Chapter 140 - Roda Berputar

2.3K 151 8
                                    

Di mata Nurul, Tian Long hanyalah gumpalan raksasa jutaan bahkan milyaran aliran intent yang saling berkaitan satu sama lain. Di beberapa titik, aliran intent itu akan menjadi sangat rapat sehingga hampir membentuk seperti benda padat, di tempat lain, aliran intent itu seolah-olah merenggang. Tapi satu yang pasti, intent mengalir dari satu titik ke titik yang lain.

Berbeda dengan gunung, tanah, dan air, Nurul melihat manifestasi intent untuk benda-benda mati itu mati, diam, tak bergerak, tak mengalir. Rumput dan pepohonan, terlihat seperti perpaduan antara benda mati dan benda hidup, dengan struktur intent di bagian luar mati tak bergerak dan beberapa aliran intent di sebelah dalam batang pohonnya dari bawah ke atas.

Dan Nurul tersadar bahwa semua yang dilihatnya di Tian Di menyerupai apa yang sesungguhnya ada di dunia nyata. Seandainya saja, aliran intent itu diganti dengan sistem peredaran darah atau sistem saraf, maka…

“Pencipta dunia itu ingin menciptakan dunianya sendiri dengan menggunakan dunia nyata sebagai modelnya,” batin Nurul dalam hati, “Dia ingin menjadi Tuhan.”

“Mungkin sesungguhnya dia sudah menjadi Tuhan, di dalam dunianya,” lanjut Nurul.

Dan tiba-tiba Nurul tercengang sambil menutup mulutnya. Bibirnya bergetar dan dia terlihat berpikir dalam. Tak lama kemudian, dia menggelengkan kepalanya.

Sebuah pemahaman tiba-tiba saja merasuk ke kepala Nurul saat itu.

Bagaimana jika dunia seisinya ini adalah manifestasi intent dari Sang Kuasa?

Bukankah ‘kun’ sudah cukup bagiNya?

Bukankah Dia menciptakan sesuatu dari ketiadaan?

=====

“Apa langkah kita selanjutnya?” tanya Pak Yai kepada Arya dan Dirman yang mengunjungi mereka pagi itu.

“Untuk sementara, kita hanya bisa berharap semoga tak terjadi apa-apa dengan Munding. Kita belum punya cukup kekuatan untuk menyerang sendiri markas Utopia,” jawab Dirman.

“Tapi, bukankah ada kemungkinan kalau saat ini Munding sedang kritis?” tanya Aisah.

“Memang. Tapi kita juga harus percaya kepada kemampuan Munding. Dia spesial dan kita percaya itu. Kalau bagi Biro, yang terpenting saat ini justru kalian. Kami tak ingin ketika Munding pulang, dia tak menemukan ‘rumahnya’ lagi,” jawab Arya.

Semua orang mengangguk tanda mengerti. Memang hanya itu yang mereka bisa lakukan saat ini. Seberapa pun inginnya mereka berbuat sesuatu untuk menyelamatkan Munding, mereka harus menyadari batasan yang mereka miliki. Jangan sampai justru nanti terjadi masalah baru di luar masalah yang sudah ada.

=====

“Tidak!!” jawab seorang laki-laki keturunan China dengan suara keras.

“Seperti inikah balas jasamu untuk kami?” jawab seseorang dari seberang telepon.

Hong hanya terdiam. Dia harus akui, tanpa bantuan dari Triad, sekalipun dengan kemampuan yang dia miliki, dia tak akan bisa menjadi seperti sekarang ini. Tapi, Hong sudah terlalu lama hidup di Indonesia, bahkan dia terlahir di sini dari beberapa generasi leluhurnya yang dulu pertama kali menginjakkan kakinya kesini.

Hong cinta negeri ini. Sekalipun dia tak bisa memungkiri garis DNA yang mengalir dalam tubuhnya dan terlihat jelas dari fisiknya bahwa dirinya berasal dari Tiongkok sana.

Saat ini, Hong mengalami dilema yang luar biasa. Dilema yang sudah dia duga. Saat Hong menerima kabar dari Cynthia bahwa Munding menghilang, dia tahu masalah ini pasti akan datang. Serigala lapar yang berasal dari luar sana dan selalu mengincar dengan tatapan lapar, kini mulai memperlihatkan taring dan cakar mereka.

munding:utopiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang