahkan di depan sang Pemimpin Utopia dan Apostle lainnya.

Titis seakan tak peduli dengan semuanya. Ketika Titis sampai ke samping tubuh si korban yang malang, Titis membungkuk dan mengambil kacamata hitam yang dipakai oleh tubh tanpa nyawa itu.

Titis menemukan sedikit noda darah di kacamata itu lalu menggunakan jas hitam milik jasad itu untuk membersihkan noda darah tadi. Setelah puas dengan kebesihan dan penampilan si kacamata hitam, Titis lalu memakainya dengan penuh percaya diri lalu dia pun berdiri.

“Aku melihat kalian semua memakai kacamata hitam. Aku suka penampilan kalian. Tapi aku tadi tak membawa kacamataku, jadi aku berniat meminjamnya kepada dia,” kata Titis sambil menunjuk ke arah mayat di kakinya.

“Demi sebuah kacamata dia kehilangan nyawa. Sayang sekali kan?” kata Titis sambil membetulkan letak kacamata di wajahnya.

Tak sepatah katapun terdengar dari puluhan anggota Divisi Soldier yang berdiri di depan Titis. Titis seakan tak peduli dengan tanggapan mereka lalu dengan sebuah gerakan dia membuka jaket yang dia kenakan.

Di sebelah dalam jaket itu, terdapat beberapa buah pistol dan puluhan magazine yang penuh dengan peluru. Titis mengambil dua buah pistol dengan kedua tangannya dan mengacungkannya kedepan. Lalu tiba-tiba di melepaskannya kedua pistol itu dan tubuhnya bergerak dengan cepat.

Titis terlihat seperti bayangan dan sekejap mata kemudian, dia sudah memegang dua buah pistol baru bahkan sebelum kedua pistol yang pertama tadi jatuh ke tanah.

Cklik. Cklik. Cklik. Cklik.

Rentetan bunyi pelatuk yang ditekan berkali-kali dari empat buah pistol itu terdengar seperti sebuah dentuman meriam di telinga para anggota Divisi Soldier yang melihat kemampuan Titis barusan.

“Namaku Gunman. Aku bisa memakai lebih dari empat buah pistol sekaligus. Aku bisa membengkokkan peluru. Aku juga bisa melubangi kepalamu bahkan sebelum kamu bisa bergerak untuk mengambil senjata,” kata Titis pelan dan keempat pistol tadi sudah kembali menghilang di dalam jaket Titis.

“Aku adalah Apostle kalian, baik kalian setuju atau tidak. Pilhannya cuma dua. Kalian bertarung untukku atau kalian mati di tanganku!!” teriaknya sambil melihat ke arah semua anggota Divisinya satu per satu.

=====

Author note:

Malam ini satu chapter dulu ya gaess.

munding:utopiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang